Market Summary
Pasangan mata uang USD/JPY melemah pada hari Rabu setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi dalam tiga setengah bulan di 149.19. Pelemahan ini terjadi menjelang rilis data PPI AS yang dinilai krusial dalam menentukan arah kebijakan suku bunga The Fed. Sebelumnya, data inflasi yang lebih tinggi akibat tarif impor sempat menekan ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga.
Pasangan USD/JPY diperdagangkan di level 148.65, turun 0.1% dari hari sebelumnya. Meskipun inflasi yang lebih tinggi biasanya mendukung penguatan dolar, pasar tampak mulai mempertimbangkan kembali kemungkinan besar pemangkasan suku bunga oleh The Fed sebelum akhir tahun.
Inflasi Barang Inti Dorong Kenaikan Harga, Tapi Tidak Ubah Pandangan Jangka Menengah
Kenaikan harga barang impor seperti kopi, peralatan audio, dan perabot rumah tangga mendorong inflasi naik pada bulan Juni. Hal ini sempat menguatkan dolar AS dan menaikkan imbal hasil obligasi pemerintah AS, dengan yield 10 tahun mencapai level tertinggi sejak 11 Juni di 4.491% sebelum kembali turun ke 4.48%.
Meskipun inflasi meningkat, pasar masih memperkirakan pemangkasan suku bunga oleh The Fed sebesar sekitar 44 basis poin hingga akhir tahun. Angka ini turun dari 50 basis poin di awal pekan. Sebagian pelaku pasar menilai bahwa karena inflasi masih terkonsentrasi pada barang-barang inti, The Fed tetap memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga. Hal ini juga memudahkan komunikasi kebijakan meskipun inflasi belum sepenuhnya mencapai target.
Yen Melemah ke Level Terendah Sejak April, Sentimen Domestik Campuran
Dari sisi Jepang, yen sempat melemah mendekati level 149 per dolar, terendah sejak awal April. Hal ini dipicu oleh penguatan dolar AS dan ekspektasi bahwa pemangkasan suku bunga oleh The Fed tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Di dalam negeri, sentimen produsen Jepang mengalami sedikit perbaikan pada bulan Juli, didorong oleh pemulihan sektor semikonduktor. Namun, kekhawatiran tetap ada terhadap dampak potensial dari tarif AS terhadap ekspor Jepang. Pelaku pasar kini menantikan data perdagangan dan inflasi dari Jepang yang akan dirilis dalam waktu dekat untuk mendapatkan gambaran lebih lanjut.
Spekulasi Stimulus Fiskal dan Pemotongan Pajak Konsumsi di Jepang
Menjelang pemilu majelis tinggi Jepang pada 20 Juli, spekulasi mengenai stimulus fiskal semakin meningkat. Pemerintah Jepang dikabarkan mempertimbangkan peningkatan belanja negara, termasuk kemungkinan pemotongan pajak konsumsi untuk mendorong momentum ekonomi.
Langkah ini dapat memberikan tekanan tambahan terhadap yen karena pasar akan memperkirakan meningkatnya defisit fiskal dan perlunya pelonggaran kebijakan moneter lanjutan oleh Bank of Japan.
Ketidakpastian Politik AS Juga Membayangi Pergerakan Dolar
Selain faktor ekonomi, tekanan politik di AS turut memengaruhi dolar. Pernyataan dari mantan Presiden Donald Trump yang mengkritik kepemimpinan Federal Reserve meningkatkan kekhawatiran akan potensi gangguan terhadap independensi bank sentral AS. Komentar Trump mengenai penggantian Ketua The Fed juga menimbulkan spekulasi pasar terkait arah kebijakan moneter di masa depan.
Pasar Menanti Rilis Data PPI AS: Dampaknya terhadap Pergerakan USD/JPY
Fokus pasar saat ini tertuju pada rilis data Producer Price Index (PPI) Amerika Serikat yang dijadwalkan keluar pada pukul 19:30 WIB malam ini. Untuk bulan Juni, PPI diperkirakan naik sebesar 0,2%, meningkat dari 0,1% pada bulan sebelumnya. Hal serupa juga diantisipasi pada data core PPI, yang diproyeksikan tumbuh 0,2%, lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,1%.
Jika data aktual lebih tinggi dari ekspektasi, hal ini berpotensi memperkuat dolar AS dan mendorong pelemahan lanjutan pada yen Jepang. Sebaliknya, data yang lebih lemah dari perkiraan bisa membuka peluang penguatan yen terhadap dolar.
Analisis Teknikal
Menurut analisis Trading Central, pergerakan USD/JPY masih menunjukkan kecenderungan bullish pada time frame H4, dengan level pivot berada di 148.25. Selama harga bertahan di atas level 148.25, potensi kenaikan masih terbuka. Arah selanjutnya mengincar area resistance di kisaran 149.60 hingga 150.30.
Sebaliknya, jika harga turun dan menembus di bawah 148.25, tekanan jual kemungkinan berlanjut. Target penurunan berada di area support 147.90 hingga 147.55.
Resistance 1: 149.60 Resistance 2: 150.00 Resistance 3: 150.30
Support1: 148.25 Support 2: 147.90 Support 3: 147.55
Dapatkan update seputar trading di tpfx.co.id . Buka akun demonya disini GRATISS. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda.