Market Summary
Pasangan mata uang USD/JPY menguat menjelang pemilu Jepang, yang dijadwalkan berlangsung pada Minggu, 20 Juli. Ketidakpastian hasil pemilu Jepang menjadi faktor utama pelemahan yen dalam pekan ini. Yen Jepang tertekan menjelang pemilihan anggota majelis tinggi Jepang pada Minggu (20 Juli), di mana koalisi partai berkuasa dikabarkan berada dalam posisi rawan kehilangan mayoritas.
Pelemahan yen ini dipicu oleh ketidakpastian politik domestik yang berpotensi timbul jika koalisi Liberal Democratic Party (LDP) dan Komeito gagal mempertahankan dominasi. Situasi tersebut dapat mempersulit stabilitas kebijakan ekonomi Jepang, termasuk dalam perundingan dagang yang sedang berlangsung dengan Amerika Serikat.
Yen Melemah Menjelang Pemilu
Pelaku pasar menyoroti bahwa level psikologis 150 per dolar AS berisiko ditembus apabila hasil pemilu menunjukkan kekalahan signifikan bagi pemerintah Jepang. Ketidakpastian tersebut kemungkinan diperparah oleh rendahnya likuiditas pasar karena libur nasional di Jepang pada hari Senin.
Lebih jauh, adanya spekulasi belanja fiskal tambahan oleh partai-partai oposisi yang mengusung dukungan rumah tangga dapat mendorong kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Jepang dan memicu penjualan lanjutan terhadap yen.
Dolar AS Menguat Didukung Data Ekonomi Positif
Sementara itu, penguatan USD juga ditopang oleh serangkaian data ekonomi AS yang kuat. Data penjualan ritel bulan Juni menunjukkan rebound yang lebih tinggi dari perkiraan. Sementara itu, klaim tunjangan pengangguran awal turun ke level terendah dalam tiga bulan terakhir.
Data inflasi juga menunjukkan lonjakan harga tertinggi dalam lima bulan. Ini mengindikasikan bahwa dampak tarif impor mulai terasa, mendorong kenaikan harga barang. Akibatnya, ekspektasi pelonggaran suku bunga oleh Federal Reserve menurun. Pasar kini memperkirakan pemotongan suku bunga sekitar 45 basis poin untuk sisa tahun ini, turun dari 50 bps di awal minggu.
Ketegangan Dagang dan Kritik Terhadap The Fed
Situasi politik dan fiskal di AS juga turut membentuk sentimen pasar. Meski Presiden Donald Trump menepis laporan bahwa ia akan memecat Ketua The Fed Jerome Powell, ia terus melancarkan kritik atas kebijakan suku bunga yang dianggap tidak cukup akomodatif.
Meskipun demikian, Indeks Dolar AS (DXY) masih bertahan kuat di kisaran tertinggi tiga minggu, sedikit di bawah 99.00, mencerminkan minat investor terhadap dolar di tengah ketidakpastian global.
Negosiasi Dagang Jepang-AS Belum Membuahkan Hasil
Dari sisi Jepang, hubungan dagang dengan AS juga menjadi tekanan tersendiri bagi yen. Tokyo masih berusaha menghindari ancaman tarif 25% yang bisa dikenakan AS mulai 1 Agustus. Negosiasi antara pejabat dagang Jepang dan AS masih menemui jalan buntu. Isu utama yang belum terselesaikan adalah tarif mobil dan produk pertanian, yang tergolong sensitif.
Kondisi ini semakin membebani prospek yen dalam jangka pendek. Hal ini disebabkan oleh ketidakpastian politik dalam negeri dan tekanan eksternal dari negosiasi dagang yang belum menunjukkan kemajuan.
Analisis Teknikal
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pasangan USD/JPY masih berpotensi melanjutkan tren bearish pada time frame H4. Level pivot berada di 149.00. Selama harga tetap di bawah level ini, tekanan jual diperkirakan berlanjut. Target penurunan berada di area support 148.25 hingga 147.75.
Sebagai skenario alternatif, jika harga menembus dan bertahan di atas 149.00, tren bisa berbalik naik. Potensi kenaikan mengarah ke zona resistance 149.20 hingga 149.50.
Resistance 1: 149.00 Resistance 2: 149.20 Resistance 3: 149.50
Support1: 148.25 Support 2: 148.00 Support 3: 147.75
Dapatkan update seputar trading di tpfx.co.id . Buka akun demonya disini GRATISS. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda.