Market Summary
Ketidakpastian ekonomi global dan kebijakan The Fed kembali mendominasi perhatian pasar keuangan pada awal Agustus 2025. Tekanan meningkat setelah data ketenagakerjaan AS menunjukkan hasil jauh di bawah ekspektasi, memicu kekhawatiran akan resesi dan mendorong spekulasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada bulan September.
Pasar global mengalami tekanan signifikan pada hari Jumat setelah data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) menunjukkan hasil yang jauh di bawah ekspektasi. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan hanya 73.000 pekerjaan non-pertanian (nonfarm payrolls) tercipta bulan lalu, jauh lebih rendah dari perkiraan sebesar 110.000. Selain itu, data bulan Juni direvisi turun drastis dari 147.000 menjadi hanya 14.000.
Hasil ini memicu kekhawatiran resesi dan meningkatkan spekulasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada bulan September. Berdasarkan alat FedWatch dari CME Group, peluang pemangkasan suku bunga naik tajam dari 37,7% menjadi 87,5% hanya dalam sehari.
Ketegangan Politik dan Kebijakan Fed Menambah Tekanan
Setelah data pekerjaan dirilis, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa ia memerintahkan pemecatan Komisaris Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) Erika L. McEntarfer, yang merupakan nominasi dari pemerintahan sebelumnya. Tak lama kemudian, Gubernur Federal Reserve Adriana Kugler juga mengumumkan pengunduran diri lebih awal dari jabatannya, efektif mulai 8 Agustus.
Pasar menanggapi dua berita ini secara negatif, karena dianggap dapat merusak independensi Federal Reserve dan menambah ketidakpastian arah kebijakan moneter AS. Ketergantungan terhadap otoritas bank sentral yang independen menjadi faktor penting dalam menjaga kepercayaan terhadap dolar AS.
Pasar Saham Global dan AS Terkoreksi Tajam
Indeks saham global MSCI (.MIWD00000PUS) turun 1,32% menjadi 917,39—penurunan harian terbesar sejak pertengahan April. Indeks sudah berada dalam tekanan setelah pengumuman tarif baru oleh Trump pada hari sebelumnya, dan data pekerjaan yang lemah semakin memperdalam koreksi tersebut.
Di Wall Street, ketiga indeks utama mencatatkan penurunan tajam:
- Dow Jones turun 1,23% (542,40 poin) ke 43.588,58
- S&P 500 jatuh 1,60% (101,38 poin) ke 6.238,01, penurunan harian terbesar sejak 21 Mei
- Nasdaq Composite anjlok 2,24% (472,32 poin) ke 20.650,13, penurunan harian terdalam sejak 21 April
Sementara itu, indeks pan-Eropa STOXX 600 juga turun 1,89%, mencatat penurunan harian terbesar sejak 9 April.
Kebijakan Tarif Baru Trump Picu Ketegangan Dagang
Ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global dan kebijakan The Fed terus menekan pasar, terutama setelah Presiden Trump memperkenalkan tarif baru terhadap mitra dagang utama AS.
Presiden Trump mengumumkan tarif baru antara 10% hingga 41% terhadap berbagai negara mitra dagang utama AS. Tarif terhadap barang dari Kanada dinaikkan menjadi 35%, sementara India dikenakan tarif 25%, Taiwan 20%, Thailand 19%, dan Korea Selatan 15%. Hanya Meksiko yang diberi kelonggaran 90 hari untuk negosiasi ulang.
Langkah ini memperburuk sentimen pasar yang sudah tertekan oleh lemahnya data ekonomi dan ketidakpastian kebijakan bank sentral.
Kebijakan The Fed di Tengah Tekanan Politik dan Data Lemah
Dolar AS melemah signifikan terhadap mata uang utama dunia akibat meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga dan kekhawatiran terhadap independensi Fed. Indeks dolar turun 1,37% ke 98,66. Euro menguat 1,52% menjadi $1,1589, sementara yen Jepang menguat tajam 2,26% terhadap dolar AS, menjadi 147,32 per dolar.
Pasar memandang dinamika politik yang melibatkan Fed dan BLS sebagai sinyal negatif terhadap kredibilitas institusi-institusi ekonomi AS, yang selama ini menjadi penopang kekuatan dolar.
Imbal Hasil Obligasi AS Turun Drastis
Imbal hasil obligasi pemerintah AS mengalami penurunan tajam seiring ekspektasi penurunan suku bunga:
- Imbal hasil obligasi 10-tahun turun 14 basis poin ke 4,22%
- Obligasi 30-tahun turun 6,4 basis poin ke 4,82%
- Obligasi 2-tahun, yang sangat sensitif terhadap ekspektasi suku bunga, anjlok 26,1 basis poin ke 3,69%
Penurunan imbal hasil ini menunjukkan meningkatnya permintaan terhadap aset aman di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. Imbal hasil obligasi AS yang turun tajam mencerminkan meningkatnya kekhawatiran terhadap ketidakpastian ekonomi global dan kebijakan The Fed, serta arah moneter ke depan.
Harga Minyak dan Emas Reaktif terhadap Sentimen Pasar
Harga minyak dunia turun tajam sekitar 2,8% karena kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global dan kemungkinan peningkatan produksi dari OPEC+.
- Minyak mentah AS (WTI) ditutup turun $1,93 (-2,79%) menjadi $67,33 per barel
- Brent turun $2,03 (-2,83%) menjadi $69,67 per barel
Sebaliknya, emas mengalami reli ke level tertinggi dalam satu minggu, karena investor mencari aset lindung nilai di tengah gejolak pasar dan spekulasi pelonggaran kebijakan moneter. Harga emas spot naik 2,14% menjadi $3.360,45 per ons. Pelaku pasar bereaksi terhadap kombinasi antara pelemahan ekonomi global dan arah kebijakan The Fed yang belum pasti.
WEEK AHEAD
(04 – 08 Juli 2025)
Memasuki minggu kedua bulan Agustus, pelaku pasar akan dihadapkan pada kombinasi faktor yang bisa mengguncang sentimen investasi global. Ketidakpastian ekonomi global dan kebijakan The Fed terus menjadi faktor utama yang memengaruhi arah pasar. Ketegangan geopolitik kembali meningkat setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan gelombang tarif baru pada 1 Agustus lalu. Di tengah kondisi ini, musim laporan keuangan perusahaan besar terus berlanjut, dan sejumlah keputusan penting dari bank sentral dunia akan menjadi sorotan utama. Berikut rangkuman agenda ekonomi dan pasar utama yang akan mempengaruhi pergerakan global, dibagi berdasarkan kawasan.
Amerika
Di Amerika Serikat, investor akan terus mencermati perkembangan perang dagang sekaligus merespons laporan keuangan dari sejumlah perusahaan papan atas, termasuk Palantir Technologies, Walt Disney, Uber, Caterpillar, Pfizer, AMD, Amgen, McDonald’s, Eli Lilly, Arista Networks, Gilead Sciences, ConocoPhillips, dan Vertex Pharmaceuticals. Laporan-laporan ini akan memberikan gambaran lebih lanjut mengenai kondisi fundamental sektor korporasi di tengah ketidakpastian ekonomi.
Selain itu, pasar juga akan menantikan pernyataan dari beberapa pejabat Federal Reserve, terutama setelah rilis data tenaga kerja yang lebih lemah dari perkiraan pada pekan sebelumnya menimbulkan ekspektasi pemangkasan suku bunga pada bulan September. Data ekonomi utama yang akan dirilis meliputi ISM Services PMI yang diperkirakan menunjukkan laju ekspansi sektor jasa tercepat dalam tiga bulan terakhir, pesanan pabrik Juni yang diprediksi turun 5,2% setelah melonjak 8,2% di bulan Mei, serta neraca perdagangan yang diperkirakan akan menyempit tajam karena penurunan impor. Estimasi awal produktivitas dan biaya tenaga kerja kuartal II serta data kredit konsumen juga dijadwalkan keluar.
Di kawasan Amerika lainnya, Bank Sentral Meksiko diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin. Sementara dari Kanada, pasar akan menantikan laporan ketenagakerjaan, neraca perdagangan, serta indeks Ivey PMI. Di Meksiko, angka inflasi akan menjadi sorotan, sedangkan Brasil akan merilis data perdagangan terbaru.
Eropa
Perhatian utama di kawasan ini akan tertuju pada Bank of England, yang secara luas diperkirakan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4%. Pergeseran fokus dari tekanan inflasi menuju kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan ekonomi menjadi alasan utama di balik keputusan tersebut. Sementara itu, di Inggris sendiri, rilis data ekonomi cenderung terbatas, dengan indeks harga rumah Halifax menjadi indikator utama yang dinantikan.
Di zona euro, Jerman diperkirakan akan mencatat pemulihan dalam pesanan pabrik setelah pelemahan sebelumnya. Namun, produksi industri kemungkinan masih menunjukkan kontraksi, seiring lemahnya permintaan eksternal. Surplus perdagangan dari negara ekonomi terbesar Eropa ini diproyeksi relatif stabil, mencerminkan ketidakseimbangan yang masih terjadi dalam neraca ekspor-impor. Di Prancis, output industri diprediksi naik setelah dua bulan mengalami kontraksi, sementara di Italia dan Spanyol, PMI sektor jasa diperkirakan masih berada di zona ekspansi.
Di negara Eropa lainnya, inflasi di Swiss diperkirakan tetap datar pada 0,1%, dan indeks manufakturnya mungkin akan meningkat ke level mendekati ekspansi. Dari Turki, inflasi bulanan diperkirakan meningkat 2,4%, namun laju inflasi tahunan justru melambat menjadi 34,05%—terendah sejak November 2021. Data penting lainnya di kawasan ini mencakup penjualan ritel dan harga produsen di zona euro, pengangguran di Spanyol dan Prancis, serta neraca perdagangan Italia.
Asia dan Australia
Dari Asia, fokus utama tertuju pada Tiongkok. Negara ini dijadwalkan merilis data perdagangan Juli, yang diperkirakan menunjukkan penyempitan surplus perdagangan menjadi sekitar USD 103,5 miliar. Data inflasi dan PMI jasa Caixin juga akan diawasi ketat, mengingat indikator ini memberikan gambaran kondisi permintaan domestik di tengah perlambatan ekonomi. Angka neraca berjalan juga akan menjadi perhatian pelaku pasar.
Di Jepang, investor akan mencermati notulen rapat kebijakan Bank of Japan serta data pengeluaran rumah tangga, indeks ekonomi utama, survei Eco Watchers, dan PMI jasa versi final. India dijadwalkan mempertahankan suku bunga acuannya di 5,5% pada pertemuan bank sentral minggu ini, di tengah inflasi yang mulai terkendali namun pertumbuhan yang masih moderat.
Sementara itu, Australia akan merilis neraca perdagangan yang diperkirakan menunjukkan surplus lebih besar, didukung oleh peningkatan ekspor. Data pengeluaran rumah tangga dan aktivitas industri juga akan memberi wawasan tambahan terkait kondisi ekonomi domestik.
Data Mingguan Perdagangan Emas (28 Juli – 01 Agustus 2025)
Open : 3.324,71 High : 3.361,29 Low : 3.267,98 Close : 3.360,40 Range : 93,31
GOLD PRE ANALYSIS
WEEKLY VALUE AREA
WEEKLY SUPPORT | WEEKLY RESISTANCE |
S1 3.298 | R1 3.392 |
S2 3.237 | R2 3.423 |
S3 3.205 | R3 3.485 |
Gold Outlook : Bullish
Data Mingguan Perdagangan US Crude Oil (28 Juli – 01 Agustus 2025)
Open : 65,09 High : 70,50 Low : 65,08 Close : 67,17 Range : 5,42 OIL PRE ANALYSIS
WEEKLY VALUE AREA
WEEKLY SUPPORT | WEEKLY RESISTANCE |
S1 64,67 | R1 70,09 |
S2 62,16 | R2 73,00 |
S3 59,25 | R3 75,51 |
Oil Outlook : Bearish
Dapatkan update seputar Pasar saham global trading di tpfx.co.id . Buka akun demonya disini GRATISS. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda.
Selamat trading dan semoga sukses!