Sorotan Pasar Global
Sorotan pasar global akhir minggu lalu salah satunya adalah Indeks saham global MSCI yang ditutup sedikit lebih tinggi pada perdagangan Jumat, setelah sehari sebelumnya mencatat rekor penutupan tertinggi. Pergerakan positif ini terjadi meski imbal hasil obligasi pemerintah AS kembali naik, setelah sempat turun sehari sebelumnya karena meningkatnya ekspektasi bahwa bank sentral AS, Federal Reserve, akan segera memangkas suku bunga.
Kenaikan tipis indeks global mencerminkan sikap hati-hati investor menjelang pertemuan The Fed pada 17 September mendatang. Pasar kini memperkirakan kemungkinan besar akan ada pemangkasan suku bunga secara berturut-turut, namun sebagian analis menilai valuasi saham sudah bergerak terlalu jauh di depan ekspektasi kebijakan moneter.
Sentimen Konsumen AS Melemah dan Ekspektasi Inflasi Naik
Sorotan pasar global lainnya adalah data terbaru dari University of Michigan menunjukkan bahwa sentimen konsumen AS pada September melemah untuk bulan kedua berturut-turut, turun ke level terendah sejak Mei. Laporan tersebut mencatat meningkatnya kekhawatiran masyarakat terhadap kondisi bisnis, pasar tenaga kerja, serta tekanan inflasi yang berkelanjutan.
Ekspektasi inflasi satu tahun ke depan tetap berada di level 4,8 persen, sementara ekspektasi inflasi lima tahun justru naik menjadi 3,9 persen dari bulan sebelumnya yang berada di 3,5 persen. Kenaikan ekspektasi inflasi jangka panjang ini menimbulkan kekhawatiran bahwa konsumen akan menyesuaikan perilaku belanja mereka, sehingga dapat memperpanjang tekanan inflasi di perekonomian. Hal ini turut mendorong imbal hasil obligasi AS bergerak lebih tinggi.
Wall Street Beragam Setelah Rekor
Perdagangan di Wall Street berakhir bervariasi pada Jumat. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,59 persen menjadi 45.834,22 poin, sementara S&P 500 melemah tipis 0,05 persen ke 6.584,29 poin. Sebaliknya, Nasdaq Composite justru naik 0,45 persen ke 22.141,10 poin, sekaligus mencetak rekor penutupan baru.
Secara mingguan, ketiga indeks utama mencatatkan kinerja positif: S&P 500 naik 1,59 persen, Nasdaq menguat 2,03 persen, dan Dow Jones bertambah 0,95 persen. Investor menilai data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan tidak cukup menggoyahkan optimisme, terutama setelah laporan terpisah menunjukkan kenaikan tajam klaim pengangguran di AS.
Pergerakan Mata Uang dan Obligasi
Di pasar valuta asing, dollar AS menguat tipis setelah sebelumnya melemah akibat lonjakan klaim pengangguran. Indeks dollar yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama naik 0,05 persen ke 97,60. Dollar menguat 0,26 persen terhadap yen ke 147,58, sementara euro bergerak stabil di level 1,1735 dollar AS.
Bank Sentral Eropa (ECB) pada pertemuan Kamis lalu mempertahankan suku bunga dan menyatakan kebijakan berada di posisi yang “tepat”. Namun, beberapa sumber menyebutkan bahwa pertemuan Desember akan menjadi waktu yang realistis untuk mempertimbangkan pemangkasan lebih lanjut guna menopang pertumbuhan ekonomi. Dari Inggris, ekonomi mencatat nol pertumbuhan pada Juli, dengan penurunan tajam output pabrik, sehingga membebani pergerakan sterling yang melemah ke 1,356 dollar AS.
Di pasar obligasi, imbal hasil Treasury AS naik menjelang pertemuan The Fed. Yield obligasi 10 tahun meningkat 5,1 basis poin ke 4,062 persen, sementara obligasi 30 tahun naik 2,7 basis poin ke 4,6776 persen. Obligasi 2 tahun yang sensitif terhadap arah kebijakan moneter naik 2,9 basis poin ke 3,558 persen.
Komoditas: Minyak dan Emas Menguat
Harga minyak dunia ditutup menguat setelah serangan drone Ukraina menghentikan sementara aktivitas pemuatan di pelabuhan terbesar Rusia bagian barat. Meski demikian, kenaikan harga terbatas karena masih ada kekhawatiran terhadap permintaan minyak dari AS. Minyak mentah WTI ditutup naik 0,51 persen ke 62,69 dollar per barel, sedangkan Brent menguat 0,93 persen ke 66,99 dollar per barel.
Sorotan pasar global lainnya juga tertuju pada harga emas yang melanjutkan tren penguatan dengan mencatat kenaikan mingguan keempat berturut-turut. Harga emas spot naik 0,3 persen ke 3.644,67 dollar AS per ons, mendekati rekor tertinggi 3.673,95 dollar AS yang tercatat pada awal pekan. Investor terus memburu aset safe haven ini karena mengantisipasi pemangkasan suku bunga The Fed.
WEEK AHEAD
(15 – 19 September 2025)
Arah Pasar ke Depan
Minggu depan, perhatian investor global akan tertuju pada serangkaian keputusan kebijakan moneter di tengah ketidakpastian mengenai prospek pertumbuhan, utang, dan arus perdagangan dunia. Federal Reserve (The Fed) menjadi sorotan utama dengan keputusan suku bunga dan publikasi Summary of Economic Projections. Selain itu, sejumlah bank sentral utama dunia seperti Bank of Japan (BoJ), Bank of England (BoE), dan Bank of Canada (BoC) juga akan menyampaikan keputusan kebijakannya.
Selain kebijakan moneter, perhatian pasar juga akan tertuju pada pertemuan pejabat Amerika Serikat dan China untuk melanjutkan pembahasan hubungan dagang. Dari sisi data, rilis penting yang ditunggu adalah penjualan ritel dan produksi industri AS, sementara inflasi menjadi fokus di Inggris, Kanada, dan Jepang. Data perdagangan dari Eurozone, Jepang, dan Australia, serta paket data bulanan dari China akan menambah warna dinamika pekan depan.
Amerika
Di Amerika Serikat, perhatian pasar akan tertuju pada keputusan kebijakan moneter Federal Reserve. Publikasi proyeksi ekonomi terbaru dan konferensi pers Ketua Jerome Powell juga menjadi sorotan. Pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,00%–4,25%. Namun, sebagian pelaku pasar mempertimbangkan kemungkinan pemangkasan lebih agresif sebesar 50 basis poin. Jika benar terjadi, langkah ini akan menjadi pemangkasan pertama sejak Desember lalu. Kebijakan ini juga akan membawa suku bunga ke level terendah sejak November 2022.
Data ekonomi yang menyertai pekan ini diperkirakan menunjukkan kondisi tenaga kerja yang mendingin lebih cepat dari ekspektasi, sementara dampak inflasi akibat tarif impor masih belum signifikan. Penjualan ritel diproyeksikan naik 0,3% pada Agustus, menandai kenaikan tiga bulan beruntun, sementara produksi industri kemungkinan stagnan. Data tambahan yang juga akan diperhatikan mencakup harga perdagangan luar negeri, pembangunan rumah baru dan izin mendirikan bangunan, inventori bisnis, indeks pasar perumahan NAHB, arus modal jangka panjang (TIC), serta survei manufaktur regional dari New York dan Philadelphia.
Di Kanada, Bank of Canada (BoC) diperkirakan memangkas suku bunga 25 basis poin seiring lemahnya pasar tenaga kerja, investasi, dan pertumbuhan pendapatan. Selain itu, data inflasi, penjualan ritel, dan perumahan akan menjadi sorotan.
Eropa
Di Inggris, Bank of England diperkirakan mempertahankan suku bunga stabil setelah pemangkasan pada Agustus. Inflasi Agustus diperkirakan meningkat menjadi 3,9%, level tertinggi sejak Januari 2024. Tingkat pengangguran diproyeksikan bertahan di 4,7%, level tertinggi sejak Juli 2021, sementara penjualan ritel diperkirakan kembali tumbuh untuk bulan ketiga berturut-turut.
Di Jerman, indeks sentimen ekonomi ZEW diperkirakan menurun untuk bulan kedua berturut-turut, mencerminkan rapuhnya kepercayaan bisnis. Produsen diperkirakan melaporkan penurunan harga terbesar sejak Mei 2024. Di Euro Area, produksi industri diperkirakan rebound, sementara data final inflasi diperkirakan tetap di 2,1%. Di Prancis, iklim manufaktur kemungkinan melemah ke level terendah dalam 11 bulan. Sementara itu, Norwegia akan mengumumkan keputusan terbaru Norges Bank, dan data tambahan dari kawasan Eropa mencakup harga grosir Jerman serta neraca perdagangan Eurozone, Italia, dan Swiss.
Asia Pasifik
Di Asia, perhatian investor akan tertuju pada China yang akan merilis rangkaian data ekonomi utama. Produksi industri diperkirakan meningkat 5,8% pada Agustus, sedikit lebih tinggi dibanding Juli, sementara penjualan ritel diperkirakan naik 3,8%. Namun, investasi aset tetap kemungkinan melambat dengan kenaikan hanya 1,4%. Selain itu, data tingkat pengangguran dan harga perumahan juga akan dirilis.
Secara geopolitik, Wakil Perdana Menteri He Lifeng dijadwalkan bertemu dengan delegasi Amerika Serikat di Spanyol. Pertemuan ini akan membahas hubungan dagang, termasuk kebijakan tarif. Dari Jepang, Bank of Japan diperkirakan tetap menahan suku bunga acuan di 0,5% di tengah ketidakpastian global. Data perdagangan Jepang kemungkinan masih lemah, dengan ekspor dan impor yang tertekan. Inflasi inti diperkirakan melandai ke 2,7%, level terendah sejak November 2024.
Australia akan merilis laporan ketenagakerjaan pada Agustus. Sementara itu, Selandia Baru dijadwalkan mengumumkan data ekonomi penting, mencakup PDB kuartal kedua dan neraca perdagangan terbaru.
Data Mingguan Perdagangan Emas ( 08 – 12 September 2025)
Open : 3.583,86 High : 3.674,74 Low : 3.579,45 Close : 3.642,72 Range : 95,29
GOLD PRE ANALYSIS
WEEKLY VALUE AREA
WEEKLY SUPPORT | WEEKLY RESISTANCE |
S1 3.590 | R1 3.685 |
S2 3.537 | R2 3.728 |
S3 3.495 | R3 3.780 |
Gold Outlook : Bullish
Data Mingguan Perdagangan US Oil (08 – 12 September 2025)
Open : 62,15 High : 64,07 Low : 61,68 Close : 62,65 Range : 2,39 OIL PRE ANALYSIS
WEEKLY VALUE AREA
WEEKLY SUPPORT | WEEKLY RESISTANCE |
S1 61,53 | R1 63,92 |
S2 60,41 | R2 65,19 |
S3 59,14 | R3 66,31 |
Oil Outlook : Bearish
Dapatkan update seputar Pasar saham global trading di tpfx.co.id . Buka akun demonya disini GRATISS. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda.
Selamat trading dan semoga sukses!