Saham Global Bertahan di Area Rekor
Ringkasan Pasar & Proyeksi Ekonomi 29 Des 2025 – 02 Jan 2026 menunjukkan pasar saham Amerika Serikat menutup perdagangan akhir pekan di dekat level tertinggi sepanjang masa. Pergerakan indeks cenderung terbatas karena aktivitas perdagangan pasca-Natal berlangsung sepi. S&P 500 turun tipis 0,03%, Dow Jones melemah 0,04%, sementara Nasdaq terkoreksi 0,09%. Meski demikian, ketiga indeks utama tersebut tetap mencatat kenaikan mingguan dan berpeluang menutup tahun dengan pertumbuhan dua digit.
Saham-saham teknologi berkapitalisasi besar tetap menjadi penggerak utama kenaikan S&P 500 sepanjang 2025. Namun, investor mulai memperluas eksposur ke sektor siklikal seperti keuangan dan material, sehingga reli pasar menjadi lebih merata dan menopang potensi keberlanjutan tren positif.
Pasar Global dan Asia: Likuiditas Tipis, Arah Tetap Positif
Libur nasional membuat bursa di Australia, Hong Kong, dan sebagian besar Eropa tutup. Meski demikian, bursa yang tetap beroperasi bergerak menuju penutupan tahun di zona hijau. Saham Asia sebelumnya mencatat kenaikan ke level tertinggi dalam beberapa pekan, seiring sentimen risiko yang membaik dan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter global.
Data ekonomi terbaru menunjukkan ketahanan ekonomi Amerika Serikat masih terjaga. Kondisi ini memberikan ruang bagi pasar untuk tetap optimistis, meski ketidakpastian kebijakan tetap membayangi awal 2026.
Emas dan Perak Cetak Rekor di Tengah Ketegangan Geopolitik
Ketegangan geopolitik kembali meningkatkan minat terhadap aset safe haven. Serangan udara Amerika Serikat terhadap militan Islamic State di barat laut Nigeria mendorong harga logam mulia melonjak tajam. Harga perak mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di USD 77,4 per ons, dengan lonjakan lebih dari 167% sejak awal tahun, didukung defisit pasokan dan statusnya sebagai mineral kritis di Amerika Serikat.
Pelemahan dolar AS turut memperkuat daya tarik emas bagi investor global. Harga emas melonjak ke rekor USD 4.549 per ons sebelum terkoreksi tipis, namun tetap bertahan lebih dari 1% lebih tinggi secara harian. Komentar analis menyebutkan reli emas berpeluang berlanjut, didukung permintaan fisik yang kuat serta ketidakpastian geopolitik dan moneter yang masih tinggi.
Minyak Tertekan Isu Pasokan dan Prospek Perdamaian
Berbeda dengan logam mulia, harga minyak justru melemah lebih dari 2%. Pasar merespons kekhawatiran potensi surplus pasokan global dan sinyal kemajuan dalam upaya perdamaian konflik Ukraina. Tekanan ini membuat pelaku pasar bersikap lebih berhati-hati terhadap prospek permintaan energi di awal tahun.
Fokus Kebijakan The Fed dan Arah Dolar AS
Memasuki 2026, investor memusatkan perhatian pada waktu dan skala pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve. Pasar memperkirakan setidaknya dua kali pemangkasan suku bunga sepanjang tahun, meski peluang penurunan sebelum Juni masih dinilai kecil. The Fed sendiri memproyeksikan satu kali pemangkasan tambahan, namun perbedaan pandangan di internal bank sentral meningkatkan ketidakpastian arah kebijakan.
Pasar juga menantikan keputusan Presiden Donald Trump terkait penunjukan Ketua The Fed untuk menggantikan Jerome Powell, yang masa jabatannya berakhir pada Mei. Setiap sinyal terkait kandidat pilihan Trump berpotensi memicu volatilitas pasar dalam pekan mendatang.
Tekanan terhadap dolar AS mendorong penguatan euro, pound sterling, dan franc Swiss. Indeks dolar hanya naik tipis ke level 98,03, mencerminkan sentimen pasar yang masih rapuh terhadap mata uang AS.
Yen Jepang dan Sikap Bank of Japan
Yen Jepang melemah terhadap dolar AS di tengah kewaspadaan pasar terhadap potensi intervensi otoritas. Kondisi likuiditas tipis menjelang akhir tahun sering membuka ruang bagi langkah stabilisasi nilai tukar. Pelemahan yen terjadi meskipun Bank of Japan telah menaikkan suku bunga sesuai ekspektasi pasar.
Data inflasi inti Tokyo pada Desember menunjukkan perlambatan, namun tetap berada di atas target 2% Bank of Japan. Kondisi ini memperkuat peluang kenaikan suku bunga lanjutan, sekaligus menjaga fokus pasar pada arah kebijakan moneter Jepang di awal 2026.
WEEK AHEAD
(31 Des 2025 – 02 Jan 2026)
Agenda Global Menjelang Akhir Tahun
Memasuki akhir Desember hingga awal Januari, pergerakan pasar global diperkirakan berlangsung dalam kondisi likuiditas yang semakin menipis seiring dengan banyaknya libur perbankan di berbagai negara. Meski kalender data relatif terbatas, perhatian pelaku pasar tetap tertuju pada rilis FOMC Meeting Minutes serta data klaim pengangguran AS, yang berpotensi memicu volatilitas pada dolar AS, pasar saham, emas, perak, dan minyak.
Rabu, 31 Desember 2025
Fokus utama pasar pada pertengahan pekan tertuju pada rilis FOMC Meeting Minutes pada dini hari waktu WIB. Dokumen ini berpotensi memberikan gambaran lanjutan terkait sikap kebijakan moneter The Fed, khususnya mengenai arah suku bunga dan penilaian terhadap kondisi inflasi serta pasar tenaga kerja. Pergerakan DXY berpotensi menjadi pemicu lanjutan bagi emas, perak, indeks saham, dan US Oil, meskipun volatilitas bisa teredam oleh suasana akhir tahun.
Di sisi lain, pasar Jepang dan Jerman ditutup sepanjang hari karena libur perbankan, yang dapat menurunkan aktivitas perdagangan pada pasangan mata uang terkait. Pada malam hari, data klaim pengangguran AS diperkirakan naik tipis, sehingga respons pasar cenderung bergantung pada selisih realisasi terhadap ekspektasi.
Kamis, 01 Januari 2026
Seluruh pasar keuangan utama global tutup seiring dengan libur Tahun Baru. Tidak terdapat aktivitas transaksi pada sesi Asia, Eropa, maupun Amerika Serikat, sehingga pasar global praktis berhenti sementara. Kondisi ini membuat tidak ada referensi pergerakan harga yang signifikan hingga perdagangan kembali normal pada hari berikutnya.Jumat, 2 Januari 2026
Jumat, 02 Januari 2026
Libur perbankan masih berlanjut di beberapa negara Asia dan Eropa, termasuk Jepang, China, Swiss, dan Selandia Baru. Dengan belum sepenuhnya pulihnya likuiditas global, pasar cenderung bergerak lebih teknikal dan rentan terhadap fluktuasi tajam meski tanpa pemicu fundamental yang signifikan.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, pekan ini diwarnai oleh minimnya agenda ekonomi berdampak tinggi dan dominasi faktor libur perbankan global. FOMC Meeting Minutes menjadi katalis utama yang patut dicermati, sementara pergerakan selanjutnya kemungkinan besar dipengaruhi oleh kondisi likuiditas tipis dan sentimen teknikal, khususnya pada dolar AS, emas, dan pasar saham.
Data Mingguan Perdagangan Emas (22 – 26 Desember 2025)
Open : 4.339,04 High : 4.549,93 Low : 4.338,06 Close : 4.531,36 Range : 211,87
GOLD PRE ANALYSIS
WEEKLY VALUE AREA
| WEEKLY SUPPORT | WEEKLY RESISTANCE |
| S1 4.396 | R1 4.608 |
| S2 4.261 | R2 4.685 |
| S3 4.184 | R3 4.820 |
Gold Outlook : Bullish
Data Mingguan Perdagangan US Oil (22 – 26 Desember 2025)
Open : 56,64 High : 58,86 Low : 56,64 Close : 56,94 Range : 2,22
OIL PRE ANALYSIS
WEEKLY VALUE AREA
| WEEKLY SUPPORT | WEEKLY RESISTANCE |
| S1 56,10 | R1 58,32 |
| S2 55,26 | R2 59,70 |
| S3 53,88 | R3 60,54 |
Oil Outlook : Bearish
Dapatkan update seputar Pasar saham global trading di tpfx.co.id . Buka akun demonya disini GRATISS. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda.
Selamat trading dan semoga sukses!
Pergerakan emas pada timeframe H4 masih menunjukkan tren bullish, terlihat dari harga yang bertahan di atas SMA 50 dan struktur higher high yang tetap terjaga. Setelah reli kuat, harga saat ini mengalami konsolidasi di atas area support 4.448–4.429, yang sebelumnya berfungsi sebagai resistance, sehingga area tersebut menjadi penopang kenaikan jangka pendek.
Pergerakan US Oil pada timeframe H4 menunjukkan pemulihan yang lebih solid setelah harga berhasil menembus dan bertahan di atas SMA 50 (garis merah) di kisaran 56,83, yang sebelumnya menjadi resistance kunci. Kenaikan berlanjut dengan penembusan resistance 58,12, sehingga area tersebut kini beralih fungsi menjadi support terdekat. Selama harga mampu bertahan di atas 58,12, potensi kenaikan masih terbuka untuk menguji resistance berikutnya di 59,02 hingga 59,62, yang juga berdekatan dengan garis downtrend jangka menengah.
Pada timeframe H4, harga emas masih bergerak dalam tren naik, namun saat ini terlihat tertahan di area resistance 4.500 yang menjadi hambatan kuat dalam kelanjutan penguatan. Kondisi RSI yang sudah berada di area overbought mengindikasikan momentum bullish mulai jenuh, sehingga selama harga belum mampu menembus dan bertahan di atas 4.500, terdapat potensi koreksi jangka pendek menuju area support 4.443–4.450.
Pada timeframe H4, harga US Oil terlihat melanjutkan fase pemulihan setelah berhasil bergerak dan bertahan di atas SMA 50 di kisaran 56,83, yang sebelumnya berperan sebagai resistance dan kini telah beralih fungsi menjadi support. Harga juga mampu menembus resistance 58,12, sehingga area tersebut menjadi support terdekat yang menjaga struktur kenaikan jangka pendek. Dengan kondisi ini, potensi penguatan masih terbuka untuk menguji resistance berikutnya di 59,02, kemudian resistance pada garis downtrend jangka menengah di sekitar 59,62.
Harga emas pada timeframe H4 terlihat melanjutkan tren bullish setelah menembus area pivot point di sekitar 4.412 dan bergerak mendekati resistance R1 di kisaran 4.485, dengan posisi harga yang masih bertahan di atas SMA 50 menandakan momentum kenaikan tetap terjaga.
Pergerakan US Oil pada timeframe H4 terlihat melanjutkan fase pemulihan setelah berhasil menembus resistance 56,83 yang juga bertepatan dengan area SMA 50 dan kini beralih fungsi menjadi support. Setelah penembusan tersebut, harga melanjutkan kenaikan namun masih tertahan di area resistance 58,12, sehingga pergerakan selanjutnya akan sangat bergantung pada kemampuan harga menembus level tersebut.
Pada grafik H4, harga emas masih bergerak dalam tren naik yang terjaga, terlihat dari harga yang bertahan di atas garis trendline naik dan SMA 50 yang terus mengarah ke atas. Setelah menembus area resistance 4.285–4.306 yang kini berfungsi sebagai support, harga cenderung bergerak konsolidatif di kisaran 4.330–4.356.
Pada grafik H4, US Oil masih berada dalam fase downtrend jangka pendek setelah harga turun tajam dan membentuk low di area 54,87. Rebound yang terjadi saat ini terlihat sebagai pergerakan korektif, dengan harga sedang menguji area SMA 50 yang berdekatan dengan resistance 56,83. Selama harga masih tertahan di bawah 56,83, tekanan bearish masih dominan dan membuka peluang penurunan kembali menuju support 55,60 hingga 54,00.
Pada grafik H4, harga emas masih bergerak dalam tren naik dengan harga bertahan di atas SMA 50 dan garis tren naik, namun tekanan beli mulai melemah. RSI membentuk bearish divergence, di mana harga sempat mencetak higher high sementara RSI justru membentuk lower high, sehingga mengindikasikan potensi koreksi jangka pendek.
Pada grafik H4, US Oil masih berada dalam tren bearish setelah harga turun dari area 59,02 dan membentuk low baru di sekitar 54,24. Rebound yang terjadi selanjutnya hanya bersifat korektif dan tertahan di area 56,83 yang berdekatan dengan SMA 50, sehingga area tersebut kini berperan sebagai resistance dinamis.
Pergerakan XAUUSD pada grafik H4 masih menunjukkan bias bullish setelah harga bertahan di atas SMA 50 dan bergerak mengikuti garis tren naik jangka menengah. Harga saat ini berkonsolidasi di atas area support 4.285–4.306, yang sebelumnya berfungsi sebagai area resistance, sehingga selama zona ini mampu dipertahankan, peluang kenaikan lanjutan masih terbuka. Resistance terdekat berada di area 4.356, diikuti zona 4.381–4.400 sebagai target kenaikan berikutnya.
Pergerakan US Oil pada grafik H4 masih berada dalam tekanan bearish setelah harga bergerak di bawah SMA 50 dan membentuk tren turun jangka pendek. Penurunan tajam membawa harga menguji area support 54,87 sebelum terjadi rebound teknikal, namun kenaikan saat ini masih bersifat korektif.
Pada grafik H4, pergerakan harga emas menunjukkan bias bullish yang mulai melambat setelah reli dari area demand 4.265–4.285. Rebound tersebut berhasil mendorong harga menembus area resistance 4.330 dan bertahan di atas SMA 50, yang menegaskan struktur naik masih terjaga. Namun, harga saat ini terlihat berkonsolidasi tepat di atas area breakout tersebut, menandakan hilangnya momentum lanjutan dalam jangka pendek.
Pada grafik H4, pergerakan harga US Oil menunjukkan tekanan bearish yang masih dominan setelah harga turun tajam dan bergerak jauh di bawah SMA 50, yang menegaskan struktur tren turun masih kuat. Penurunan membawa harga menembus area support bertahap hingga berada di bawah pivot point 55,47, menandakan tekanan jual belum mereda.
Pergerakan emas pada grafik H4 masih berada dalam tren bullish, dengan harga bertahan di atas garis tren naik dan SMA 50 yang berada di kisaran 4.245 dan berfungsi sebagai support dinamis. Area merah di sekitar 4.265 – 4.285 merupakan zona demand, yang sebelumnya menjadi area konsolidasi dan kini menopang pergerakan harga setelah breakout. Sementara itu, area hijau di kisaran 4.356 –4.381 merupakan zona supply, yang berpotensi menahan kenaikan lanjutan.
Pergerakan US Oil pada grafik H4 masih menunjukkan tekanan bearish setelah harga turun dan bertahan di bawah SMA 50 yang kini menurun dan berfungsi sebagai resistance dinamis. Penurunan membawa harga masuk ke zona demand di area 56,22–55,95, yang saat ini menjadi penopang sementara pergerakan harga. Selama harga masih tertahan di bawah area resistance 57,59–58,00, potensi rebound cenderung terbatas dan berisiko hanya bersifat korektif.
