Dollar AS Merosot Setelah Sinyal Dovish Powell
Dollar AS anjlok setelah komentar Powell pada pertemuan Jackson Hole, Jumat lalu. Ketua The Fed itu memberi sinyal dovish yang membuat pasar segera memperkirakan pemangkasan suku bunga September, meski tidak memberikan komitmen pasti.
Indeks dollar, yang mengukur nilai tukar dollar terhadap sekeranjang mata uang (termasuk yen Jepang dan euro), turun 0,96% menjadi 97,66 setelah sebelumnya diperdagangkan di sekitar 98,7 sebelum Powell berbicara.
Euro menguat 1,06% ke 1,1728 dollar, menyentuh level tertinggi sejak 28 Juli di 1,1742 dollar. Dollar terhadap yen Jepang melemah 1,08% menjadi 146,77, mencatat penurunan harian terbesar sejak laporan ketenagakerjaan Juli dirilis pada awal bulan.
Powell menyatakan bahwa meski pasar tenaga kerja tampak seimbang, baik permintaan maupun penawaran sama-sama melambat, sehingga risiko pelemahan di sektor ketenagakerjaan semakin meningkat. Ia menegaskan, jika risiko ini terealisasi, dampaknya dapat terjadi dengan cepat.
Komentar Powell yang dovish ini membuat pelaku pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga pada pertemuan The Fed 16–17 September naik menjadi 85% dari sebelumnya 72%. Ekspektasi pemangkasan suku bunga hingga akhir tahun juga naik dari 48 basis poin menjadi 54 basis poin.
Minyak WTI Menguat Tipis, Catat Kenaikan Mingguan Pertama
Harga minyak mentah WTI berakhir naik 0,2% menjadi 63 dolar per barel pada Jumat, membukukan kenaikan mingguan pertama dalam tiga pekan. Sentimen didukung oleh dinamika pasokan dan ketegangan geopolitik yang membuat pasar tetap volatile.
Konflik Ukraina menambah ketidakpastian setelah Rusia melancarkan serangan udara baru, sementara Ukraina menyerang kilang dan stasiun pompa minyak utama, mengganggu pengiriman melalui pipa Druzhba.
Selain itu, data menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun 6 juta barel minggu lalu, jauh lebih besar dari perkiraan, menandakan permintaan kuat dan memberi dukungan pada harga.
Namun, kekhawatiran atas data ekonomi lemah dari Jerman serta potensi kelebihan pasokan pasca-musim panas membatasi kenaikan harga, membuat pergerakan tetap dalam kisaran terbatas.
Harga Emas Bertahan Menguat Setelah Komentar Powell
Harga emas naik ke 3.375 dolar per ons pada perdagangan Jumat, bergerak dalam kisaran sempit setelah berulang kali menguji rekor tertinggi 3.500 dolar per ons sejak April. Sentimen positif dipicu oleh sinyal dovish Federal Reserve serta permintaan kuat terhadap aset safe haven.
Powell menegaskan bahwa risiko terhadap pasar tenaga kerja meningkat, sementara ancaman inflasi masih ada. Hal ini membuka ruang bagi penyesuaian kebijakan moneter berupa pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada keputusan September.
Para pelaku pasar juga meningkatkan taruhan akan adanya tiga kali pemangkasan suku bunga tahun ini, yang mendukung harga logam mulia. Namun, ketegangan geopolitik kembali mencuat setelah Rusia melancarkan serangan drone dan rudal terbesar ke Ukraina dalam lebih dari sebulan, memperlemah harapan kesepakatan damai jangka panjang.
Bursa Saham AS Menguat Kuat Didukung Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga
Bursa saham Amerika Serikat melonjak tajam pada Jumat, memangkas sebagian besar kerugian sepanjang pekan. Komentar Powell di simposium Jackson Hole memperkuat ekspektasi pasar akan pemangkasan suku bunga pada September.
Indeks S&P 500 dan Nasdaq 100 masing-masing naik 1,3%, mendekati rekor tertinggi pekan lalu, sementara Dow Jones melonjak 700 poin. Powell menyebut risiko inflasi kini mulai mereda, sementara risiko terhadap pasar tenaga kerja meningkat, sehingga diperlukan penyesuaian kebijakan.
Meski Powell juga mengingatkan inflasi bisa kembali tidak terkendali, pasar menilai arah kebijakan kini semakin jelas menuju pelonggaran moneter. Sektor teknologi sedikit tertinggal karena kekhawatiran valuasi tinggi, dengan Nvidia bergerak datar menjelang laporan keuangan pekan depan yang dianggap sebagai barometer permintaan global di sektor AI.
Prospek harga Emas Senin | 25 Agustus 2025
Pergerakan emas di time frame H4 terlihat harga saat ini berhasil menembus trendline turun dan juga bergerak di atas SMA 50, mengindikasikan potensi perubahan arah menuju bullish. Level support terdekat berada di area 3.358 – 3.348, sementara resistance kuat ada di 3.379 dan 3.391, dengan target lanjutan di 3.404 jika momentum beli berlanjut.
RSI yang berada di sekitar level 62 juga menunjukkan masih ada ruang penguatan sebelum kondisi overbought. Skenario yang mungkin terjadi adalah koreksi singkat ke area support sebelum melanjutkan kenaikan menuju resistance di 3.391 – 3.404.
GOLD INTRADAY AREA
R1 3.379 R2 3.391 R3 3.404
S1 3.358 S2 3.348 S3 3.339
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 3.360 |
Profit Target Level | 3.379 |
Stop Loss Level | 3.345 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 3.375 |
Profit Target Level | 3.360 |
Stop Loss Level | 3.380 |
Prospek harga US Oil Senin | 25 Agustus 2025
Pergerakan US Oil pada time frame H4 terlihat harga saat ini bergerak mendekati resistance kunci di area 64,08. Selama level ini belum berhasil ditembus, terdapat potensi tekanan jual yang bisa mendorong harga terkoreksi ke support 62,99.
Jika pelemahan berlanjut, area 61,64 menjadi target berikutnya, bahkan 60,06 sebagai support mayor. Namun, apabila harga mampu menembus dan bertahan di atas 64,08, maka momentum bullish berpotensi berlanjut menuju 65,10 hingga 66,37
US Oil INTRADAY AREA
R1 64,08 R2 65,10 R3 66,37
S1 62,99 S2 61,64 S3 60,06
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 63.00 |
Profit Target Level | 64,05 |
Stop Loss Level | 62,50 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 64,05 |
Profit Target Level | 63,00 |
Stop Loss Level | 65,10 |
Dapatkan update seputar pasar dari instrument lainnya di tpfx.co.id . Buka akun demonya disiniGRATISS.
Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda. Selamat trading dan semoga sukses!