Market Summary
Peluang trading WTI jelang rilis data EIA terlihat meningkat setelah harga minyak menguat selama dua hari berturut-turut. Kenaikan sekitar 2% pada Rabu ini didorong oleh kekhawatiran terhadap gangguan pasokan akibat sanksi dan harapan akan kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan China. Selain itu, kabar bahwa pemerintah AS berencana membeli minyak untuk cadangan strategisnya turut memberikan dukungan tambahan pada harga.
Brent naik 2,0% menjadi $62,56 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) menguat 2,1% ke $58,44 per barel. Sebelumnya, harga sempat melemah ke level terendah dalam lima bulan karena meningkatnya suplai global dan kekhawatiran terhadap permintaan akibat tensi perdagangan.
Gangguan Pasokan Dorong Optimisme Pasar
Meskipun sentimen pasar masih cenderung bearish akibat kelebihan pasokan dan lemahnya permintaan, risiko gangguan pasokan di beberapa wilayah seperti Rusia, Venezuela, Kolombia, dan Timur Tengah tetap menjadi faktor penopang harga minyak. Situasi geopolitik yang tidak menentu membuat pasar lebih berhati-hati dan membuka peluang trading WTI jelang rilis data EIA.
Selain itu, penundaan pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin juga memicu kekhawatiran baru terkait stabilitas pasokan energi global. Tekanan dari negara-negara Barat terhadap pembeli Asia untuk mengurangi impor minyak Rusia semakin memperketat situasi pasokan di pasar.
Aktivitas Short Covering dan Aksi Investor
Kekuatan pasar pada pertengahan pekan juga dipengaruhi oleh aktivitas short covering dari para trader. Setelah aksi jual besar di pasar kripto, perbankan regional, hingga logam mulia, sebagian pelaku pasar tampak melakukan pengurangan posisi. Hal ini memberi dorongan tambahan pada harga minyak, yang kini kembali bergerak di atas level $58 per barel.
Di sisi lain, investor terus memantau ketegangan antara AS dan Venezuela. Aksi militer AS terhadap kapal di perairan Karibia dianggap sebagai eskalasi berbahaya oleh para ahli PBB. Situasi ini menambah kompleksitas dinamika pasar minyak global yang sensitif terhadap isu geopolitik.
Dukungan Tambahan dari Kebijakan Energi AS
Faktor lain yang memperkuat peluang trading WTI jelang rilis data EIA adalah rencana Departemen Energi AS untuk membeli 1 juta barel minyak mentah guna mengisi kembali Strategic Petroleum Reserve (SPR). Langkah ini menunjukkan bahwa pemerintah berusaha memanfaatkan harga minyak yang relatif rendah untuk memperkuat cadangan nasional.
Sementara itu, data dari American Petroleum Institute menunjukkan penurunan stok minyak, bensin, dan distilat AS pada pekan lalu. Penurunan ini bisa menjadi sinyal positif menjelang rilis resmi data EIA, yang biasanya menjadi pemicu volatilitas harga minyak di pasar global.
Data Terbaru EIA: Fokus Pasar pada Inventori Minyak Mentah
Berdasarkan data terbaru dari Energy Information Administration (EIA) pada Rabu, 22 Oktober 2025, inventori minyak mentah AS diperkirakan naik sebesar 2,2 juta barel, setelah sebelumnya tercatat meningkat 3,5 juta barel pada pekan sebelumnya.
Data ini menunjukkan bahwa meskipun stok masih bertambah, laju kenaikan mulai melambat dibanding pekan lalu. Jika hasil aktual nantinya lebih rendah dari perkiraan, hal ini berpotensi memberikan dorongan positif bagi harga WTI, karena menunjukkan adanya peningkatan permintaan di pasar domestik AS.
Kesimpulan: Waspadai Volatilitas Pasar Pasca Rilis Data
Secara keseluruhan, peluang trading WTI jelang rilis data EIA masih terbuka lebar. Kondisi pasar saat ini sangat sensitif terhadap isu pasokan dan permintaan. Pelaku pasar perlu mencermati hasil rilis data resmi malam ini. Perbedaan antara hasil aktual dan perkiraan bisa memicu pergerakan harga yang signifikan.
Dinamika geopolitik dan kebijakan energi AS juga masih terus berkembang. Karena itu, volatilitas harga minyak diperkirakan tetap tinggi dalam beberapa sesi perdagangan mendatang.
Analisis Teknikal
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan US Oil (WTI) masih cenderung bullish pada time frame H4, dengan level pivot di 57,60. Selama harga bergerak di atas level tersebut, potensi kenaikan diperkirakan masih berlanjut untuk menguji area resistance 58,90–60,00.
Sebagai alternatif, jika harga menembus ke bawah level pivot 57,60, maka kemungkinan penurunan berikutnya dapat menguji area support 57,00–56,50.
Resistance 1: 58,90 Resistance 2: 59,39 Resistance 3: 60,00
Support1: 57,60 Support 2: 57,00 Support 3: 56,50
Dapatkan update seputar trading di tpfx.co.id . Buka akun demonya disini GRATISS. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda.