Tekanan pada Dolar AS Berlanjut, Pasar Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed

FLASH NEWS

Economic News & Analysis

Dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap yen Jepang pada hari Jumat dan juga mengalami pelemahan terhadap mata uang utama lainnya. Para pelaku pasar mengambil keuntungan setelah mereka mencerna data ekonomi terbaru untuk memahami kecenderungan Federal Reserve dalam memotong suku bunga. Data perumahan AS yang mengecewakan juga memberikan tekanan pada dolar, menambah penurunan yang terjadi sehari sebelumnya setelah laporan menunjukkan tren inflasi yang mereda dan ketahanan konsumen.

Pembangunan rumah keluarga tunggal di AS menurun pada bulan Juli, karena tingginya suku bunga hipotek dan harga rumah yang membuat calon pembeli enggan. Ini mengindikasikan bahwa pasar perumahan tetap tertekan di awal kuartal ketiga.

Dolar melemah sebesar 1,04% terhadap yen Jepang ke level 147,75, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi dua minggu di 149,40 pada sesi sebelumnya. Meskipun demikian, yen masih berada di jalur penurunan mingguan terbesar sejak Juni, setelah data ekonomi AS meredakan kekhawatiran akan resesi dan mendukung ekspektasi pemotongan suku bunga secara bertahap.

Pasar saham AS seperti S&P 500 dan Nasdaq naik sebesar 0,2%, menandai kenaikan tujuh sesi berturut-turut. Sementara itu, mata uang yang sensitif terhadap risiko, seperti poundsterling, menguat karena prospek ekonomi yang membaik mendorong reli di pasar saham.

Data hari Kamis menunjukkan jumlah warga AS yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran baru turun ke level terendah dalam satu bulan terakhir, sementara penjualan ritel AS meningkat tajam di bulan Juli, tertinggi dalam satu setengah tahun terakhir. Hal ini membantah ekspektasi bahwa The Fed akan memotong suku bunga sebesar 50 basis poin bulan depan.

Indeks dolar, yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama lainnya, turun sebesar 0,48% menjadi 102,54. Fokus pasar kini tertuju pada pidato Ketua Fed Jerome Powell di Jackson Hole, namun tidak ada harapan akan adanya komitmen tegas untuk pemotongan suku bunga. Poundsterling mencatat kenaikan mingguan terbaiknya dalam lebih dari satu bulan setelah data menunjukkan penjualan ritel Inggris naik pada bulan Juli.

Saham-saham di AS ditutup lebih tinggi pada hari Jumat, didukung oleh inflasi yang lebih lembut, penjualan ritel yang kuat, dan penurunan klaim pengangguran yang meredakan kekhawatiran akan potensi resesi. Sentimen investor juga didukung oleh sinyal dari pejabat Federal Reserve yang mengisyaratkan kemungkinan pemotongan suku bunga pada bulan September.

Dari sektor komoditas, harga emas mencapai rekor tertinggi di atas $2.490 per ons pada hari Jumat, didorong oleh permintaan yang kuat untuk aset safe-haven di tengah ketidakpastian kebijakan Federal Reserve.

Sementara harga minyak mentah WTI turun 1,9% menjadi $76,65 per barel pada hari Jumat, dipengaruhi oleh laporan bahwa Qatar mendesak Iran untuk meredakan ketegangan dengan Israel selama pembicaraan gencatan senjata Gaza yang sedang berlangsung. Penurunan harga minyak juga mencerminkan kekhawatiran yang lebih luas tentang melemahnya permintaan dari China, importir minyak terbesar di dunia. Data ekonomi China baru-baru ini menunjukkan pertumbuhan yang melambat, harga rumah yang turun, dan peningkatan pengangguran, yang mendorong penurunan tingkat pemrosesan minyak mentah oleh kilang-kilang China.

Prospek Harga Emas Hari Senin (19/8)

Pergerakan harga emas pada timeframe H4 ini terlihat adanya tren naik yang kuat. Harga telah menembus level resistance sebelumnya di sekitar 2494 dan sekarang berada di atas level 2500, dengan target berikutnya di sekitar 2532 yang merupakan level Fibonacci Extension 100%. Indikator RSI menunjukkan kondisi overbought, berada di level 71, yang mengindikasikan potensi koreksi atau konsolidasi dalam waktu dekat sebelum melanjutkan kenaikan. Jika harga berbalik, support utama berada di sekitar 2494 hingga 2462. Sementara itu, potensi kenaikan lebih lanjut bisa mencapai level Fibonacci Extension 161.8% di 2595.

Data Perdagangan pada hari Jumat (16/8)

Open: 2,456.13    High: 2,509.60   Low: 2,450.68    Close: 2,507.15  Range: $58.92

GOLD INTRADAY AREA

R1  2,532  R2  2,565   R3 2,595

S1  2,494    S2  2,479     S3 2,462

OPEN POSITION BUY
Price Level 2.480
Profit Target Level 2.525
Stop Loss Level 2.460
OPEN POSITION SELL
Price Level 2.532
Profit Target Level 2.500
Stop Loss Level 2.565

Prospek Harga Minyak Hari Senin (19/8)

Pergerakan US OIL pada timeframe H4 ini terlihat bahwa harga sedang mengalami penurunan setelah gagal mempertahankan posisi di atas level support sebelumnya yang sekarang menjadi resistance di sekitar 76.50. Harga saat ini berada di bawah garis moving average, yang menandakan potensi kelanjutan tren turun. RSI berada di level 30, mendekati area oversold, yang dapat menyebabkan kemungkinan koreksi kecil atau konsolidasi. Jika penurunan berlanjut, target support selanjutnya berada di 74.59 dan 73.74, dengan kemungkinan terendah di 72.95. Jika harga berbalik naik, resistance kunci berada di 76.50 dan 77.48.

Data perdagangan pada hari Jumat (16/8)

Open: 76.86   High: 76.95   Low: 74.51  Close: 75.57  Range:  $2.44

OIL INTRADAY AREA

R1   76.50   R2 77.48  R3 78.23

S1  74.59     S2 73.74    S3 72.95

OPEN POSITION BUY
Price Level 74.59
Profit Target Level 76.00
Stop Loss Level 72.90
OPEN POSITION SELL
Price Level 76.50
Profit Target Level 75.00
Stop Loss Level 77.48
image-artikel