Yen Jatuh ke Level Terendah 3 Bulan Atas Dolar AS Setelah Hasil Pemilu Jepang

FLASH NEWS

Economic News & Analysis

Yen mencapai level terendah dalam tiga bulan terhadap dolar AS pada Senin, tetap berada di bawah tekanan setelah koalisi pemerintah Jepang mengalami kekalahan dalam pemilihan, yang meningkatkan ketidakpastian politik dan kebijakan moneter. Sementara itu, dolar AS menuju kenaikan bulanan terbesar sejak April 2022.

Dolar naik hingga 1% ke level tertinggi 153.88, level terlemah yen sejak akhir Juli. Yen terakhir tercatat turun sekitar 0,7% terhadap dolar di 153.34, yang membuat penurunan di bulan Oktober mencapai 6,4%, terbesar di antara mata uang G10 lainnya.

Dengan hasil pemilihan yang mengejutkan ini, yen kembali dijual karena ketidakpastian seputar kebijakan moneter dan fiskal di Jepang. Setelah koalisi Partai Demokrat Liberal (LDP) dan mitra juniornya, Komeito, memenangkan 215 kursi di majelis rendah, mereka gagal mencapai mayoritas 233 kursi, yang kemungkinan akan menciptakan periode ketidakpastian dalam pembentukan pemerintahan.

Para pelaku pasar memperkirakan hasil pemilihan ini akan menghasilkan pemerintahan yang kurang memiliki kekuatan politik untuk menaikkan suku bunga dan bisa memicu kembali periode pergantian pemimpin secara cepat. Situasi ini diperkirakan dapat memengaruhi kebijakan di bank sentral Jepang, yang dijadwalkan bertemu untuk menetapkan suku bunga minggu ini.

Analis memperkirakan bahwa target berikutnya untuk dolar/yen adalah 155, dengan level 160 menjadi batas yang kemungkinan memicu intervensi dari kementerian keuangan Jepang.

Di tempat lain, dolar menuju kenaikan bulanan terbesar dalam dua setengah tahun terhadap sekeranjang mata uang utama, didorong oleh tanda-tanda kekuatan ekonomi AS. Harapan akan kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden juga meningkatkan imbal hasil AS, dengan ekspektasi bahwa kebijakan yang diambil akan menunda pemotongan suku bunga.

Indeks dolar AS naik 3,6% menjadi 104.46 selama Oktober, kenaikan bulanan tertajam sejak April 2022. Indeks ini turun tipis 0,07% menjadi 104.31 pada Senin. Para pelaku pasar semakin memperhitungkan kemungkinan kemenangan partai Republik, dengan Trump memenangkan kursi presiden dan menguasai kedua kamar Kongres.

Euro naik 0,15% ke level $1.0813, namun tetap turun hampir 3% selama bulan ini. Mata uang tunggal ini dapat turun lebih jauh jika AS menerapkan tarif global baru serta meningkatkan bea masuk terhadap China, yang mungkin memicu aksi balasan dari negara lain. Hal ini dapat meningkatkan suku bunga kebijakan AS sebagai respons terhadap dampak inflasi dari tarif tersebut.

Investor kini fokus pada laporan ketenagakerjaan AS bulan Oktober minggu ini, yang kemungkinan dipengaruhi oleh pemogokan di Boeing dan dua badai yang melanda wilayah Tenggara AS. Minggu ini juga mencakup data inflasi untuk Eropa dan Australia, data produk domestik bruto AS, serta indeks manajer pembelian dari China.

Harga minyak anjlok seiring meredanya kekhawatiran akan perluasan konflik di Timur Tengah. Minyak mentah Brent ditutup pada $71.42 per barel, turun $4.63 atau 6,09%, sementara minyak mentah WTI AS ditutup pada $67.38, turun $4.40 atau 6,13%.

Saham sektor energi di AS juga turun seiring dengan harga minyak, dengan sektor energi S&P 500 melemah 0,7%, sementara tiga indeks saham utama AS berakhir lebih tinggi. Dow Jones Industrial Average naik 273,17 poin atau 0,65% menjadi 42.387,57, S&P 500 naik 15,40 poin atau 0,27% menjadi 5.823,52, dan Nasdaq Composite naik 48,58 poin atau 0,26% menjadi 18.567,19.

Saham Trump Media & Technology Group, perusahaan induk dari platform Truth Social milik Trump, melonjak 21,6% pada Senin, memperpanjang tren kenaikan baru-baru ini.

Sementra itu, reli emas yang mencapai rekor tertinggi mengalami jeda pada hari Senin, seiring dengan meningkatnya imbal hasil Treasury AS dan penguatan dolar. Harga emas spot turun 0,2% menjadi $2.743,31 per ons pada pukul 1:55 siang ET (1755 GMT). Sebelumnya, emas sempat mencapai rekor tertinggi di $2.758,37 pada hari Rabu lalu.

Prospek Harga Emas Hari Selasa (29/10)

Pergerakan emas di time frame H4 menunjukkan pola symmetrical triangle yang mengindikasikan potensi breakout. Harga saat ini berada di atas garis SMA 50, yang menunjukkan tren naik dalam jangka menengah. Indikator RSI berada di level 56,90, mengindikasikan momentum yang masih sehat tanpa tanda-tanda overbought atau oversold.

Jika terjadi breakout ke atas dari pola segitiga ini, level resistensi terdekat berada di 2,750 dan 2758. Di sisi lain, jika terjadi breakdown, level support penting ada di 2,724 dan 2,717.

Data Perdagangan pada hari Senin (28/10)

Open: 2,732.77    High: 2,745.89   Low: 2,724.66    Close: 2,742.50 Range: 21.23

GOLD INTRADAY AREA

R1  2,745  R2  2,750   R3 2,758

S1  2,7    S2  2,717   S3 2,70924

OPEN POSITION BUY
Price Level 2.725
Profit Target Level 2.740
Stop Loss Level 2.717
OPEN POSITION SELL
Price Level 2.745
Profit Target Level 2.730
Stop Loss Level 2.755

Prospek Harga Minyak Hari Selasa (29/10)

Pergerakan US Oil di time frame H4 terlihat berada di bawah garis tren turun dan SMA 50, yang mengindikasikan tekanan bearish. RSI berada di kisaran 36,74, menunjukkan momentum bearish yang masih dominan namun belum memasuki wilayah jenuh jual.

Jika harga bergerak naik, potensi rebound bisa mencapai level resistance di 68,97 atau 69,78 sebelum melanjutkan penurunan. Namun, jika tekanan jual berlanjut, harga berpotensi menembus level support di 67,14 atau bahkan turun lebih rendah menuju 66,28 dan 65,25.

Data perdagangan pada hari Senin (28/10)

Open: 70.31   High: 71.89   Low: 69.94    Close: 71.59   Range:  1.95

OIL INTRADAY AREA

R1   68.97  R2  69.78  R3 70.66

S1  67.14   S2 66.28  S3 65.25

OPEN POSITION BUY
Price Level 67.15
Profit Target Level 68.50
Stop Loss Level 66.20
OPEN POSITION SELL
Price Level 68.97
Profit Target Level 67.20
Stop Loss Level 69.80
image-artikel