Market Summary
Nilai tukar yen Jepang melemah tajam pada Selasa (8/7) setelah Presiden AS Donald Trump kembali mengancam akan mengenakan tarif sebesar 25% pada barang-barang impor dari Jepang dan Korea Selatan mulai 1 Agustus mendatang. Rencana tersebut menjadi bagian dari babak baru dalam perang dagang global yang kembali memanas.
Meskipun Trump menyatakan masih terbuka untuk negosiasi jika negara mitra dagang memberikan proposal baru, sentimen pasar tetap terguncang. Yen melemah hingga 0,38% menjadi 146.625 terhadap dollar AS, sementara euro melonjak ke level tertinggi satu tahun terhadap yen di 171.980. Euro juga menguat terhadap dollar AS sebesar 0,17% menjadi $1.1729.
Dollar Australia Menguat Tajam Usai Keputusan RBA
Dollar Australia menjadi mata uang dengan performa terbaik pada hari Selasa setelah bank sentral (RBA) secara mengejutkan mempertahankan suku bunga di level 3,85%. Keputusan ini bertentangan dengan ekspektasi pasar yang sebelumnya memperkirakan adanya pemangkasan.
RBA menyatakan pihaknya masih menunggu data inflasi kuartal kedua yang akan dirilis akhir Juli untuk memastikan tren perlambatan harga. AUD/USD naik lebih dari 1% dan terakhir diperdagangkan pada $0.653.
Wall Street Berfluktuasi Akibat Ketidakpastian Tarif
Bursa saham AS berakhir bervariasi pada Selasa menyusul meningkatnya kekhawatiran terkait arah kebijakan perdagangan Washington. Indeks S&P 500 melemah tipis 0,07% ke 6.225,52, sementara Nasdaq naik tipis 0,03% ke 20.418,46. Dow Jones ditutup turun 0,37% di level 44.240,76.
Investor menahan diri dari pergerakan besar akibat ketidakpastian dampak dari kebijakan tarif baru, termasuk potensi pengenaan tarif sebesar 50% terhadap tembaga serta ancaman terhadap sektor semikonduktor dan farmasi. Meski demikian, sektor energi mencatat penguatan signifikan sebesar 2,72%.
Harga Emas Melemah, Dollar dan Imbal Hasil Obligasi Naik
Harga emas turun lebih dari 1% pada Selasa karena ekspektasi positif atas negosiasi dagang dan penguatan dollar AS mengurangi daya tarik aset safe haven. Spot gold turun 0,8% ke $3.307,16 per ons, sementara emas berjangka AS ditutup di $3.316,9 per ons.
Penguatan dollar dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS menjadi faktor utama penekan harga emas. Imbal hasil obligasi 10 tahun AS naik ke level tertinggi dalam lebih dari dua minggu, membuat emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi kurang menarik.
Harga Minyak Naik, Didukung Prospek Produksi AS yang Lebih Rendah
Harga minyak mentah dunia ditutup naik untuk hari kedua berturut-turut pada Selasa. Brent naik 0,8% menjadi $70,15 per barel, sementara WTI menguat 0,6% ke $68,33 per barel — level tertinggi sejak 23 Juni.
Kenaikan ini dipicu oleh revisi turun terhadap prospek produksi minyak AS tahun 2025, meningkatnya ketegangan di Laut Merah akibat serangan Houthi, dan kabar mengenai tarif baru untuk tembaga. Kombinasi faktor-faktor ini memicu aksi beli teknikal dan menambah sentimen positif bagi komoditas energi.
Outlook Pasar Masih Diliputi Ketidakpastian
Meskipun terdapat beberapa sinyal pemulihan di sektor energi dan mata uang tertentu, pasar global tetap berada dalam kondisi hati-hati. Ketidakjelasan arah kebijakan tarif AS, data inflasi yang belum keluar, serta ketegangan geopolitik membuat investor enggan mengambil risiko besar.
Dengan masih tingginya ketidakpastian, pelaku pasar akan terus mencermati perkembangan negosiasi dagang antara AS dan mitra utamanya serta data ekonomi utama dalam beberapa pekan ke depan.
Prospek harga Emas Selasa | 09 Juli 2025
Pergerakan harga emas pada timeframe H4 menunjukkan bahwa tekanan bearish masih mendominasi setelah kegagalan menembus resistance di kisaran 3.330. Harga kembali bergerak di bawah garis tren turun dan juga berada di bawah SMA 50 yang kini berfungsi sebagai resistance dinamis. Saat ini, harga tertahan di area 3.310 dan memperlihatkan potensi penurunan lanjutan, terutama setelah terjadi penolakan dari area 3.320 dan 3.310 yang kini berperan sebagai zona resistance kuat.
Jika tekanan jual terus berlanjut, harga berpotensi menguji support di 3.296, dan jika level ini ditembus, penurunan dapat berlanjut menuju area support berikutnya di 3.287 hingga 3.274. Indikator RSI berada di kisaran 39.70, mencerminkan lemahnya momentum dan masih adanya ruang bagi tekanan jual sebelum mencapai kondisi oversold, sehingga peluang pelemahan dalam jangka pendek tetap terbuka selama harga belum mampu menembus kembali ke atas 3.310 – 3.320.
GOLD INTRADAY AREA
R1 3.310 R2 3.320 R3 3.330
S1 3.296 S2 3.287 S3 3.274
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 3.288 |
Profit Target Level | 3.305 |
Stop Loss Level | 3.270 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 3.320 |
Profit Target Level | 3.290 |
Stop Loss Level | 3.335 |
Prospek harga US Oil Selasa | 08 Juli 2025
Pergerakan US Oil pada timeframe H4 menunjukkan fase pemulihan. Harga membentuk higher low di atas trendline naik dan menembus resistance di sekitar 67,29. Breakout ini juga melewati SMA 50, yang kini berperan sebagai support dinamis.
RSI berada di 59,61. Indikator ini mendukung potensi kenaikan, namun belum memasuki zona overbought. Artinya, masih ada ruang untuk penguatan lebih lanjut.
Selama harga bertahan di atas 67,29, target kenaikan berikutnya berada di 69,33 (Fibonacci 38.2%). Jika level ini tertembus, potensi penguatan dapat berlanjut ke area 70,98 hingga 72,59. Namun, apabila harga kembali turun dan menembus support 67.29, maka potensi pelemahan bisa terjadi kembali menuju area 66.17 hingga 65.34. Selama harga bertahan di atas trendline naik dan SMA 50, outlook teknikal cenderung positif.
US Oil INTRADAY AREA
R1 69,33 R2 70,98 R3 77,59
S1 67,29 S2 66,17 S3 65,34
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 67,30 |
Profit Target Level | 69,00 |
Stop Loss Level | 66,10 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 69,30 |
Profit Target Level | 67,50 |
Stop Loss Level | 71,00 |
Dapatkan update seputar pasar dari instrument lainnya di tpfx.co.id . Buka akun demonya disiniGRATISS.
Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda. Selamat trading dan semoga sukses!