Market Summary
Peluang trading USD/JPY pasca rilis data PDB Jepang muncul ketika pasar valuta asing memulai pekan dengan pergerakan yang cenderung hati-hati. Dolar bergerak sedikit lebih tinggi terhadap euro, yen, dan sterling. Pergerakan ini muncul karena para pelaku pasar menyesuaikan posisi menjelang rilis data ekonomi AS yang tertunda. Kebijakan tarif terbaru Presiden Donald Trump untuk lebih dari 200 produk makanan tidak memicu respons besar. Pasar sudah memperkirakan langkah tersebut.
Fokus pasar minggu ini tertuju pada rangkaian data ekonomi AS. Laporan Nonfarm Payrolls (NFP) September akan dirilis pada Kamis. Data private-sector terbaru menunjukkan pelemahan ekonomi AS. Namun, ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed justru menurun karena kurangnya data akibat shutdown pemerintah.
Pelaku pasar kini hanya memperkirakan peluang sedikit di atas 40% untuk pemangkasan suku bunga 25 bps pada Desember.
Dinamika Yen Pasca Rilis PDB Jepang
Yen hampir tidak bereaksi terhadap laporan bahwa ekonomi Jepang mengalami kontraksi 1.8% secara tahunan pada kuartal Juli–September, penurunan pertama dalam enam kuartal. Kontraksi terjadi karena ekspor Jepang melemah akibat tekanan tarif AS. Meskipun begitu, yen tetap berada dekat level terlemahnya dalam sembilan bulan sehingga risiko intervensi dari otoritas Jepang semakin diperhatikan pasar.
Pemerintah Jepang terakhir kali melakukan intervensi pada Juli 2024 ketika yen menyentuh 161.96 per dolar—level terlemah dalam 38 tahun—yang mendorong lonjakan harga impor pangan dan energi. Kondisi sekarang menyerupai situasi tersebut sehingga pelaku pasar cenderung berhati-hati.
USD/JPY Bertahan di Level Tinggi
Peluang trading USD/JPY pasca rilis data PDB Jepang semakin terlihat ketika pasangan ini tetap stabil di atas area mid-154.00. Laporan kontraksi ekonomi Jepang memperkuat pandangan bahwa Bank of Japan belum memiliki ruang untuk menaikkan suku bunga. Selain itu, rencana stimulus fiskal dari pemerintahan Sanae Takaichi menunjukkan bahwa Jepang masih mempertahankan kebijakan moneter ultra-longgar sehingga yen kehilangan daya tariknya.
Para pelaku pasar juga memperhatikan ketegangan geopolitik antara Jepang dan China setelah komentar Takaichi terkait potensi konflik Taiwan. Ancaman balasan dari China meningkatkan risiko geopolitik dan menambah tekanan pada sentimen pasar.
Prospek USD/JPY Menjelang Rilis Data AS
Peluang trading USD/JPY pasca rilis data PDB Jepang semakin relevan ketika momentum dolar tidak terlalu kuat karena kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi AS setelah shutdown berkepanjangan. Pernyataan beberapa pejabat The Fed yang lebih berhati-hati mengenai pemangkasan suku bunga turut membatasi penguatan dolar.
Pasar kini menanti rilis NFP, notulen FOMC, dan berbagai pidato pejabat The Fed untuk mendapatkan petunjuk arah kebijakan selanjutnya. Data-data ini berpotensi menjadi katalis baru bagi USD/JPY, terutama jika memperlihatkan pelemahan pasar tenaga kerja AS sebagaimana diperkirakan berbagai pihak.
Analisis Teknikal
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa USD/JPY masih memiliki peluang bullish pada time frame H4 dengan level pivot di 154.30. Selama harga bertahan di atas level tersebut, peluang penguatan tetap terbuka untuk menguji resistance 155.00. Jika harga berhasil menembus resistance tersebut, momentum naik berpotensi berlanjut menuju area 155.30–155.70.
Sebagai skenario alternatif, Trading Central menilai bahwa pelemahan bisa muncul jika harga turun ke bawah 154.30. Kondisi ini dapat memicu penurunan lanjutan menuju area support 154.00–153.60.
Resistance 1: 155.00 Resistance 2: 155.35 Resistance 3: 155.70
Support1: 154.30 Support 2: 154.00 Support 3: 153.60
Dapatkan update seputar trading di tpfx.co.id . Buka akun demonya disini GRATISS. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda.
Harga emas pada time frame H4 saat ini bergerak dalam fase pullback setelah penurunan tajam, namun momentum masih tergolong lemah karena RSI berada di bawah level 50 yang menandakan dominasi seller masih kuat. Selama harga tertahan di area resistance 4.149–4.193, tekanan bearish berpeluang berlanjut dan dapat mendorong harga turun kembali ke area support 4.050–4.032 bahkan 3.998.
Pergerakan US Oil pada time frame H4 terlihat bergerak di bawah SMA 50, menandakan tren jangka pendek masih cenderung melemah, terlebih RSI juga berada di bawah level 50 sehingga momentum bullish belum solid. Selama harga tertahan di area resistance 60,17–60,63, tekanan bearish berpotensi berlanjut dan mendorong penurunan menuju support 59,13, kemudian 58,59 hingga 58,10.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan emas pada time frame H4 masih memiliki kecenderungan bullish, dengan level pivot di 4.210. Selama harga berada di bawah area tersebut, peluang penurunan tetap terbuka dan dapat membawa harga menguji support di kisaran 4.145–4.097.
Pergerakan emas pada grafik H4 masih berada dalam kecenderungan bullish selama harga bertahan di atas support utama 4.149, dengan momentum kenaikan yang tetap terjaga selama candle bergerak stabil di atas level tersebut. Sentimen positif ini diperkuat oleh posisi harga yang berada di atas SMA 50 serta RSI yang bertahan di atas level 50, menandakan dorongan beli yang masih dominan.
Pergerakan US Oil pada grafik H4 menunjukkan tekanan bearish yang masih dominan setelah harga gagal bertahan di atas area 59,73 dan kembali berada di bawah garis tren turun, dengan posisi harga juga berada di bawah SMA 50 yang menegaskan lemahnya momentum. RSI yang berada di bawah level 50 turut memperlihatkan bahwa sentimen jual masih menguasai pasar.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan AUD/USD masih cenderung bullish pada time frame H4, dengan level pivot di 0.6530. Selama harga bertahan di atas level tersebut, potensi kenaikan masih terbuka, dengan resistance terdekat di 0.6580. Jika resistance ini berhasil ditembus, maka kenaikan berpeluang berlanjut menuju area 0.6600–0.6620.
Pergerakan US Oil pada time frame H4 memperlihatkan tekanan jual yang kuat setelah harga menembus garis tren menurun dan support di kisaran 58,82–59,37, yang kini berubah menjadi area resistance baru. Posisi harga yang berada di bawah SMA 50 mengonfirmasi dominasi tren bearish dalam jangka menengah.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan harga emas masih cenderung bearish pada time frame H4. Level pivot berada di $4.145. Selama harga bergerak di bawah level tersebut, peluang penurunan masih terbuka. Target koreksi berikutnya ada di area support $4.095–$4.050.
Pergerakan emas pada grafik H4 menunjukkan tren naik jangka pendek setelah menembus area resistensi 4.067 dan 4.095, yang kini berubah menjadi zona support, sementara harga saat ini berkonsolidasi di bawah resistance 4.149. Selama harga tetap bergerak di atas 4.095, peluang untuk melanjutkan kenaikan menuju 4.186 hingga 4.219 masih cukup kuat, terutama dengan RSI yang masih berada di wilayah bullish meski mulai mendekati area jenuh beli.
Pergerakan US Oil pada grafik H4 menunjukkan potensi perubahan arah setelah harga menembus garis tren turun. Harga kini bergerak kembali di atas area support 60.32, dengan candle yang mulai menguat di atas MA. Selama harga bertahan di atas 60.32, peluang kenaikan menuju 61.48 dan 62.02 masih terbuka. RSI yang mengarah naik juga menandakan momentum bullish mulai terbentuk.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan GBP/USD masih cenderung bearish pada time frame H4 dengan level pivot di 1.3155. Selama harga bergerak di bawah level tersebut, potensi pelemahan masih terbuka dengan support terdekat di 1.3110. Jika support ini ditembus, penurunan lanjutan berpeluang menguji area 1.3090–1.3070.
Pergerakan harga emas pada grafik H4 menunjukkan momentum bullish yang kuat setelah berhasil menembus area konsolidasi dan garis SMA 50. Harga terus bergerak naik dan saat ini mendekati area resistance minor di 4.156. Jika mampu menembus level tersebut, peluang kenaikan selanjutnya terbuka menuju target 4.185 hingga 4.221.
Pergerakan US Oil pada grafik H4 terlihat masih berada dalam tekanan jual setelah gagal menembus garis tren menurun (downtrend line). Harga saat ini masih berada di bawah SMA 50, menandakan dominasi tren bearish jangka menengah belum sepenuhnya berakhir.
