Market Summary
Peluang Trading WTI kembali terbuka setelah harga West Texas Intermediate (WTI) menyentuh level tertinggi hampir dua pekan di area USD 58,55 per barel. Kenaikan ini terjadi seiring pemulihan harga dari level terendah sejak Mei yang tercapai pada pekan lalu. Pelaku pasar merespons positif kombinasi data ekonomi Amerika Serikat yang kuat dan meningkatnya risiko gangguan pasokan minyak global.
Harga WTI menunjukkan momentum bullish yang konsisten. Dalam enam hari terakhir, minyak mentah AS terus mencatatkan penguatan. Kondisi ini memberi sinyal bahwa minat beli masih mendominasi pasar, terutama di tengah sentimen geopolitik yang memanas.
Data Ekonomi AS Dorong Minat Risiko
Perekonomian Amerika Serikat tumbuh pada laju tercepat dalam dua tahun selama kuartal ketiga. Pertumbuhan tersebut didorong oleh belanja konsumen yang kuat serta lonjakan ekspor. Data ini memperkuat optimisme pasar terhadap permintaan energi global, khususnya dari negara dengan ekonomi terbesar di dunia.
Di sisi lain, pasar juga mencermati kebijakan moneter. Ekspektasi pelonggaran lanjutan dari Federal Reserve terus menekan nilai Dolar AS. Tekanan ini meningkat karena Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menyuarakan dorongan agar bank sentral memangkas suku bunga lebih agresif. Pelemahan indeks dolar memberi dukungan tambahan bagi komoditas berdenominasi USD, termasuk minyak mentah.
Ketegangan Geopolitik Jadi Faktor Utama
Ketegangan geopolitik memainkan peran besar dalam pergerakan harga minyak saat ini. Gangguan ekspor minyak Venezuela menjadi salah satu pendorong utama kenaikan harga. Pemerintah Amerika Serikat meningkatkan tekanan terhadap Venezuela dengan menyita kapal tanker dan menargetkan kapal lain yang terkait sanksi.
Presiden Donald Trump secara terbuka mengumumkan langkah “blokade” terhadap kapal-kapal yang masuk dan keluar dari Venezuela di bawah sanksi. Kebijakan ini membuat lebih dari selusin kapal bermuatan minyak tertahan dan menunggu instruksi baru. Situasi tersebut memperketat pasokan global dalam jangka pendek.
Selain itu, konflik antara Rusia dan Ukraina juga memberi dampak signifikan. Serangan balasan terhadap infrastruktur energi di kedua negara meningkatkan kekhawatiran pasar akan stabilitas pasokan minyak dan gas dari kawasan tersebut.
Pergerakan Harga Brent dan WTI
Tak hanya WTI, harga Brent juga menunjukkan tren positif. Kontrak berjangka Brent naik ke kisaran USD 62,55 per barel, sementara WTI diperdagangkan di sekitar USD 58,58 per barel. Kedua kontrak ini telah menguat sekitar 6% sejak pertengahan Desember, setelah sebelumnya jatuh ke level terendah hampir lima tahun.
Kenaikan ini terjadi meski data persediaan minyak AS menunjukkan peningkatan. Laporan American Petroleum Institute mencatat kenaikan stok minyak mentah, bensin, dan distilat. Namun, pasar cenderung mengabaikan data tersebut karena fokus utama masih tertuju pada risiko geopolitik dan prospek permintaan.
Prospek Jangka Pendek dan Risiko Pasar
Dalam jangka pendek, reli harga minyak berpotensi menghadapi tekanan teknikal di area psikologis USD 60 per barel. Level ini kerap memicu aksi ambil untung dari pelaku pasar jangka pendek. Meski demikian, sentimen geopolitik yang belum mereda dapat menjaga harga tetap bertahan di level tinggi.
Peluang Trading WTI tetap menarik bagi trader yang mampu mengelola risiko dengan disiplin. Pergerakan harga sangat sensitif terhadap perkembangan politik global, pernyataan pejabat pemerintahan, serta rilis data ekonomi utama dari Amerika Serikat.
Analisis Teknikal
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan WTI pada time frame H4 masih berada dalam tren bullish dengan level pivot di 58,10. Selama harga bertahan di atas area tersebut, peluang kenaikan tetap terbuka dengan resistance terdekat di 58,95. Jika harga mampu menembus level ini, potensi penguatan lanjutan dapat mengarah ke resistance berikutnya di kisaran 59,40 hingga 60,15.
Sebagai skenario alternatif, Trading Central menilai bahwa pelemahan di bawah level 58,10 dapat memicu tekanan jual lanjutan. Dalam kondisi tersebut, harga berpeluang menguji area support di 57,75 hingga 57,25.
Resistance 1: 58,95 Resistance 2: 59,40 Resistance 3: 60,15
Support1: 58,10 Support 2: 57,75 Support 3: 57,25
Dapatkan update seputar trading di tpfx.co.id . Buka akun demonya disini GRATISS. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda.
Pada timeframe H4, harga emas masih bergerak dalam tren naik, namun saat ini terlihat tertahan di area resistance 4.500 yang menjadi hambatan kuat dalam kelanjutan penguatan. Kondisi RSI yang sudah berada di area overbought mengindikasikan momentum bullish mulai jenuh, sehingga selama harga belum mampu menembus dan bertahan di atas 4.500, terdapat potensi koreksi jangka pendek menuju area support 4.443–4.450.
Pada timeframe H4, harga US Oil terlihat melanjutkan fase pemulihan setelah berhasil bergerak dan bertahan di atas SMA 50 di kisaran 56,83, yang sebelumnya berperan sebagai resistance dan kini telah beralih fungsi menjadi support. Harga juga mampu menembus resistance 58,12, sehingga area tersebut menjadi support terdekat yang menjaga struktur kenaikan jangka pendek. Dengan kondisi ini, potensi penguatan masih terbuka untuk menguji resistance berikutnya di 59,02, kemudian resistance pada garis downtrend jangka menengah di sekitar 59,62.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan perak pada time frame H4 masih berada dalam tren bullish, dengan level pivot di 68,60. Selama harga bertahan di atas area ini, peluang kenaikan tetap terbuka untuk menguji zona resistance di kisaran 70,60 hingga 72,00.
Harga emas pada timeframe H4 terlihat melanjutkan tren bullish setelah menembus area pivot point di sekitar 4.412 dan bergerak mendekati resistance R1 di kisaran 4.485, dengan posisi harga yang masih bertahan di atas SMA 50 menandakan momentum kenaikan tetap terjaga.
Pergerakan US Oil pada timeframe H4 terlihat melanjutkan fase pemulihan setelah berhasil menembus resistance 56,83 yang juga bertepatan dengan area SMA 50 dan kini beralih fungsi menjadi support. Setelah penembusan tersebut, harga melanjutkan kenaikan namun masih tertahan di area resistance 58,12, sehingga pergerakan selanjutnya akan sangat bergantung pada kemampuan harga menembus level tersebut.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan harga emas pada time frame H4 masih berada dalam kecenderungan bullish, dengan level pivot di 4.375. Selama harga mampu bertahan di atas area tersebut, peluang kenaikan masih terbuka dengan target resistance terdekat di 4.430. Jika level ini berhasil ditembus, potensi penguatan dapat berlanjut untuk menguji area resistance selanjutnya di kisaran 4.460–4.500.
Pada grafik H4, harga emas masih bergerak dalam tren naik yang terjaga, terlihat dari harga yang bertahan di atas garis trendline naik dan SMA 50 yang terus mengarah ke atas. Setelah menembus area resistance 4.285–4.306 yang kini berfungsi sebagai support, harga cenderung bergerak konsolidatif di kisaran 4.330–4.356.
Pada grafik H4, US Oil masih berada dalam fase downtrend jangka pendek setelah harga turun tajam dan membentuk low di area 54,87. Rebound yang terjadi saat ini terlihat sebagai pergerakan korektif, dengan harga sedang menguji area SMA 50 yang berdekatan dengan resistance 56,83. Selama harga masih tertahan di bawah 56,83, tekanan bearish masih dominan dan membuka peluang penurunan kembali menuju support 55,60 hingga 54,00.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menilai bahwa pasangan EUR/JPY masih berada dalam kecenderungan bullish dengan level pivot di 182,39. Selama harga mampu bertahan di atas level tersebut, peluang kenaikan tetap terbuka. Resistance di 183,40 kini telah berhasil ditembus, yang sekaligus mengonfirmasi kelanjutan tren bullish. Dengan demikian, target kenaikan selanjutnya berada di area 183,65 hingga 183,91.
Pada grafik H4, harga emas masih bergerak dalam tren naik dengan harga bertahan di atas SMA 50 dan garis tren naik, namun tekanan beli mulai melemah. RSI membentuk bearish divergence, di mana harga sempat mencetak higher high sementara RSI justru membentuk lower high, sehingga mengindikasikan potensi koreksi jangka pendek.
Pada grafik H4, US Oil masih berada dalam tren bearish setelah harga turun dari area 59,02 dan membentuk low baru di sekitar 54,24. Rebound yang terjadi selanjutnya hanya bersifat korektif dan tertahan di area 56,83 yang berdekatan dengan SMA 50, sehingga area tersebut kini berperan sebagai resistance dinamis.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan silver masih cenderung bullish pada time frame H4, dengan level pivot di 65,10. Selama harga bertahan di atas level tersebut, peluang kenaikan diperkirakan masih berlanjut dengan resistance terdekat di 67,10. Jika resistance ini berhasil ditembus, harga berpotensi melanjutkan penguatan menuju area 68,50 hingga 70,00.
Pergerakan XAUUSD pada grafik H4 masih menunjukkan bias bullish setelah harga bertahan di atas SMA 50 dan bergerak mengikuti garis tren naik jangka menengah. Harga saat ini berkonsolidasi di atas area support 4.285–4.306, yang sebelumnya berfungsi sebagai area resistance, sehingga selama zona ini mampu dipertahankan, peluang kenaikan lanjutan masih terbuka. Resistance terdekat berada di area 4.356, diikuti zona 4.381–4.400 sebagai target kenaikan berikutnya.
Pergerakan US Oil pada grafik H4 masih berada dalam tekanan bearish setelah harga bergerak di bawah SMA 50 dan membentuk tren turun jangka pendek. Penurunan tajam membawa harga menguji area support 54,87 sebelum terjadi rebound teknikal, namun kenaikan saat ini masih bersifat korektif.
