Trading Opportunity Pair (TOP)
Market Summary
Pasangan mata uang GBP/USD mengalami fluktuasi yang signifikan pada Selasa, dipengaruhi oleh perkembangan kebijakan moneter dari Bank of England (BoE) dan pernyataan para pembuat kebijakannya. Pound Sterling menguat terhadap dollar AS di sekitar level 1.2350 selama sesi perdagangan Eropa, di tengah perhatian pasar terhadap pidato Gubernur BoE Andrew Bailey yang akan berlangsung di London. Pernyataan Bailey dipandang penting untuk memberikan panduan terkait arah kebijakan suku bunga BoE ke depan.
Dalam kebijakan pekan lalu, BoE memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,5%. Mayoritas anggota Komite Kebijakan Moneter (MPC) mendukung langkah ini, sementara Catherine Mann dan Swati Dhingra mengejutkan pasar dengan memilih pemotongan 50 bps. Keputusan ini mencerminkan perbedaan pandangan di antara pembuat kebijakan tentang tingkat pelonggaran yang diperlukan untuk mengatasi tantangan ekonomi Inggris, termasuk perlambatan pertumbuhan dan inflasi yang tetap di atas target.
Catherine Mann, yang sebelumnya dikenal sebagai anggota MPC yang hawkish, menjelaskan alasan di balik perubahan sikapnya. Ia menilai bahwa kondisi permintaan di Inggris telah melemah secara signifikan, sehingga pemotongan suku bunga yang lebih agresif diperlukan untuk mengomunikasikan kondisi keuangan yang sesuai bagi perekonomian Inggris. Dalam ceramahnya di Leeds Beckett University, Mann menegaskan pentingnya mempertahankan kebijakan yang restriktif meskipun ada pelonggaran jangka pendek, guna memastikan ekspektasi inflasi tetap terjangkar dalam jangka panjang.
Di sisi lain, dollar AS cenderung stabil meskipun dibayangi ketidakpastian terkait tarif impor baja dan aluminium sebesar 25% yang diumumkan oleh Presiden AS sebelumnya. Kebijakan ini diperkirakan akan mendorong inflasi, sehingga menunda kemungkinan pelonggaran moneter oleh Federal Reserve. Fokus pasar kini beralih ke testimoni Ketua Fed Jerome Powell di depan Kongres, serta data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS yang akan dirilis pekan ini.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Inggris yang lebih rendah pada 2025, bersamaan dengan inflasi yang diperkirakan meningkat menjadi 3,7% pada kuartal ketiga tahun ini, semakin menambah kompleksitas kebijakan moneter BoE. Sementara itu, Mann menyoroti bahwa perilaku harga perusahaan mulai kembali ke pola pra-pandemi, yang dapat membatasi tekanan harga lebih lanjut di tengah melemahnya permintaan konsumen.
Secara keseluruhan, dinamika GBP/USD tetap dipengaruhi oleh kebijakan moneter yang kontras antara Inggris dan AS. Pound Sterling menghadapi tantangan dari ketidakpastian kebijakan suku bunga BoE yang terbagi, sementara dollar AS tetap didukung oleh ekspektasi inflasi yang berpotensi memperlambat siklus pelonggaran Fed. Kombinasi faktor ini menciptakan volatilitas yang terus dipantau oleh pelaku pasar.
Analisis Teknikal
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan GBP/USD pada time frame H4 masih cenderung bearish, dengan level pivot di 1.2385. Selama harga bergerak di bawah level tersebut, pasangan mata uang ini berpotensi melemah untuk menguji area support di 1.2330–1.2275.
Sebagai skenario alternatif, jika harga berhasil menembus ke atas 1.2385, maka GBP/USD berpotensi naik untuk menguji resistance di 1.2420–1.2440.
Resistance 1: 1.2385, Resistance 2: 1.2420, Resistance 3: 1.2440
Support1: 1.2330, Support 2: 1.2300, Support 3: 1.2275