Market Summary
Pasangan mata uang AUD/USD mengalami penguatan signifikan pada hari Selasa setelah keputusan mengejutkan dari Reserve Bank of Australia (RBA) yang menahan suku bunga di level 3,85%. Keputusan ini bertentangan dengan ekspektasi pasar yang sebelumnya memperkirakan adanya pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin.
RBA menyatakan bahwa dewan kebijakan memilih untuk menunggu lebih banyak data ekonomi sebelum mengambil langkah lebih lanjut, terutama data inflasi kuartal kedua yang akan dirilis akhir Juli. Bank sentral juga menyebutkan bahwa risiko terhadap inflasi kini lebih seimbang, menandakan pendekatan yang lebih berhati-hati dalam kebijakan moneternya ke depan.
Langkah RBA ini langsung mendorong nilai tukar dolar Australia terhadap dolar AS, dengan AUD/USD naik lebih dari 1%, menghentikan tren penurunan selama tiga hari berturut-turut. Pasar merespons positif karena tidak adanya pelonggaran kebijakan dalam waktu dekat.
Penundaan Tarif AS Juga Dukung Sentimen Pasar
Kekuatan tambahan bagi AUD datang dari keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menunda implementasi tarif baru hingga 1 Agustus. Meskipun awalnya sempat menekan pasar dengan pengumuman kenaikan tarif terhadap Jepang dan Korea Selatan, Trump membuka peluang negosiasi lebih lanjut jika negara-negara tersebut menyampaikan proposal yang layak.
Penundaan ini sedikit meredakan ketegangan dagang global, yang pada akhirnya turut memberikan sentimen positif terhadap aset berisiko, termasuk dolar Australia. Meskipun ketidakpastian tetap tinggi, pasar melihat perkembangan ini sebagai “kurang buruk dari yang ditakutkan”, sehingga mendukung kenaikan AUD.
Data Ekonomi Australia dan Tiongkok Dorong AUD Lebih Tinggi
Di sisi domestik, data iklan lowongan kerja ANZ menunjukkan peningkatan sebesar 1,8% di bulan Juni setelah sebelumnya turun 1,2% pada Mei. Ini mencerminkan bahwa pasar tenaga kerja Australia masih tetap solid, mendukung pandangan bahwa RBA tidak terburu-buru menurunkan suku bunga.
Sementara itu, dari mitra dagang utama Australia, yaitu Tiongkok, bank sentral China (PBoC) mengumumkan pelonggaran kebijakan. Tujuannya adalah untuk mendorong partisipasi investor dalam pasar obligasi luar negeri. Langkah ini dinilai sebagai upaya meningkatkan likuiditas dan memperluas koneksi pasar modal. Kebijakan tersebut berpotensi memberi dorongan positif bagi hubungan dagang dengan Australia.
Ketegangan Global dan Dampaknya Terhadap AUD/USD
Meski ada penguatan, AUD/USD tetap menghadapi tantangan dari arah global. Ketidakpastian arah kebijakan tarif AS terhadap negara-negara BRICS, termasuk potensi tarif tambahan 10% bagi negara yang dianggap “anti-Amerika”, menjadi faktor risiko bagi pasar.
Di sisi lain, pasar tenaga kerja AS menunjukkan ketahanan. Hal ini terlihat dari pertumbuhan Nonfarm Payrolls dan penurunan tingkat pengangguran. Namun, data ADP Employment Change yang negatif mengindikasikan adanya pelemahan di sektor swasta. Kombinasi data yang beragam ini memicu volatilitas pada dolar AS, yang bisa berdampak pada pergerakan AUD/USD dalam jangka pendek.
Outlook AUD/USD: Waspada Volatilitas Menjelang Rilis Data Inflasi
Ke depan, pelaku pasar akan mencermati data inflasi kuartal kedua Australia. Perhatian juga tertuju pada perkembangan negosiasi dagang antara AS dan mitra utamanya. Jika inflasi menunjukkan penurunan signifikan, ekspektasi pemangkasan suku bunga RBA bisa meningkat. Hal ini berpotensi menekan nilai tukar AUD.
Untuk saat ini, kombinasi keputusan RBA, stabilitas makroekonomi domestik, dan meredanya ketegangan dagang masih mendukung posisi AUD/USD di atas level 0,65.
Analisis Teknikal
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pasangan AUD/USD masih berada dalam tren bullish pada time frame H4, dengan level pivot berada di kisaran 0.6505. Selama harga bertahan di atas level ini, potensi penguatan diperkirakan akan berlanjut menuju area resistance di 0.6560–0.6610.
Sebagai skenario alternatif, jika harga turun kembali dan menembus di bawah 0.6505, maka arah pergerakan berikutnya berpotensi melemah untuk menguji zona support di 0.6485–0.6465.
Resistance 1: 0.6560 Resistance 2: 0.6590 Resistance 3: 0.6610
Support1: 0.6505 Support 2: 0.6485 Support 3: 0.6465
Dapatkan update seputar trading di tpfx.co.id . Buka akun demonya disini GRATISS. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda.
Pergerakan emas pada time frame H4 saat ini bergerak di atas SMA 50, yang menunjukkan potensi awal kekuatan bullish setelah sebelumnya berada di bawah tekanan. Level 3.350 menjadi resistance kunci yang jika berhasil ditembus, membuka peluang naik menuju 3.366 hingga 3.393.
Pergerakan US Oil pada time frame H4 menunjukkan pola pemulihan dengan harga yang berhasil bertahan di atas trendline naik (garis biru) dan SMA 50 yang mulai melandai ke atas. Saat ini harga bergerak mendekati level Fibonacci 38,2% di sekitar 69,33, yang menjadi resistance awal.
Dari sisi teknikal, analisis dari Trading Central menunjukkan bahwa pasangan USD/CHF masih berpotensi untuk melanjutkan tren bullish pada time frame H4, dengan level pivot berada di 0.7940. Selama harga bertahan di atas level tersebut, peluang kenaikan tetap terbuka, dengan resistensi terdekat di 0.7980. Jika harga berhasil menembus level ini, maka potensi kenaikan selanjutnya mengarah ke area resistensi berikutnya di 0.7990–0.8000.
Pergerakan emas pada time frame H4 menunjukkan konsolidasi di sekitar garis SMA 50 dengan RSI netral di level 49, menandakan belum adanya momentum yang dominan. Jika harga mampu menembus resistensi di 3.342 dan 3.350, maka peluang menuju 3.366 akan terbuka.
Pergerakan US Oil pada time frame H4 saat ini menguji garis tren naik yang bertepatan dengan SMA 50, yang berfungsi sebagai support dinamis di sekitar level 65,34. RSI berada di 46,15, mengindikasikan tekanan jual masih ada. Jika harga berhasil bertahan di atas support ini dan menembus resistensi di 66,40 dan 67,56, maka peluang kenaikan menuju 69,39 terbuka lebar.
Setelah gagal menembus resistance kuat di area 3.366, harga XAU/USD mengalami koreksi dan saat ini sedang menguji support dinamis di sekitar level 3.323 yang bertepatan dengan posisi SMA 50. SMA 50 ini menjadi kunci penentu arah pergerakan selanjutnya; jika harga mampu bertahan di atasnya, maka potensi rebound menuju 3.342 hingga 3.366 masih terbuka.
Pergerakan US Oil pada timeframe H4 menunjukkan bahwa harga masih bergerak dalam struktur uptrend yang didukung oleh garis tren naik dan mulai pulih setelah koreksi tajam. Saat ini harga sedang bergerak di atas area support penting di 66,40 yang juga berdekatan dengan garis tren naik dan SMA 50. Selama support ini bertahan, potensi kenaikan tetap terbuka dengan target ke area resistance 67,85, lalu 69,39 hingga 71,32.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa harga emas masih cenderung berada dalam tren bearish pada time frame H4, dengan level pivot di 3.341. Selama harga bergerak di atas level tersebut, arah pergerakan selanjutnya berpotensi naik untuk menguji area resistance di kisaran 3.378–3.400.
Pergerakan emas pada time frame H4 terlihat harga berhasil menembus trendline turun dan bergerak di atas garis SMA 50, mengindikasikan potensi perubahan tren ke arah bullish. Saat ini harga berada di area 3.350 dan telah menguji level support baru di 3.343. Jika momentum beli berlanjut, target selanjutnya berada di area resistance 3.372, 3.382, hingga 3.397. RSI yang mengarah ke atas mendekati level 60 juga mendukung peluang kelanjutan kenaikan. Namun, jika harga turun kembali di bawah 3.343, potensi koreksi ke 3.333 atau bahkan 3.323 bisa terjadi.
Pergerakan US Oil pada time frame H4 menunjukkan sinyal awal penguatan setelah berhasil keluar dari fase konsolidasi (area kuning) dan menembus ke atas area resistance 66,40. Harga juga masih bergerak di atas garis tren naik (trendline biru), yang menjadi penopang utama dari struktur bullish saat ini. Selain itu, harga mulai menjauhi SMA 50 yang sebelumnya menjadi tekanan dinamis. RSI saat ini berada di sekitar level 63,68, mencerminkan momentum positif yang masih cukup sehat.
Dari sisi teknikal, analisis dari Trading Central menunjukkan bahwa GBP/USD berpotensi bergerak bearish dengan level pivot di 1.3730. Selama harga berada di bawah level ini, pasangan mata uang tersebut berpeluang melanjutkan pelemahan. Target penurunan berada di area support 1.3670 hingga 1.3600.
Pergerakan emas pada time frame H4 menunjukkan potensi bullish, terlihat dari breakout garis tren merah ke atas, yang didukung oleh RSI yang keluar dari pola penurunan dan mendekati area overbought. Harga telah berhasil berada di atas SMA 50, yang berfungsi sebagai support dinamis dan memberikan indikasi penguatan lanjutan.
Pergerakan US Oil pada time frame H4 terlihat harga masih bergerak dalam fase konsolidasi setelah koreksi tajam dari level puncak. Posisi harga saat ini berada di bawah SMA 50, yang menunjukkan tekanan bearish, meskipun garis tren biru sebagai support masih bertahan. RSI berada di bawah level 50, memberikan indikasi bahwa momentum masih cenderung negatif.
