Market Summary
Peluang Trading US Oil semakin menarik menjelang rilis resmi data inventori minyak mentah Amerika Serikat. Data cadangan minyak yang dirilis setiap pekan sering memicu lonjakan volatilitas, sehingga trader perlu mencermati arah pergerakan harga sebelum dan sesudah publikasi.
Laporan industri terbaru menunjukkan kenaikan stok minyak mentah AS, yang memicu kekhawatiran tentang potensi oversupply. Walau begitu, dampaknya terhadap harga tetap terbatas karena pasar juga memperhitungkan tekanan dari sanksi AS terhadap produsen besar Rusia.
Tekanan Harga dari Kenaikan Stok Minyak Mentah AS
Harga minyak turun pada perdagangan Rabu setelah laporan menunjukkan peningkatan cadangan minyak mentah AS. Data dari API mengungkap kenaikan sebesar 4,45 juta barel pada pekan yang berakhir 14 November. Stok bensin juga naik 1,55 juta barel, sementara distillate bertambah 577.000 barel.
Kenaikan tersebut memberikan sentimen bearish. Namun pasar tetap waspada karena risiko supply dari Rusia masih terus membayangi. Kombinasi antara oversupply dan potensi gangguan pasokan menciptakan kondisi pasar yang bergerak dalam rentang terbatas.
Dampak Sanksi AS terhadap Rusia dan Respons Pasar
Sanksi AS terhadap beberapa produsen minyak Rusia berpotensi menekan volume ekspor negara tersebut. Sejumlah pembeli di Asia mulai beralih ke pemasok alternatif. Kondisi ini memberi dukungan bagi harga karena pasar memperkirakan pasokan global bisa semakin mengetat.
Di sisi lain, serangan Ukraina terhadap kilang dan terminal minyak Rusia memperbesar kekhawatiran pasar terhadap kemungkinan gangguan suplai. Kekhawatiran ini sempat mendorong kenaikan harga pada sesi sebelumnya.
Sentimen Menjelang Data Resmi
Pasar saat ini menimbang dua kekuatan besar: risiko suplai dari Rusia dan potensi oversupply dari kenaikan cadangan minyak AS. Margin diesel di Eropa juga naik signifikan akibat ketegangan geopolitik, sehingga memberi sedikit penopang pada harga minyak secara keseluruhan.
Delapan analis yang disurvei Reuters memperkirakan inventori minyak mentah AS kemungkinan justru turun sekitar 600.000 barel. Jika data resmi nanti menunjukkan penurunan lebih besar, volatilitas harga dapat meningkat.
Proyeksi Data Inventori Berdasarkan Jadwal Rilis Terbaru
Menjelang rilis data resmi, pasar juga mengamati proyeksi terbaru pada kalender ekonomi. Data Crude Oil Inventories menunjukkan forecast sebesar –1.9 juta barel, mengindikasikan ekspektasi penurunan stok, sementara data sebelumnya berada pada level 6.4 juta barel. Perbedaan signifikan antara forecast dan previous ini berpotensi memicu volatilitas besar, terutama jika hasil aktual berbeda jauh dari perkiraan. Kondisi ini semakin memperkuat Peluang Trading US Oil bagi trader yang memanfaatkan pergerakan cepat setelah berita dirilis.
Analisis Teknikal
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan US Oil pada time frame H4 masih memiliki peluang bullish dengan level pivot di 60,10. Selama harga bergerak dan bertahan di atas level tersebut, kenaikan berpotensi berlanjut untuk menguji area resistance 60,85–61,50.
Sebagai skenario alternatif, jika harga turun menembus level 60,10, maka tekanan bearish dapat meningkat dan membuka peluang pelemahan menuju area support 59,80–59,30.
Resistance 1: 60,85 Resistance 2: 61,15 Resistance 3: 61,50
Support1: 60,10 Support 2: 59,80 Support 3: 59,30
Dapatkan update seputar trading di tpfx.co.id . Buka akun demonya disini GRATISS. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda.
