Trading Opportunity Pair (TOP)
Market Summary
Pasangan mata uang GBP/USD menunjukkan pelemahan signifikan pada perdagangan hari Jumat, diperdagangkan mendekati level 1.2160. Penurunan ini didorong oleh beberapa faktor utama, termasuk data penjualan ritel Inggris yang mengecewakan dan penguatan dollar AS di tengah dinamika global.
Data dari Office for National Statistics (ONS) mengungkapkan bahwa penjualan ritel Inggris secara mengejutkan turun 0,3% pada Desember, setelah revisi pertumbuhan 0,1% pada November. Angka ini jauh dari ekspektasi kenaikan sebesar 0,4% menurut konsensus ekonom. Secara khusus, volume penjualan di toko makanan anjlok 1,9%, mencapai level terendah sejak April 2013, dengan penurunan tajam pada supermarket dan toko makanan khusus. Penurunan ini memberikan tekanan signifikan pada prospek ekonomi Inggris.
Penurunan penjualan ritel kuartal keempat secara keseluruhan mencapai 0,8%, yang diperkirakan berkontribusi pada kontraksi ekonomi sebesar 0,04 poin persentase. Dengan pertumbuhan ekonomi yang sudah stagnan hingga November, data ini menambah kekhawatiran akan kemungkinan kontraksi ekonomi Inggris pada kuartal terakhir 2024.
Pound Sterling melemah terhadap dollar AS, menembus di bawah level 1.22. Penurunan ini sejalan dengan kejatuhan hasil obligasi pemerintah Inggris (gilts) yang sebelumnya sempat melonjak. Pelemahan ini mencerminkan reaksi pasar terhadap prospek ekonomi Inggris yang semakin suram. Ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Bank of England (BoE) pada Februari semakin meningkat, dengan kemungkinan pemotongan sebesar 25 basis poin menjadi 4,5%. Sentimen ini diperkuat oleh tekanan inflasi yang mereda dan meningkatnya biaya pinjaman pemerintah.
Di sisi lain, dollar AS menunjukkan performa kuat, didukung oleh data ekonomi AS yang mendukung ekspektasi kebijakan moneter Federal Reserve yang lebih longgar. Indeks dollar AS (DXY) menguat di atas 109.20, mencerminkan permintaan yang solid terhadap Greenback meskipun ada ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed pada paruh kedua tahun ini.
Komentar dari pejabat Fed, termasuk Gubernur Christopher Waller, mendukung prospek pemangkasan suku bunga jika inflasi terus melambat. Situasi ini semakin membatasi pemulihan GBP/USD, meskipun sentimen risiko global cenderung lebih optimis.
Investor kini menantikan data pasar tenaga kerja Inggris untuk periode tiga bulan yang berakhir pada November di minggu mendatang. Data ini akan menjadi indikator penting untuk menilai dampak dari kebijakan fiskal terbaru, termasuk kenaikan kontribusi National Insurance (NI) yang diumumkan oleh Menteri Keuangan Rachel Reeves dalam anggaran musim gugurnya.
Analisis Teknikal
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan potensi pergerakan bullish pada GBP/USD dengan level pivot di 1.2160. Selama harga tetap bergerak di atas level ini, peluang penguatan lebih lanjut terbuka untuk menguji area resistance di kisaran 1.2225-1.2285.
Sebagai alternatif skenario, jika harga turun dan menembus level 1.2160, arah pergerakan kemungkinan akan berlanjut ke bawah untuk menguji area support di kisaran 1.2160-1.2100.
Resistance 1: 1.2225, Resistance 2: 1.2260, Resistance 3: 1.2285
Support1: 1.2160, Support 2: 1.2135, Support 3: 1.2100