Trading Opportunity Pair (TOP)
Market Summary
Pada Jumat lalu, nilai tukar Yen Jepang (JPY) mengalami penguatan signifikan terhadap dollar AS (USD) setelah Bank of Japan (BoJ) menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, langkah terbesar sejak 2007. Keputusan ini didukung oleh revisi proyeksi inflasi BoJ, yang mengindikasikan tekanan harga yang semakin menguat di Jepang. Yen sempat mencapai level tertinggi 154.845 per dollar sebelum sedikit terkoreksi, tetapi tetap menguat 0,55% di posisi 155.19 per dollar.
Penguatan Yen didukung oleh ekspektasi bahwa negosiasi upah musim semi di Jepang akan menghasilkan kenaikan signifikan, memberikan peluang bagi BoJ untuk melanjutkan kebijakan pengetatan moneter. Inflasi inti Jepang dilaporkan naik menjadi 3,0% pada Desember 2024, level tertinggi dalam 16 bulan terakhir. Kenaikan ini memperkuat posisi BoJ untuk mempertahankan kebijakan hawkish. Namun, Gubernur BoJ Kazuo Ueda menyebut bahwa kenaikan inflasi mendasar masih “moderat,” sehingga mengisyaratkan bahwa BoJ tidak terburu-buru untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut.
Di sisi lain, dollar AS melemah ke level terendah dalam satu bulan setelah pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengisyaratkan pendekatan lebih lunak terhadap tarif perdagangan dengan China. Trump juga menyerukan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve, yang memicu penurunan imbal hasil obligasi AS. Tekanan ini semakin mempersempit selisih imbal hasil antara AS dan Jepang, mendukung penguatan Yen sebagai aset safe haven.
Sentimen global terhadap dollar juga terpukul oleh kekhawatiran bahwa ancaman tarif perdagangan Trump tidak terealisasi sepenuhnya, memberikan peluang bagi mata uang lain seperti Euro dan Pound untuk mencatat penguatan mingguan. Euro naik 0,7% menjadi $1,0488, sementara Pound naik 0,4% menjadi $1,2402. Komentar Trump tersebut menggarisbawahi peran faktor eksternal dalam menekan dollar, memberikan dorongan tambahan bagi Yen.
Secara keseluruhan, kombinasi kebijakan hawkish dari BoJ dan sentimen bearish terhadap dollar AS menciptakan dinamika baru dalam pergerakan pasangan USD/JPY. Di tengah ketidakpastian global dan potensi pemangkasan suku bunga oleh The Fed, Yen diperkirakan tetap berada dalam bias bullish selama prospek ekonomi Jepang terus mendukung kebijakan pengetatan lebih lanjut. Selain itu, data PMI (Purchasing Managers’ Index) yang akan dirilis pada Jumat ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru tentang kondisi ekonomi global dan berpotensi memengaruhi permintaan terhadap Yen sebagai aset safe haven.
Analisis Teknikal
Dari perspektif teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pasangan USD/JPY cenderung bearish, dengan level pivot di 156.00. Selama harga tetap di bawah level tersebut, pasangan ini berpotensi melanjutkan penurunan untuk menguji area support di kisaran 154.85-154.20.
Sebagai alternatif skenario, jika harga berhasil menembus dan bergerak di atas 156.00, arah pergerakan diperkirakan akan berbalik naik, dengan target resistance di kisaran 156.35-156.75.
Resistance 1: 156.00, Resistance 2: 156.35, Resistance 3: 156.75
Support1: 154.85, Support 2: 154.55, Support 3: 154.20