FLASH NEWS
Economic News & Analysis
Pada hari Rabu, dollar AS melanjutkan penurunannya, dengan mata uang safe-haven dan yang sensitif terhadap risiko mengungguli greenback. Para pelaku pasar menunggu untuk melihat apakah administrasi Presiden AS, Donald Trump, akan mencapai kesepakatan perdagangan baru dengan mitra-mitranya. Dollar AS terjun minggu lalu karena kekhawatiran terhadap dampak ekonomi dari tarif baru dan pergeseran alokasi investasi ke luar negeri akibat ketidakpastian implementasi tarif yang tidak konsisten.
Amerika Serikat saat ini sedang berdiskusi dengan negara-negara seperti Jepang, sementara ketegangan dengan China terus meningkat. Analis mengatakan bahwa pasar berada dalam semacam “vakum informasi” dengan adanya kebuntuan antara China dan AS. Para pelaku pasar kini menunggu untuk melihat kesepakatan apa yang mungkin tercapai dengan negara-negara besar lainnya, yang dapat memberikan gambaran tentang arah kebijakan tarif AS ke depannya.
Presiden Trump sendiri berencana menghadiri pertemuan dengan pejabat perdagangan Jepang pada hari Rabu, sementara Menteri Keuangan Korea Selatan, Choi Sang-mok, dijadwalkan bertemu dengan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, minggu depan untuk membahas isu perdagangan. Wakil Presiden JD Vance juga mengungkapkan kemungkinan tercapainya kesepakatan perdagangan yang “sangat baik” antara AS dan Inggris.
Dalam hal kebijakan dalam negeri, Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS tampaknya melambat, dengan pengeluaran konsumen tumbuh secara moderat. Ia juga mencatat bahwa lonjakan impor untuk menghindari tarif dapat menekan estimasi Produk Domestik Bruto (PDB), sementara sentimen pasar semakin memburuk. Menurut Powell, The Fed akan memantau situasi lebih lanjut sebelum mengambil keputusan terkait suku bunga, sambil menilai apakah inflasi bersifat sementara atau berkelanjutan.
Penjualan Ritel AS, yang diumumkan pada hari Rabu, menunjukkan lonjakan signifikan pada bulan Maret. Penjualan ritel tercatat melonjak, didorong oleh pembelian kendaraan bermotor menjelang penerapan tarif baru. Kenaikan ini memperlihatkan konsumen yang meningkatkan pengeluaran mereka di tengah ketidakpastian ekonomi terkait kebijakan tarif yang sedang diterapkan. Peningkatan ini mengindikasikan bahwa meskipun ada kekhawatiran tentang dampak tarif terhadap ekonomi, konsumen AS tetap aktif berbelanja. Hal ini memberikan gambaran penting tentang daya tahan ekonomi domestik meskipun ada tekanan eksternal dari kebijakan perdagangan yang ketat.
Di pasar mata uang, euro menguat 0,84% terhadap dollar AS, diperdagangkan pada $1,1376, meskipun masih di bawah level tertinggi tiga tahun terakhir di $1,1473 yang tercatat pada Jumat lalu. Dollar juga melemah 0,71% terhadap yen Jepang, turun ke level terendah sejak 30 September. Sementara itu, franc Swiss juga menguat terhadap dollar, diperdagangkan pada 0,815, yang hampir mencapai level terendah 10 tahun terakhir.
Dalam perkembangan lain, mata uang Swiss mendapat perhatian lebih karena potensi tindakan dari Swiss National Bank (SNB) untuk menanggapi penguatan franc. Beberapa spekulasi di pasar menyebutkan bahwa SNB mungkin tidak akan melakukan intervensi langsung seperti yang biasa mereka lakukan, yang memberi kepercayaan lebih pada para trader untuk membeli franc.
Poundsterling Inggris sedikit melemah 0,07% menjadi $1,3221 setelah sebelumnya sempat mencapai level tertinggi dalam enam bulan di $1,3292. Dollar Kanada, di sisi lain, menguat 0,5% menjadi C$1,39 per dollar setelah Bank of Canada memutuskan untuk mempertahankan suku bunga kebijakan di 2,75%, yang merupakan jeda pertama setelah tujuh kali pemangkasan berturut-turut. Bank of Canada juga menyatakan kesiapan untuk bertindak tegas guna mengendalikan inflasi.
Dollar Australia menguat 0,35% menjadi $0,6365, meskipun sempat mencapai level tertinggi sejak 24 Februari di $0,6391.
Sementara itu, saham global mengalami penurunan tajam pada hari Rabu seiring dengan adanya pembatasan ekspor chip AS ke China dan ketidakpastian tarif yang terus mengganggu saham-saham teknologi. Di sisi lain, harga emas terus mencatatkan rekor tertinggi, didorong oleh pelemahan dollar AS dan ketegangan perdagangan AS-China yang meningkat. Harga spot emas melesat 3,1% menjadi $3,327,97 per ounce, sementara kontrak berjangka emas AS menguat 3,3% menjadi $3,324,50 per ounce.
Harga minyak juga mencapai level tertinggi dua minggu terakhir akibat kekhawatiran terhadap pasokan global setelah AS mengeluarkan sanksi baru yang menargetkan importir minyak Iran dari China.
Prospek Harga Emas Hari Kamis (17/04)
Pergerakan emas di time frame H4 menunjukkan tren bullish, dengan harga mendekati resistance R1 di 3.377,47. Resistance ini menjadi level kunci yang menentukan apakah tren bullish akan berlanjut. Indikator RSI berada di level overbought (83,95), menunjukkan potensi koreksi jika momentum bullish melemah.
Jika harga gagal menembus resistance R1, potensi koreksi dapat terjadi menuju pivot point (PP) di 3.303,63. Penurunan lebih lanjut dapat membawa harga ke support S1 di 3.264,84. Sebaliknya, jika resistance R1 berhasil ditembus, target berikutnya adalah resistance R2 di 3.416,26.
Data Perdagangan pada hari Rabu (16/04)
Open: 3.230,81 High: 3.342,41 Low: 3.229,78 Close: 3.338,69 Range: 112,63
GOLD INTRADAY AREA
R1 3.377,47 R2 3.416,26 R3 3.490,10
S1 3.264,84 S2 3.191,00 S3 3.152,21
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 3.305 |
Profit Target Level | 3.360 |
Stop Loss Level | 3.260 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 3.375 |
Profit Target Level | 3.310 |
Stop Loss Level | 3.417 |
Prospek Harga Minyak Hari Kamis (17/04)
Pergerakan US Oil pada grafik H4 menunjukkan fase pemulihan setelah tekanan jual yang cukup tajam sebelumnya. Saat ini harga bergerak naik membentuk higher low, yang ditopang oleh trendline (garis biru) sebagai support dinamis. Harga juga mendekati area resistance penting di 62.67, yang apabila berhasil ditembus dapat membuka potensi kenaikan lanjutan menuju 63.75 hingga 64.89.
Menariknya, area support 60.54 kini semakin kuat karena bertepatan dengan posisi SMA 50, yang sebelumnya berperan sebagai resistance dan kini berpotensi berubah fungsi menjadi support dinamis. Jika harga terkoreksi dan memantul dari zona ini, maka akan memperkuat validitas struktur bullish. Namun jika harga menembus ke bawah level tersebut, maka potensi penurunan lebih lanjut ke 59.24 dan 58.23 bisa terbuka. RSI saat ini berada di level 57.40, menandakan momentum bullish masih cukup terjaga namun belum dalam kondisi jenuh beli.
Data perdagangan pada hari Rabu (16/04)
Open: 60,93 High: 62,26 Low: 59,85 Close: 62,02 Range: 2,41
OIL INTRADAY AREA
R1 62,67 R2 63,75 R3 64,89
S1 60,54 S2 59,24 S3 58,23
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 61,00 |
Profit Target Level | 62,50 |
Stop Loss Level | 60,40 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 62,65 |
Profit Target Level | 61,00 |
Stop Loss Level | 63,80 |