Bursa Global Naik di Tengah Harapan Akhir Shutdown AS
Bursa global naik di tengah harapan akhir shutdown AS, sementara imbal hasil obligasi Amerika Serikat menurun dan indeks utama Wall Street bergerak bervariasi. Investor menunggu keputusan Kongres mengenai pembukaan kembali pemerintahan federal untuk mendapatkan kejelasan lebih lanjut tentang kondisi ekonomi AS.
MSCI Global Index naik tipis 0,26% menjadi 1.011,78. Di Eropa, indeks STOXX 600 ditutup naik 0,7%, sementara FTSEurofirst 300 menguat 0,8%, keduanya mencapai rekor tertinggi baru berkat penguatan saham perbankan. Di sisi lain, dolar AS melemah terhadap euro namun menguat terhadap yen, yang jatuh ke posisi terendah sembilan bulan.
Pasar obligasi AS menguat seiring meningkatnya ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga setelah data ekonomi menunjukkan pelemahan. Investor juga menanti pemungutan suara Kongres pada Rabu malam, yang diharapkan menandai berakhirnya shutdown dan memungkinkan rilis kembali data ekonomi utama seperti inflasi dan pekerjaan. Gedung Putih bahkan menyebut laporan pekerjaan dan inflasi bulan Oktober bisa saja tidak pernah dirilis jika shutdown berlanjut.
Wall Street Bergerak Variatif di Tengah Rotasi Saham
Di Wall Street, Dow Jones Industrial Average naik 326,86 poin atau 0,68% menjadi 48.254,82, mencetak rekor penutupan kedua berturut-turut. S&P 500 hanya naik 0,06% ke 6.850,92, sementara Nasdaq Composite turun 0,26% ke 23.406,46.
Investor mulai beralih dari saham teknologi besar ke saham bernilai (value stocks) yang sebelumnya tertinggal. Sektor perbankan menjadi penopang utama indeks nilai (value index) yang naik 0,4%, sementara indeks pertumbuhan (growth index) justru melemah 0,2%. Kenaikan saham perbankan didorong oleh optimisme pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed dan berakhirnya shutdown. Kedua faktor ini dinilai akan membantu memulihkan aktivitas ekonomi. Sementara itu, saham maskapai penerbangan ikut mengangkat Dow Jones Transportation Average yang naik 0,8%. Harapan akan normalnya kembali perjalanan udara setelah reopening juga memicu optimisme, terutama karena para pekerja penting seperti pengatur lalu lintas udara mulai menerima gaji kembali. Secara keseluruhan, arus dana mulai mengalir ke sektor-sektor yang sebelumnya tertinggal, mencerminkan meningkatnya selera risiko investor setelah periode ketidakpastian panjang.
Secara keseluruhan, arus dana mulai mengalir ke sektor-sektor yang sebelumnya underperform, mencerminkan meningkatnya selera risiko investor setelah periode ketidakpastian panjang akibat penutupan pemerintahan.
Pergerakan Obligasi AS dan Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga
Setelah libur Hari Veteran, pasar obligasi AS kembali aktif dan mencatat penguatan signifikan. Harga obligasi naik, mendorong imbal hasil (yield) turun karena investor bertaruh pada pemangkasan suku bunga lebih lanjut. Yield obligasi 10 tahun turun 4,5 basis poin menjadi 4,065% dari 4,11%, sementara obligasi 30 tahun turun 4,1 basis poin ke 4,6608%.
Yield obligasi 2 tahun — yang sensitif terhadap ekspektasi kebijakan suku bunga — juga turun 2,3 basis poin menjadi 3,568%. Pergerakan ini mencerminkan pandangan pasar bahwa The Fed semakin dekat untuk melonggarkan kebijakan moneter setelah laporan ADP menunjukkan sektor swasta AS kehilangan lapangan kerja dalam empat minggu hingga 25 Oktober.
Dalam konteks kebijakan moneter, Presiden Federal Reserve Atlanta Raphael Bostic mengumumkan rencana pensiun pada Februari mendatang. Karena tokoh tersebut sebelumnya dikenal berhati-hati terhadap pemangkasan suku bunga, pasar memperkirakan penggantinya akan lebih dovish, sejalan dengan preferensi pemerintah untuk suku bunga lebih rendah. Selain itu, Presiden The Fed New York menegaskan bahwa waktu bagi bank sentral untuk kembali melakukan pembelian obligasi semakin dekat, guna menjaga kestabilan suku bunga jangka pendek..
Dolar Menguat, Yen Tertekan ke Level Terendah
Dalam perdagangan mata uang, dolar AS menguat terhadap yen namun sedikit melemah terhadap euro. Indeks dolar naik 0,08% menjadi 99,52, dengan euro menguat tipis 0,05% ke $1,1586. Sementara itu, dolar menguat 0,44% terhadap yen hingga mencapai 154,83 — level terlemah yen dalam sembilan bulan terakhir.
Pelemahan yen memicu kekhawatiran di Jepang. Menteri Keuangan menyebut dampak negatif dari lemahnya yen terhadap perekonomian domestik semakin nyata, terutama bagi sektor impor dan konsumsi rumah tangga.
Pergerakan dolar dan obligasi ini menggambarkan bahwa pasar sedang menilai kemungkinan perubahan kebijakan The Fed jika pemerintahan AS benar-benar dibuka kembali dalam waktu dekat.
Minyak Anjlok, Emas Menguat Menanti Keputusan Kongres
Harga minyak dunia turun lebih dari $2 per barel akibat kekhawatiran kelebihan pasokan. Laporan OPEC terbaru memperkirakan bahwa keseimbangan antara pasokan dan permintaan global baru akan tercapai pada 2026, menggantikan proyeksi sebelumnya yang memperkirakan defisit pasokan.
Minyak mentah AS (WTI) turun 4,2% atau $2,55 menjadi $58,49 per barel, sedangkan Brent melemah 3,8% atau $2,45 ke $62,71 per barel.
Sebaliknya, harga emas menguat karena investor beralih ke aset aman menjelang pemungutan suara di Kongres AS. Spot gold naik 1,74% menjadi $4.198,33 per ons, sementara emas berjangka AS meningkat 1,98% ke $4.188,10 per ons. Kenaikan harga emas juga mencerminkan ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan bulan Desember mendatang.
Prospek harga Emas Kamis | 13 November 2025

Pergerakan harga emas pada grafik H4 menunjukkan momentum bullish yang kuat setelah berhasil menembus area resistance di 4.149. Level tersebut kini berubah fungsi menjadi support baru. Harga juga bergerak stabil di atas garis SMA 50, memperkuat sinyal tren naik. Indikator RSI berada di area overbought sekitar 74, menandakan tekanan beli masih dominan, meski potensi koreksi jangka pendek tetap ada.
Selama harga bertahan di atas 4.149, peluang kenaikan menuju 4.222, 4.245, hingga 4.278 tetap terbuka. Namun, jika harga turun di bawah level tersebut, koreksi lebih dalam berpotensi terjadi menuju area 4.125–4.099.
GOLD INTRADAY AREA
R1 4.222 R2 4.245 R3 4.279
S1 4.145 S2 4.125 S3 4.099
| OPEN POSITION | BUY |
| Price Level | 4.150 |
| Profit Target Level | 4.200 |
| Stop Loss Level | 4.120 |
| OPEN POSITION | SELL |
| Price Level | 4.222 |
| Profit Target Level | 4.170 |
| Stop Loss Level | 4.250 |
Prospek harga US Oil Kamis | 13 November 2025
Pergerakan US Oil pada time frame H4 memperlihatkan tekanan jual yang kuat setelah harga menembus garis tren menurun dan support di kisaran 58,82–59,37, yang kini berubah menjadi area resistance baru. Posisi harga yang berada di bawah SMA 50 mengonfirmasi dominasi tren bearish dalam jangka menengah.
Indikator RSI yang bergerak di area oversold sekitar level 30 menunjukkan potensi terjadinya rebound teknikal dalam waktu dekat. Meski demikian, momentum saat ini masih condong bearish, sehingga penurunan berpeluang berlanjut menuju area support berikutnya di kisaran 57,67 hingga 56,33 apabila tekanan jual tidak mereda.
US Oil INTRADAY AREA
R1 58,82 R2 59,37 R3 59,82
S1 57,67 S2 56,96 S3 56,33
| OPEN POSITION | BUY |
| Price Level | 57,70 |
| Profit Target Level | 58.60 |
| Stop Loss Level | 56,90 |
| OPEN POSITION | SELL |
| Price Level | 58,80 |
| Profit Target Level | 57,80 |
| Stop Loss Level | 59,40 |
Dapatkan update seputar pasar dari instrument lainnya di tpfx.co.id . Buka akun demonya disiniGRATISS.
Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda. Selamat trading dan semoga sukses!
