Dolar AS Melemah dan Wall Street Menguat
Dolar AS melemah pada perdagangan Kamis setelah Federal Reserve memangkas suku bunga sebesar 25 bps dan menyampaikan pandangan kebijakan yang kurang hawkish dari ekspektasi pasar. Pelemahan dolar AS melemah itu terjadi bersamaan dengan penguatan indeks saham utama Amerika Serikat, di mana Dow Jones dan S&P 500 mencetak rekor penutupan baru. Investor mengalihkan fokus ke sektor finansial dan material karena valuasi saham-saham teknologi mulai menimbulkan kekhawatiran.
Wall Street Menguat Meski Tekanan Terjadi di Sektor Teknologi
Dolar AS melemah sejalan dengan pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang menegaskan bahwa kenaikan suku bunga bukan menjadi skenario dasar bagi bank sentral. Pernyataan ini membuat pasar semakin yakin bahwa The Fed masih membuka ruang untuk dua kali pemangkasan suku bunga pada tahun depan. Di sisi lain, saham-saham teknologi melemah setelah proyeksi keuangan dari emiten besar tidak memenuhi ekspektasi pasar.
S&P 500 mencatat kenaikan moderat meski sektor teknologi menekan indeks. Sektor finansial naik 1,8%, sementara material menguat 2,2%. Dow Jones melonjak 646,26 poin atau 1,34% menuju 48.704,01. S&P 500 menguat 0,21% menjadi 6.901,00, sementara Nasdaq turun 0,25% menjadi 23.593,86. Kinerja saham global turut positif, dengan MSCI World naik 0,35% dan STOXX 600 Eropa menguat 0.55%.
Dolar AS Melemah ke Level Terendah Multi-Bulan
Pelemahan dolar AS melemah tecermin jelas ketika indeks dolar turun tajam terhadap euro, franc Swiss, sterling, dan yen. Franc Swiss menguat setelah Swiss National Bank mempertahankan suku bunga. Euro mencapai level tertinggi sejak awal Oktober di $1,1740, sementara sterling bergerak stabil setelah menyentuh level tertinggi dua bulan.
Dollar jatuh 0,3% terhadap yen ke 155,61, dan menyentuh level terendah multi-bulan terhadap franc Swiss. Tekanan berlanjut karena investor memperkirakan kebijakan moneter global akan semakin longgar setelah keputusan The Fed.
Yield Treasury Turun untuk Hari Kedua
Imbal hasil obligasi pemerintah AS turun untuk sesi kedua setelah The Fed mengumumkan pemangkasan suku bunga. Selain itu, bank sentral menyampaikan bahwa pembelian obligasi jangka pendek akan dimulai pada Jumat dengan nilai awal sekitar $40 miliar, lebih besar dari perkiraan pasar.
Yield Treasury tenor 30 tahun turun tipis ke 4,792% setelah lelang sebesar $22 miliar menunjukkan permintaan yang solid. Di Eropa, imbal hasil Bund Jerman juga turun mendekati harian setelah sempat mencapai level tertinggi sejak Maret sebelum investor mengalihkan perhatian ke pertemuan ECB pekan depan.
Harga Minyak Turun, Fokus Bergeser ke Pembicaraan Damai
Harga minyak bergerak melemah ketika investor mengalihkan fokus ke perkembangan pembicaraan damai Rusia-Ukraina. Minyak WTI turun 86 sen ke $57,60 per barel, sementara Brent turun 93 sen ke $61,28. Sentimen pasar komoditas bergeser lebih berhati-hati karena fokus investor bergeser dari ketegangan geopolitik ke potensi resolusi diplomatik.
Harga Emas Melonjak ke Level Tertinggi Satu Bulan
Emas menguat signifikan setelah keputusan The Fed menekan dolar. Harga spot gold naik 1,2% menuju $4.280,08 per ounce, level tertinggi sejak 21 Oktober. Kontrak futures Februari melonjak 2,1% menjadi $4.313 per ounce. Sementara itu, harga perak menguat hampir 4% dan kembali mendekati rekor tertinggi di $64,31 per ounce.
Kenaikan ini mengikuti keputusan The Fed yang kembali memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya secara beruntun dan menyatakan bahwa laju pemangkasan selanjutnya akan menunggu perkembangan inflasi dan kondisi pasar tenaga kerja yang masih “tetap cukup tinggi”.
Prospek harga Emas Jumat | 12 Desember 2025
Pergerakan emas pada grafik H4 menunjukkan harga berhasil melakukan breakout dari area konsolidasi di dalam rectangle 4.245–4.265 dan kini area tersebut berubah fungsi menjadi support baru yang menahan koreksi jangka pendek. Selama harga bertahan di atas 4.245–4.265, momentum bullish tetap dominan di atas SMA 50 dan trendline naik, sehingga potensi kenaikan dapat berlanjut menuju resistance 4318, lalu 4344, hingga 4381, dengan RSI yang mendekati area overbought mengonfirmasi kuatnya tekanan beli selama harga tidak kembali turun ke bawah area rectangle tersebut.
GOLD INTRADAY AREA
R1 4.318 R2 4.344 R3 4.381
S1 4.265 S2 4.245 S3 4.222
| OPEN POSITION | BUY |
| Price Level | 4.265 |
| Profit Target Level | 4.310 |
| Stop Loss Level | 4.240 |
| OPEN POSITION | SELL |
| Price Level | 4.315 |
| Profit Target Level | 4.290 |
| Stop Loss Level | 4.345 |
Prospek harga US Oil Jumat | 12 Desember 2025
Pergerakan US Oil pada grafik H4 menunjukkan tekanan bearish yang semakin jelas setelah harga turun menembus area support 58,13, yang kini berubah fungsi menjadi resistance terdekat. Selama harga tetap tertahan di bawah 58,13 dan tidak mampu kembali naik ke atas resistance berikutnya di 58,65 hingga 59,16, tekanan jual berpotensi berlanjut dengan target penurunan menuju 57,09, lalu 56,59, hingga 56,13.
Sentimen bearish ini juga didukung oleh posisi harga yang berada di bawah EMA 50 serta RSI yang masih bergerak di area bawah 40, menegaskan dominasi seller dalam jangka pendek.
US Oil INTRADAY AREA
R1 58,13 R2 58,65 R3 59,16
S1 57,09 S2 56,59 S3 56,13
| OPEN POSITION | BUY |
| Price Level | 57,25 |
| Profit Target Level | 58,10 |
| Stop Loss Level | 56,50 |
| OPEN POSITION | SELL |
| Price Level | 58,13 |
| Profit Target Level | 57,25 |
| Stop Loss Level | 58,65 |
Dapatkan update seputar pasar dari instrument lainnya di tpfx.co.id . Buka akun demonya disini GRATISS.
Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda. Selamat trading dan semoga sukses!
