Dolar AS Menguat Didukung Kebijakan Moneter The Fed yang Hati-Hati

FLASH NEWS

Economic News & Analysis

Dolar AS naik terhadap sebagian besar mata uang utama pada hari Selasa, melanjutkan tren penguatan yang membawanya ke level tertinggi lebih dari dua bulan. Penguatan ini didorong oleh ekspektasi bahwa Federal Reserve akan melanjutkan pemangkasan suku bunga secara bertahap dalam satu setengah tahun ke depan.

Selama sebagian besar sesi Eropa dan AS, dolar sempat melemah akibat berkurangnya aversi risiko setelah laporan media menyebutkan bahwa Israel tidak akan menyerang target minyak Iran. Hal ini mengurangi kekhawatiran akan gangguan pasokan di Timur Tengah, yang pada gilirannya menekan harga minyak turun dan menurunkan ekspektasi inflasi, memberi tekanan ringan pada dolar.

Meski demikian, tren penguatan dolar diperkirakan akan terus berlanjut, mengingat ketidakpastian geopolitik dan pemilu yang masih tinggi.

Data ekonomi AS menunjukkan bahwa perekonomian masih kuat, sementara inflasi pada September naik sedikit lebih tinggi dari yang diperkirakan. Hal ini membuat pelaku pasar mengurangi spekulasi tentang pemangkasan suku bunga yang lebih besar dari Federal Reserve. Bank sentral AS memulai siklus pelonggaran kebijakan dengan pemotongan agresif sebesar 50 basis poin pada pertemuan kebijakan terakhirnya di bulan September, namun ekspektasi pasar kini bergeser ke laju pemotongan yang lebih lambat, yang mendukung penguatan dolar.

Para trader telah memberikan probabilitas hampir 100% untuk pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan November, dengan kemungkinan jeda hanya 0,2%, sehingga suku bunga dana federal tetap berada di kisaran target 4,75%-5,0%.

Pada perdagangan sore, indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam rival utamanya, naik 0,1% menjadi 103,26, tidak jauh dari level tertinggi 103,36 yang dicapai pada Senin. Kenaikan dolar ini sebagian didorong oleh pernyataan dari Gubernur Fed, Chris Waller, yang menyerukan “lebih berhati-hati” dalam memotong suku bunga.

Euro mencapai level terendah sejak 8 Agustus di $1,0882 menjelang pertemuan kebijakan Bank Sentral Eropa pada hari Kamis, di mana bank sentral tersebut diperkirakan akan kembali menurunkan suku bunga. Pada saat yang sama, pound Inggris naik tipis menjadi $1,3068 setelah data pasar tenaga kerja Inggris menunjukkan pertumbuhan upah melambat ke level terendah dalam lebih dari dua tahun pada periode tiga bulan hingga Agustus. Perlambatan ini diperkirakan akan memungkinkan Bank of England menurunkan suku bunga bulan depan.

Kelemahan yen juga berkurang setelah dolar AS sempat naik mendekati 150 yen, terutama setelah adanya pergeseran sikap dari Gubernur Bank of Japan, Kazuo Ueda, yang mengurangi harapan akan kenaikan suku bunga lebih lanjut. Dolar AS turun 0,4% terhadap yen menjadi 149,25 yen setelah sebelumnya mencapai 149,98 yen pada hari Senin, level tertinggi sejak 1 Agustus.

Mata uang negara pengekspor minyak, seperti kroner Norwegia dan dolar Kanada, melemah setelah harga minyak mentah jatuh akibat laporan bahwa Israel tidak akan menyerang target minyak Iran. Di sisi lain, dolar Australia turun 0,4% menjadi $0,6701, sementara dolar Selandia Baru turun 0,3% menjadi $0,6078.

Di pasar saham, sektor energi mengalami penurunan terbesar di antara sektor utama S&P 500, dengan penurunan sebesar 3,04%. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 324,60 poin atau 0,75%, sementara S&P 500 turun 44,54 poin atau 0,76%, dan Nasdaq Composite turun 187,10 poin atau 1,01%.

Harga minyak turun ke level terendah dalam hampir dua minggu, memperpanjang kerugian hari Senin seiring berkurangnya tekanan pasokan akibat konflik di Timur Tengah. Di sisi lain, emas menguat, didorong oleh penurunan imbal hasil obligasi AS, dengan harga emas spot naik 0,4% menjadi $2.661,80 per ons.

Prospek Harga Emas Hari Rabu (16/10)

Pergerakan emas di time frame H4 terlihat bahwa harga saat ini berada dalam fase konsolidasi setelah sebelumnya mengalami breakout dari pola descending channel. Harga telah menembus batas atas channel tersebut, yang menandakan potensi kelanjutan tren naik.

Saat ini, harga berada di atas area support kunci di sekitar $2642 dan $2630, yang berfungsi sebagai level penahan untuk potensi koreksi lebih lanjut. Jika harga tetap bertahan di atas level ini, ada peluang untuk melanjutkan kenaikan menuju target resistance berikutnya di $2670, $2686, dan akhirnya ke area $2707.

Namun, jika harga gagal mempertahankan posisinya di atas $2642, ada potensi penurunan menuju support yang lebih rendah di sekitar $2615.

Data Perdagangan pada hari Selasa (14/10)

Open: 2,646.86    High: 2,668.86   Low: 2,638.00    Close: 2,661.23  Range: 30.86

GOLD INTRADAY AREA

R1  2,670  R2  2,686   R3 2,707

S1  2,642    S2  2,630     S3 2,615

OPEN POSITION BUY
Price Level 2.642
Profit Target Level 2.665
Stop Loss Level 2.630
OPEN POSITION SELL
Price Level 2.670
Profit Target Level 2.655
Stop Loss Level 2.687

Prospek Harga Minyak Hari Rabu (16/10)

Pergerakan US Oil di timeframe H4, terlihat bahwa saat ini sedang dalam tren penurunan setelah gagal menembus resistance di sekitar $73.36. Harga sempat mengalami gap down, dan masih bergerak di bawah gap tersebut.

Saat ini, harga bergerak menuju level resistance minor di sekitar $71.52. Jika harga tidak berhasil menutup gap dan terus tertahan di bawah level ini, ada potensi kelanjutan tren turun menuju support-support terdekat di $69.74, $69.15, dan $68.42.

Indikator RSI berada di wilayah oversold, yang bisa menandakan potensi pembalikan sementara ke atas. Namun, tren utama masih bearish selama harga belum menembus dan stabil di atas area gap tersebut.

Data perdagangan pada hari Selasa (15/10)

Open: 71.49   High: 72.09   Low: 69.69  Close: 70.92  Range:  2.40

OIL INTRADAY AREA

R1   71.52  R2 72.26  R3 73.36

S1  769.74    S2 69.15   S3 68.42

OPEN POSITION BUY
Price Level 69.75
Profit Target Level 71.00
Stop Loss Level 69.10
OPEN POSITION SELL
Price Level 71.50
Profit Target Level 70.00
Stop Loss Level 72.30
image-artikel