Dolar AS Melemah Mingguan di Tengah Prospek Suku Bunga
Dolar AS melemah mingguan meskipun mencatat penguatan tipis terhadap mayoritas mata uang utama pada perdagangan Jumat. Penguatan tersebut terjadi setelah tekanan jual mendominasi sesi-sesi sebelumnya, seiring meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan melanjutkan pemangkasan suku bunga tahun depan. Indeks dolar naik 0,1% ke level 98,44, namun tetap berada di jalur penurunan mingguan ketiga berturut-turut dan sudah turun sekitar 1,1% sepanjang Desember.
Secara tahunan, indeks dolar juga telah terkoreksi lebih dari 9%, mencerminkan tekanan struktural yang kuat akibat perubahan arah kebijakan moneter AS.
Ketidakpastian Kebijakan The Fed Jadi Fokus Pasar
Ketidakpastian arah kebijakan moneter AS menjadi sorotan utama pasar global. Federal Reserve memangkas suku bunga sesuai ekspektasi pasar pada pekan ini. Pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell dinilai lebih dovish dari perkiraan. Powell menegaskan bahwa ambang pemangkasan lanjutan tetap tinggi. Ia juga mengumumkan pembelian obligasi Treasury tenor pendek senilai USD 40 miliar per bulan untuk menambah likuiditas.
Perbedaan pandangan di internal The Fed masih terlihat. Sejumlah pejabat menilai inflasi masih terlalu tinggi untuk pelonggaran agresif. Investor memperkirakan dua kali pemangkasan suku bunga pada 2026. Proyeksi resmi The Fed menunjukkan ruang pelonggaran yang lebih terbatas.
Pergerakan Mata Uang Utama Global
Di Eropa, euro bergerak stabil di kisaran USD 1,1735 setelah mencetak level tertinggi lebih dari dua bulan. Pound sterling melemah tipis ke USD 1,3375 setelah data menunjukkan ekonomi Inggris terkontraksi 0,1% pada periode Agustus–Oktober. Data tersebut memperkuat ekspektasi bahwa Bank of England akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat.
Di Asia, dolar AS menguat terhadap yen ke level 155,93 menjelang pertemuan Bank of Japan. Pelaku pasar menantikan pernyataan otoritas BoJ terkait arah kebijakan suku bunga pada 2026, setelah bank sentral tersebut diperkirakan tetap melanjutkan normalisasi kebijakan secara bertahap.
Pasar Saham AS dan Rotasi Sektor
Wall Street ditutup melemah tajam pada Jumat. Tekanan jual di saham teknologi memicu rotasi ke sektor siklikal dan defensif. Indeks S&P 500 turun 1%, Nasdaq anjlok 1,8%, sementara Dow Jones terkoreksi 0,4%. Pelemahan ini mencerminkan meningkatnya kehati-hatian investor terhadap saham berbasis kecerdasan buatan, meskipun kebijakan moneter yang lebih longgar masih menopang sentimen jangka menengah.
Emas Menguat, Minyak Tetap Tertekan
Harga emas melonjak tajam dan mencatat kenaikan mingguan sekitar 3%, didorong sinyal dovish The Fed serta langkah pembelian obligasi yang berpotensi melonggarkan kondisi keuangan. Permintaan terhadap aset lindung nilai kembali meningkat seiring pelemahan dolar AS dan turunnya imbal hasil obligasi.
Sementara itu, harga minyak WTI stabil di sekitar USD 58 per barel, namun tetap berada di jalur penurunan mingguan lebih dari 3%. Ekspektasi surplus pasokan global dan meningkatnya persediaan minyak dunia menahan pemulihan harga, meskipun tensi geopolitik masih menjadi faktor pendukung volatilitas.
Prospek Pasar ke Depan
Dengan dolar AS melemah mingguan dan ketidakpastian kebijakan moneter yang tinggi, arah pasar akan dipengaruhi rilis data ekonomi AS yang tertunda. Faktor politik menjelang tahun pemilu juga berperan penting. Pasar kini mencermati arah suku bunga The Fed, stabilitas saham, dan pergerakan komoditas utama dalam beberapa pekan ke depan.
Prospek harga Emas Senin | 15 Desember 2025
Pergerakan XAUUSD pada grafik H4 menunjukkan penguatan lanjutan setelah harga menembus dan bertahan di atas area resistance 4.225–4.265, yang kini berfungsi sebagai support jangka pendek. Harga bergerak di atas SMA 50 dan tetap bertahan di atas trendline naik, sehingga bias bullish masih terjaga.
Selama harga bertahan di atas 4.265, peluang kenaikan tetap terbuka menuju resistance 4.318, lalu 4.356 hingga 4.381. RSI di kisaran 62 menunjukkan momentum bullish yang masih sehat tanpa indikasi jenuh beli berlebihan.
GOLD INTRADAY AREA
R1 4.318 R2 4.356 R3 4.381
S1 4.265 S2 4.245 S3 4.225
| OPEN POSITION | BUY |
| Price Level | 4.280 |
| Profit Target Level | 4.315 |
| Stop Loss Level | 4.250 |
| OPEN POSITION | SELL |
| Price Level | 4.356 |
| Profit Target Level | 4.320 |
| Stop Loss Level | 4.385 |
Prospek harga US Oil Senin | 15 Desember 2025
Pergerakan US Oil pada grafik H4 terlihat mencoba melakukan rebound dari area support 57,09, namun pergerakan kenaikan tersebut masih terbatas dan tertahan di bawah resistance 58,00. Selama harga tetap bergerak di bawah level 58,00, tekanan bearish masih mendominasi dan kenaikan yang terjadi cenderung bersifat korektif.
Meski demikian, karena posisi harga masih berada dekat support 57,09, peluang rebound teknikal ke area resistance tetap terbuka. Namun, jika level 57,09 ditembus secara jelas, penurunan berpotensi berlanjut dengan target berikutnya di kisaran 56,59 hingga 56,13.
US Oil INTRADAY AREA
R1 58,00 R2 58,55 R3 59,16
S1 57,09 S2 56,59 S3 56,13
| OPEN POSITION | BUY |
| Price Level | 57,25 |
| Profit Target Level | 58,00 |
| Stop Loss Level | 56,50 |
| OPEN POSITION | SELL |
| Price Level | 58,00 |
| Profit Target Level | 57,25 |
| Stop Loss Level | 58,65 |
Dapatkan update seputar pasar dari instrument lainnya di tpfx.co.id . Buka akun demonya disini GRATISS.
Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda. Selamat trading dan semoga sukses!
