Dolar AS Stabil Setelah Data Inflasi AS Melemah
Dolar AS stabil pada perdagangan Jumat setelah sempat melemah akibat data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan. Data terbaru menunjukkan Indeks Harga Konsumen (CPI) naik 0,3% pada September dan 3% secara tahunan. Angka ini lebih rendah dari perkiraan pasar sebesar 0,4% bulanan dan 3,1% tahunan.
Seorang analis menyebut, “Headline inflasi lebih lembut dari perkiraan. Dolar sempat dijual meski pasar sudah hampir 100% yakin The Fed akan memangkas suku bunga, tidak hanya minggu depan tetapi juga pada Desember.”
Indeks dolar terakhir turun tipis 0,021% ke level 98,934, masih mencatatkan kenaikan tipis secara mingguan. Dolar AS stabil di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga yang lebih besar oleh The Fed.
Sentimen Pasar Global dan Fokus pada Pertemuan Dagang
Euro menguat 0,06% menjadi $1,163 setelah data aktivitas bisnis zona euro menunjukkan pertumbuhan lebih cepat, dipimpin sektor jasa. Namun, ketegangan dagang kembali muncul setelah Presiden AS Donald Trump menghentikan pembicaraan perdagangan dengan Kanada.
Pasar kini menantikan pertemuan Trump dan Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan minggu depan. Banyak pihak memperkirakan peluang besar deeskalasi perang dagang setelah pertemuan tersebut. Seorang analis menilai, “Ekspektasi sangat tinggi bahwa pertemuan ini dapat mengurangi ketegangan perdagangan secara signifikan.”
Kinerja Pasar Saham di Wall Street
Tiga indeks utama Wall Street menutup perdagangan di rekor tertinggi. S&P 500 naik 0,8%, Nasdaq menguat 1%, dan Dow Jones melonjak 470 poin menembus 47.000 untuk pertama kalinya.
Saham teknologi memimpin reli, dengan AMD dan IBM masing-masing naik lebih dari 7%, didukung inovasi komputasi kuantum yang sukses. Saham perbankan juga menguat seiring harapan kebijakan moneter longgar yang dapat mendukung pertumbuhan pinjaman.
Pergerakan Komoditas: Emas Koreksi dan Minyak Menguat
Harga emas berfluktuasi tetapi tetap di bawah $4.120 per ons. Data inflasi yang lebih lemah meningkatkan peluang pemangkasan suku bunga, meski emas masih berpotensi menutup minggu dengan penurunan setelah reli panjang.
Di sisi lain, harga minyak mentah WTI bergerak di atas $61 per barel, mendekati level tertinggi dua minggu. Kenaikan harga didorong sanksi baru AS terhadap Rosneft dan Lukoil yang memicu kekhawatiran pasokan global.
Sejumlah perusahaan energi Asia seperti China National Petroleum dan Indian Oil dilaporkan menunda pembelian minyak Rusia sebagai respons terhadap sanksi tersebut.
Yen dan Poundsterling Tertekan
Yen Jepang melemah ke posisi terendah dua minggu di 152,85 per dolar, dipicu rencana stimulus besar dari Perdana Menteri Sanae Takaichi. Sementara itu, poundsterling turun 0,15% ke $1,33 meski data penjualan ritel Inggris lebih kuat dari perkiraan.
Bank of England kini di bawah tekanan untuk memangkas suku bunga setelah inflasi melambat. Meskipun begitu, dolar AS stabil karena investor menilai arah kebijakan moneter AS akan lebih menentukan pergerakan global dalam waktu dekat.
Kesimpulan
Dolar AS stabil di tengah pelemahan inflasi, prospek pemangkasan suku bunga, dan sentimen pasar yang optimistis terhadap kesepakatan dagang AS–China. Pasar keuangan global masih menunggu langkah The Fed minggu depan yang akan menjadi penentu arah pergerakan mata uang utama dunia.
Prospek harga Emas Senin | 27 Oktober 2025
Grafik XAU/USD pada timeframe H4 menunjukkan pola double top di area sekitar 4.379 yang menandakan potensi pembalikan arah dari tren naik sebelumnya. Setelah gagal menembus level tersebut dua kali, harga mengalami penurunan tajam dan kini bergerak di bawah garis SMA 50 yang juga mulai melengkung ke bawah, menandakan momentum bearish yang meningkat.
Area antara 4.161 hingga 4.186 menjadi zona resistance kuat, sementara support terdekat berada di sekitar 4.044 dan 4.000, dengan potensi penurunan lanjutan menuju 3.946 jika tekanan jual berlanjut. RSI berada di kisaran 42, menunjukkan momentum netral ke bearish dan membuka peluang bagi kelanjutan koreksi selama harga bertahan di bawah SMA 50 dan resistance 4.161.
GOLD INTRADAY AREA
R1 4.161 R2 4.186 R3 4.225
S1 4.044 S2 4.000 S3 3.946
| OPEN POSITION | BUY |
| Price Level | 4.045 |
| Profit Target Level | 4.090 |
| Stop Loss Level | 4.000 |
| OPEN POSITION | SELL |
| Price Level | 4.160 |
| Profit Target Level | 4.070 |
| Stop Loss Level | 4.190 |
Prospek harga US Oil Senin | 27 Oktober 2025
Grafik WTI Crude Oil pada timeframe H4 menunjukkan adanya penguatan harga yang menembus garis tren turun, menandakan potensi perubahan arah dari tren bearish menjadi koreksi bullish sementara. Namun, harga kini mendekati area resistance penting di sekitar 62,90 hingga 63,48, yang berpotensi menahan kenaikan lebih lanjut. RSI berada di level overbought sekitar 71,62, menunjukkan potensi tekanan jual jangka pendek.
Jika harga gagal menembus resistance 62,90 dan mulai melemah, koreksi dapat terjadi menuju support 61,22 atau bahkan 60,72. Sebaliknya, jika harga mampu menembus dan bertahan di atas 62,90, peluang kenaikan lanjutan menuju 64,05 akan terbuka.
US Oil INTRADAY AREA
R1 62,90 R2 63,48 R3 64,05
S1 61,22 S2 60,72 S3 60,16
| OPEN POSITION | BUY |
| Price Level | 61,25 |
| Profit Target Level | 62,30 |
| Stop Loss Level | 60,70 |
| OPEN POSITION | SELL |
| Price Level | 62,90 |
| Profit Target Level | 62,00 |
| Stop Loss Level | 63,50 |
Dapatkan update seputar pasar dari instrument lainnya di tpfx.co.id . Buka akun demonya disiniGRATISS.
Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda. Selamat trading dan semoga sukses!
