Market Summary
Harga minyak berpotensi melonjak lebih tinggi menyusul serangan militer Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran. Investor menilai eskalasi terbaru ini dapat memicu aksi beli mendadak pada aset-aset aman di tengah meningkatnya ketidakpastian global. Meskipun pasar saham Timur Tengah yang beroperasi pada hari Minggu menunjukkan respons yang relatif tenang, ketegangan tetap tinggi setelah Iran meningkatkan serangan rudalnya ke Israel sebagai respons atas keterlibatan mendalam AS dalam konflik tersebut.
Presiden AS Donald Trump menyebut serangan tersebut sebagai “kesuksesan militer yang spektakuler” dan mengklaim bahwa fasilitas pengayaan nuklir utama milik Iran telah dihancurkan sepenuhnya. Trump juga memperingatkan bahwa AS siap menyerang target lain di Iran jika negara tersebut tidak bersedia berdamai. Sementara itu, Iran menegaskan bahwa mereka akan mempertahankan semua opsi untuk membela diri dan memperingatkan akan ada “konsekuensi abadi”. Iran saat ini sedang mempertimbangkan opsi balasan dan menyatakan diplomasi baru akan dipertimbangkan setelah aksi balasan dilaksanakan.
Dampak ke Pasar dan Potensi Lonjakan Harga Minyak
Investor memproyeksikan keterlibatan AS dapat memicu aksi jual di pasar saham global dan meningkatkan permintaan terhadap aset aman seperti dollar AS, obligasi pemerintah, dan emas. Salah satu kekhawatiran terbesar pasar adalah potensi gangguan pasokan minyak, terutama jika Iran menargetkan infrastruktur minyak AS di Timur Tengah atau mengganggu jalur pelayaran di Selat Hormuz, jalur ekspor utama bagi minyak dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Irak, dan Kuwait.
Jika Iran merespons dengan agresif, seperti yang pernah mereka ancam sebelumnya, harga minyak bisa bergerak menuju $100 per barel. Hingga saat ini, harga minyak Brent telah melonjak sekitar 18% sejak 10 Juni dan mencapai level tertinggi lima bulan di $79,04 per barel pada Kamis lalu.
Namun, sebagian analis memperkirakan lonjakan harga minyak yang terjadi saat ini dapat bersifat sementara jika ketegangan ini membuka peluang bagi tercapainya kesepakatan damai antara Iran, Israel, dan Amerika Serikat.
Risiko Inflasi dan Potensi Dampaknya pada Kebijakan Suku Bunga
Kenaikan harga minyak yang signifikan dapat memberikan tekanan inflasi global yang lebih besar, yang berisiko menurunkan kepercayaan konsumen dan mengurangi peluang pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat. Lonjakan inflasi tambahan akan memperumit keputusan bank sentral yang saat ini berada dalam fase penyesuaian kebijakan moneter secara hati-hati.
Sejumlah ekonom memperingatkan bahwa kenaikan harga minyak yang drastis dapat semakin memperlambat pertumbuhan ekonomi global yang sudah terbebani oleh kebijakan tarif perdagangan AS.
Respons Awal Pasar: Dollar Menguat dan Minyak Melonjak
Dollar AS menguat di awal perdagangan Asia ketika investor beralih ke aset aman di tengah meningkatnya risiko geopolitik. Dollar mencatat penguatan terhadap euro dan mayoritas mata uang utama lainnya, sementara kontrak minyak mentah berjangka melonjak dan indeks saham AS tergelincir. Imbal hasil obligasi AS cenderung stabil.
Pasar kripto juga menunjukkan gejala risk-off, di mana Bitcoin turun ke bawah level $100.000 dan Ether mengalami pelemahan signifikan. Namun, dampak pelemahan di pasar saham global masih relatif terbatas sejak serangan pertama Israel ke Iran pada 13 Juni. Sebagian investor menilai bahwa ekspektasi pasar sebelumnya mengasumsikan konflik ini tetap lokal dan tidak berdampak luas pada perekonomian global.
Fokus Selanjutnya: Potensi Blokade Selat Hormuz dan Serangan Balasan
Pasar kini mengamati perkembangan lebih lanjut, khususnya terkait potensi blokade Selat Hormuz oleh Iran yang dapat secara langsung mengancam pasokan minyak global. Jika jalur strategis tersebut terganggu, pasar diperkirakan akan merespons lebih agresif.
Iran menegaskan akan membalas serangan AS dan mempertahankan kedaulatannya dengan segala cara yang diperlukan. Sementara itu, Israel dilaporkan melanjutkan serangan militer dengan menargetkan sejumlah situs penting di Tehran dan wilayah barat Iran.
Beberapa manajer investasi menilai bahwa meskipun risiko meningkat, penurunan pasar kemungkinan akan terbatas mengingat sebagian besar investor telah mengantisipasi potensi memburuknya konflik dan telah meningkatkan posisi lindung nilai mereka.
Harga Emas Stabil, Tekanan Turun Masih Ada
Harga emas dunia relatif stabil pada perdagangan Jumat, meskipun diperkirakan membukukan pelemahan mingguan setelah Presiden Trump menunda keputusan keterlibatan militer AS dalam perang udara antara Israel dan Iran. Emas spot tercatat di $3.368,68 per ons, dengan pergerakan yang relatif datar dan berada di level terendah sejak 12 Juni. Sementara itu, harga emas berjangka AS ditutup melemah 0,7% ke posisi $3.385,70 per ons. Sementara itu, emas berjangka AS ditutup turun 0,7% ke $3.385,70 per ons.
Emas cenderung bertahan stabil karena ketegangan yang memuncak mulai mereda setelah Trump mengisyaratkan tidak ada serangan tambahan dalam waktu dekat. Namun, potensi penurunan harga emas ke area $3.250 per ons tetap terbuka, meski setiap pelemahan diperkirakan akan tetap diburu pembeli dalam tren penguatan jangka menengah.
Gedung Putih menyatakan bahwa keputusan akhir mengenai keterlibatan militer AS akan diumumkan dalam dua minggu ke depan, yang meningkatkan tekanan bagi Iran untuk mempertimbangkan jalur diplomasi.
Prospek harga Emas Senin | 23 Juni 2025
Pergerakan emas pada grafik H4 menunjukkan harga telah menembus ke bawah garis tren naik yang terbentuk sejak pertengahan Mei. Kondisi ini mengindikasikan potensi pembalikan arah menuju tren bearish. Saat ini harga sedang mencoba pullback ke area trendline yang telah ditembus. Area ini berpotensi menjadi resistance dinamis.
Jika harga gagal menembus kembali ke atas trendline dan resistance 3.362, peluang penurunan semakin besar. Target pelemahan berikutnya berada di level support 3.341 dan 3.329.
GOLD SUGGESTION
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 3.362 |
Profit Target Level | 3,400 |
Stop Loss Level | 3.340 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 3.403 |
Profit Target Level | 3.375 |
Stop Loss Level | 3.320 |
Prospek harga Oil Senin | 23 Juni 2025
Harga minyak pada grafik H4 terlihat berada dalam tren naik yang kuat. Saat ini harga sedang mengalami koreksi setelah terbentuk gap kecil. Selama harga bertahan di atas area support 74,15 dan tetap bergerak di atas SMA 50, peluang kenaikan masih terbuka. Target penguatan berada di area resistance 77,89, 79,17, hingga 80,75.
Namun, jika harga gagal bertahan di atas support tersebut, potensi penurunan untuk menutup gap semakin besar. Harga juga berpeluang menguji support berikutnya di 72,33 hingga 71,32. RSI yang mendekati area overbought mengindikasikan adanya potensi koreksi jangka pendek sebelum melanjutkan tren naik.
OIL SUGGESTION
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 74,15 |
Profit Target Level | 77,00 |
Stop Loss Level | 72,30 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 77,80 |
Profit Target Level | 75,00 |
Stop Loss Level | 79,20 |
Dapatkan update seputar pasar dari instrument lainnya di tpfx.co.id . Buka akun demonya disiniGRATISS.
Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda. Selamat trading dan semoga sukses!