Pasar Saham Global Melemah Setelah Komentar The Fed
Pasar saham global melemah pada Kamis, mencatat penurunan harian terbesar dalam tiga minggu terakhir. Tekanan datang dari turunnya saham teknologi besar seperti Microsoft dan Meta, sementara dolar menguat terhadap yen setelah pembaruan kebijakan dari Federal Reserve dan Bank of Japan. Komentar Ketua The Fed, Jerome Powell, yang menepis peluang pemotongan suku bunga pada Desember, membuat investor kembali berhati-hati terhadap arah kebijakan moneter AS.
Powell menegaskan bahwa meski The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin sebelumnya, langkah lanjutan tidak akan terburu-buru dilakukan. Sikap hati-hati ini menekan ekspektasi investor dan memicu aksi ambil untung di berbagai indeks utama setelah reli panjang sejak April.
Reaksi Datar terhadap Kesepakatan Dagang Trump–Xi
Reaksi pasar terhadap pernyataan Presiden AS Donald Trump relatif datar. Trump mengatakan telah mencapai kesepakatan dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk menurunkan tarif terhadap China dari 57% menjadi 47%. Sebagai imbalannya, Beijing akan menindak perdagangan gelap fentanyl, melanjutkan pembelian kedelai dari Amerika Serikat, dan menjaga ekspor logam tanah jarang tetap berjalan. Karena kesepakatan ini sudah diantisipasi pasar beberapa hari sebelumnya, efeknya terhadap pergerakan saham terbatas.
Saham Teknologi Seret Wall Street
Di Wall Street, indeks utama ditutup melemah setelah laporan pendapatan dari beberapa perusahaan besar. Meta Platforms anjlok 11,3% karena peningkatan biaya modal, sementara Microsoft turun 2,9% setelah hasil kuartalannya mengecewakan. Meski Alphabet mencatat kenaikan 3,1% berkat permintaan kuat pada produk berbasis kecerdasan buatan, dampaknya tidak cukup untuk menahan penurunan indeks.
Sementara itu, Amazon melonjak 10% setelah laporan pendapatan positif, namun hal ini belum mampu membalikkan arah pasar. Investor tetap berhati-hati terhadap prospek ekonomi global dan pengaruh kebijakan moneter AS yang masih ketat, sehingga pasar saham global melemah semakin mencerminkan sentimen waspada tersebut.
Dolar Menguat dan Imbal Hasil Obligasi Naik
Dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama. Mata uang AS tersebut naik 0,87% ke 154,04 yen setelah Bank of Japan mempertahankan suku bunga dan memberi sinyal kemungkinan kenaikan pada Desember. Euro melemah ke $1,1568, sementara sterling turun menjadi $1,3146.
Imbal hasil obligasi AS juga meningkat. Yield obligasi 10 tahun naik 3,1 basis poin ke 4,089%, mencerminkan keyakinan pasar bahwa suku bunga tinggi akan bertahan lebih lama. Kondisi ini memperkuat tekanan terhadap aset berisiko, termasuk saham global.
Emas dan Minyak Menguat di Tengah Ketidakpastian
Harga emas naik sekitar 2% karena meningkatnya permintaan terhadap aset aman. Spot gold berada di $4.003,62 per ons, sementara kontrak berjangka emas AS untuk Desember ditutup di $4.015,9. Kenaikan harga emas menunjukkan kekhawatiran investor terhadap ketidakpastian ekonomi global.
Harga minyak juga sedikit menguat. WTI naik 0,15% ke $60,64 per barel, sedangkan Brent naik 0,12% ke $65,00 per barel. Optimisme terhadap kesepakatan dagang antara AS dan Tiongkok memberi sedikit dukungan bagi harga energi meskipun pasar saham secara umum masih melemah.
Prospek harga Emas Jumat | 31 Oktober 2025
 Grafik XAU/USD pada timeframe H4 menunjukkan bahwa harga saat ini berada dalam fase pemulihan setelah tren turun yang cukup tajam. Harga bergerak di bawah SMA 50 yang menurun, menandakan tren jangka menengah masih bearish. Namun, terdapat potensi perubahan arah jika harga mampu menembus area resistance kunci di sekitar 4.060 yang bertepatan dengan SMA 50. Selama harga masih tertahan di bawah area ini, kenaikan yang terjadi cenderung bersifat pullback sebelum melanjutkan penurunan menuju support di 4.007, 3.982, dan 3.960.
Grafik XAU/USD pada timeframe H4 menunjukkan bahwa harga saat ini berada dalam fase pemulihan setelah tren turun yang cukup tajam. Harga bergerak di bawah SMA 50 yang menurun, menandakan tren jangka menengah masih bearish. Namun, terdapat potensi perubahan arah jika harga mampu menembus area resistance kunci di sekitar 4.060 yang bertepatan dengan SMA 50. Selama harga masih tertahan di bawah area ini, kenaikan yang terjadi cenderung bersifat pullback sebelum melanjutkan penurunan menuju support di 4.007, 3.982, dan 3.960.
Sebaliknya, jika harga berhasil menembus dan bertahan di atas 4.060, maka skenario bullish mulai terbuka dengan potensi kenaikan menuju area 4.085 dan 4.109. Penembusan tersebut juga akan mengindikasikan perubahan struktur harga dari bearish menjadi bullish korektif, terutama jika didukung oleh RSI yang bergerak naik menembus level 60. Secara keseluruhan, area 4.060 menjadi level penentu penting untuk mengonfirmasi arah pergerakan selanjutnya antara kelanjutan tren turun atau pembalikan menuju tren naik baru.
GOLD INTRADAY AREA
R1 4.085 R2 4.085 R3 4.109
S1 3.895 S2 3.871 S3 3.844
| OPEN POSITION | BUY | 
| Price Level | 3.985 | 
| Profit Target Level | 4.020 | 
| Stop Loss Level | 3.955 | 
| OPEN POSITION | SELL | 
| Price Level | 4.060 | 
| Profit Target Level | 4.010 | 
| Stop Loss Level | 4.090 | 
Prospek harga US Oil Jumat | 31 Oktober 2025
 Grafik WTI Crude Oil pada timeframe H4 memperlihatkan harga sedang bergerak mendatar setelah sebelumnya mengalami penurunan tajam. Saat ini, harga berada tepat di sekitar garis SMA 50 (biru), yang menjadi area keseimbangan antara buyer dan seller. Selama harga mampu bertahan di atas SMA 50 dan menembus resistance terdekat di 60,66, maka ada peluang penguatan lanjutan menuju 61,38 dan 62,02. Skenario bullish ini akan semakin kuat jika RSI berhasil naik melewati level 50, menandakan peningkatan momentum beli.
Grafik WTI Crude Oil pada timeframe H4 memperlihatkan harga sedang bergerak mendatar setelah sebelumnya mengalami penurunan tajam. Saat ini, harga berada tepat di sekitar garis SMA 50 (biru), yang menjadi area keseimbangan antara buyer dan seller. Selama harga mampu bertahan di atas SMA 50 dan menembus resistance terdekat di 60,66, maka ada peluang penguatan lanjutan menuju 61,38 dan 62,02. Skenario bullish ini akan semakin kuat jika RSI berhasil naik melewati level 50, menandakan peningkatan momentum beli.
Sebaliknya, jika harga gagal bertahan di atas SMA 50 dan kembali turun di bawah area support 59,70, tekanan jual berpotensi meningkat menuju 59,27 hingga 58,60. Selama harga bergerak di bawah 60,66 dan RSI belum menunjukkan dorongan kuat ke sisi atas, tren masih cenderung netral hingga bearish jangka pendek.
US Oil INTRADAY AREA
R1 60,66 R2 61,38 R3 62,02
S1 59,27 S2 58,60 S3 58,91
| OPEN POSITION | BUY | 
| Price Level | 59,70 | 
| Profit Target Level | 60,60 | 
| Stop Loss Level | 59,20 | 
| OPEN POSITION | SELL | 
| Price Level | 61,30 | 
| Profit Target Level | 60,70 | 
| Stop Loss Level | 62,05 | 
Dapatkan update seputar pasar dari instrument lainnya di tpfx.co.id . Buka akun demonya disiniGRATISS.
Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda. Selamat trading dan semoga sukses!
 
			        

 
														 
													 
								 
								