Pergerakan Dolar AS Melemah di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
Pergerakan dolar AS melemah terhadap mayoritas mata uang utama seperti euro dan franc Swiss pada perdagangan Jumat. Investor menimbang sikap hawkish The Federal Reserve dengan kekhawatiran atas pelemahan ekonomi Amerika Serikat. Imbal hasil obligasi pemerintah AS turun tipis, dengan yield Treasury 10 tahun di 4,091%.
Penundaan laporan ketenagakerjaan Oktober akibat shutdown pemerintah membuat pelaku pasar beralih ke data sektor swasta, yang menunjukkan pemangkasan tenaga kerja di sektor publik dan ritel. Kondisi ini memperdalam kekhawatiran terhadap stabilitas ekonomi AS dan menekan pergerakan dolar AS di pasar global.
Euro Menguat Didukung Prospek Suku Bunga Stabil
Euro menguat 0,15% ke level $1,1556 dan mencatat kenaikan mingguan sebesar 0,26%. Penguatan ini ditopang ekspektasi kebijakan suku bunga yang stabil di zona euro, sementara Amerika Serikat dan Inggris diperkirakan menurunkan suku bunga lebih lanjut pada 2026.
Meskipun dolar sempat menguat lima hari berturut-turut pekan lalu, data ketenagakerjaan yang lemah dan ketidakpastian fiskal membuat momentum tersebut memudar. Pasar kini memperkirakan peluang 66% untuk pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan Desember, menurut CME FedWatch Tool.
Shutdown Pemerintah AS Tekan Sentimen Pasar
Shutdown pemerintahan AS yang berlarut-larut menjadi yang terpanjang dalam sejarah modern. Barclays memperkirakan peluang 60% bahwa kebuntuan politik ini akan berakhir antara 11–21 November, dengan kemungkinan 15% berlanjut hingga Desember.
Kondisi tersebut memengaruhi kepercayaan konsumen yang jatuh ke level terendah kedua dalam survei University of Michigan. Meski demikian, harapan adanya kemajuan di Kongres membantu indeks S&P 500 dan Dow Jones naik 0,3%, sementara Nasdaq ditutup mendatar akibat tekanan pada saham-saham teknologi.
Wall Street Rebound Dipimpin Saham Energi dan Konsumer
Wall Street berhasil rebound pada perdagangan Jumat setelah sempat dibuka melemah. Optimisme pasar muncul karena anggota Kongres dinilai mulai menunjukkan kemajuan menuju kesepakatan untuk mengakhiri shutdown.
S&P 500 dan Dow Jones ditutup naik 0,3%, sedangkan Nasdaq berakhir mendekati garis datar. Saham sektor energi dan konsumer defensif memimpin penguatan, dengan Exxon Mobil, T-Mobile, dan Coca-Cola masing-masing naik lebih dari 2%. Sebaliknya, saham teknologi masih tertekan — Tesla turun 4%, sementara Meta dan Oracle melemah sekitar 2%.
Harga Emas Naik Saat Dolar Melemah
Harga emas naik 0,7% menjadi $4.005,21 per ons pada Jumat sore seiring pergerakan dolar AS yang melemah. Ketidakpastian akibat shutdown meningkatkan permintaan terhadap aset aman seperti emas.
Investor menilai logam mulia ini mulai membentuk area support baru di tengah spekulasi pemangkasan suku bunga The Fed pada akhir tahun. Sebagai aset lindung nilai, emas kembali diminati di tengah tekanan ekonomi dan ketegangan geopolitik.
Harga Minyak Masih Tertekan di Tengah Kelebihan Pasokan
Harga minyak WTI menguat tipis ke sekitar $60 per barel namun tetap mencatat penurunan mingguan kedua. Kenaikan produksi dari OPEC+ serta lemahnya permintaan global menekan harga.
Saudi Arabia menurunkan harga jual untuk pembeli Asia sebagai respons terhadap pasar yang kelebihan pasokan. Di sisi lain, pembatasan terhadap minyak Rusia dan serangan ke fasilitas energi oleh Ukraina menambah volatilitas di pasar energi global.
Prospek harga Emas Senin | 10 November 2025
Pergerakan emas pada grafik H4 menunjukkan potensi penguatan setelah bergerak stabil di sekitar level 4.006. Pergerakan harga yang mulai berada di atas SMA 50 mengindikasikan peluang pembalikan arah dari tren turun menjadi tren naik jangka pendek. Indikator RSI yang berada di kisaran 54 mendukung momentum positif tanpa tanda jenuh beli, memberi ruang bagi harga untuk melanjutkan kenaikan.
Selama harga bertahan 3.984, potensi kenaikan ke level 4.027 tetap terbuka, dengan target berikutnya di 4.046 hingga 4.058. Sebaliknya, penurunan di bawah 3.984 dapat memicu tekanan jual menuju 3.966 atau bahkan 3.949, meski untuk saat ini bias teknikal masih cenderung netral ke bullish.
GOLD INTRADAY AREA
R1 4.027 R2 4.046 R3 4.068
S1 3.984 S2 3.966 S3 3.949
| OPEN POSITION | BUY |
| Price Level | 3.985 |
| Profit Target Level | 4.025 |
| Stop Loss Level | 3.965 |
| OPEN POSITION | SELL |
| Price Level | 4.027 |
| Profit Target Level | 3.990 |
| Stop Loss Level | 4.050 |
Prospek harga US Oil Senin | 10 November 2025
Pergerakan US Oil pada grafik H4 masih menunjukkan tekanan jual setelah gagal menembus garis tren menurun (downtrend line). Harga yang tetap berada di bawah SMA 50 mengonfirmasi bahwa tren jangka menengah masih didominasi oleh sentimen bearish.
Indikator RSI (14) bergerak di kisaran 46, menandakan momentum yang cenderung lemah tanpa tanda-tanda penguatan berarti. Selama harga tertahan di bawah area 59,93–60,32, tekanan jual diperkirakan akan berlanjut dengan potensi penurunan menuju support 59,27, bahkan hingga 58,91–58,60 apabila tekanan berlanjut.
Sebaliknya, jika harga mampu menembus dan bertahan di atas 60,32, peluang koreksi naik dapat terbuka menuju area 60,66 hingga 61,06 sebelum menghadapi resistensi berikutnya.
US Oil INTRADAY AREA
R1 59,93 R2 60,32 R3 60,66
S1 59,27 S2 58,91 S3 58,60
| OPEN POSITION | BUY |
| Price Level | 59,30 |
| Profit Target Level | 59,90 |
| Stop Loss Level | 58,90 |
| OPEN POSITION | SELL |
| Price Level | 59,90 |
| Profit Target Level | 59,30 |
| Stop Loss Level | 60,35 |
Dapatkan update seputar pasar dari instrument lainnya di tpfx.co.id . Buka akun demonya disiniGRATISS.
Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda. Selamat trading dan semoga sukses!
