Dampak Fed dan Data AS Menggerakkan Sentimen Global
Dampak Fed dan data AS menjadi fokus utama pasar pada akhir pekan, setelah dolar menguat terhadap euro dan bergerak datar terhadap yen. Pemulihan saham setelah aksi jual tajam juga memberi dorongan pada greenback, sementara para pelaku pasar menimbang peluang pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember.
Data ekonomi AS yang tertunda akibat government shutdown akan dirilis mulai pekan depan. Kondisi ini membuat sentimen risk-on tidak stabil karena para pelaku pasar kekurangan sinyal ekonomi yang biasanya menjadi penentu arah kebijakan moneter.
Valuasi Saham dan Sikap Hati-Hati The Fed
Kekhawatiran terkait valuasi saham yang terlalu tinggi dan arah kebijakan Fed kembali membatasi minat risiko, meskipun S&P 500 dan Nasdaq mampu bangkit. Beberapa pejabat Fed memberi sinyal sikap hati-hati terhadap pelonggaran lebih lanjut, sehingga peluang pemangkasan suku bunga Desember turun ke sekitar 41%.
Para pelaku pasar menilai ketidakhadiran data penting telah membuat dinamika pasar terpecah, karena reaksi lebih banyak bersumber dari komentar pejabat Fed. Kembalinya rilis data diperkirakan meningkatkan volatilitas setelah beberapa pekan bergerak tenang.
Dollar Index Menguat Tipis, Pound Tertekan
Dollar Index naik ke 99.31 dengan pelemahan euro ke $1.1617. Dolar sedikit melemah ke 154.52 terhadap yen, sementara pound jatuh ke $1.3158 setelah kabar bahwa pemerintah Inggris membatalkan rencana kenaikan tarif pajak penghasilan. Euro bahkan menyentuh level tertinggi terhadap pound sejak April 2023.
Dolar juga menguat atas franc ke 0.794, setelah sebelumnya terseret ke posisi terendah satu bulan akibat minat terhadap aset aman. Penguatan ini terjadi seiring kabar bahwa AS memangkas tarif impor barang Swiss ke 15% dari sebelumnya 39%.
Saham AS Berakhir Flat, Tekanan Valuasi AI Masih Terlihat
Saham-saham AS bangkit dari penurunan tajam pada awal sesi, namun indeks utama ditutup datar hingga melemah ringan. Investor membeli kembali saham teknologi besar seperti Nvidia, Microsoft, Oracle, dan Palantir, namun saham defensif bergerak turun.
Walau shutdown pemerintah AS berakhir, tertundanya rilis data ekonomi memberikan tantangan baru. Para pelaku pasar kini bergerak tanpa sinyal kuat menuju pertemuan Fed bulan depan, sehingga volatilitas kembali meningkat menjelang akhir tahun.
Emas Merosot Akibat Sentimen Hawkish Fed
Harga emas turun hampir 3% pada Jumat, tertekan oleh komentar hawkish pejabat Fed yang menurunkan ekspektasi pemangkasan suku bunga Desember. Spot gold melemah ke $4,092 per ounce meski masih naik 2.3% sepanjang pekan.
Ekspektasi pelonggaran moneter yang mengecil membuat reli emas kehilangan momentum. Para pelaku pasar mengharapkan data ekonomi yang tertunda dapat menunjukkan perlambatan sehingga memberi ruang bagi Fed untuk melonggarkan kebijakan. Namun pandangan hati-hati para pejabat Fed menekan harga emas.
Situasi risk-off juga memicu penutupan posisi oleh pelaku pasar untuk memenuhi kebutuhan margin, yang menjadi alasan tambahan mengapa emas ikut tertekan.
Minyak Menguat Lebih dari 2% Karena Gangguan Pasokan Rusia
Harga minyak naik lebih dari 2% setelah serangan drone Ukraina menghentikan ekspor minyak dari pelabuhan Novorossiisk di Rusia. Serangan tersebut merusak kapal, gedung apartemen, serta depo minyak di kawasan tersebut.
Penghentian ekspor dari pelabuhan ini setara 2.2 juta barel per hari atau sekitar 2% pasokan global. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa peningkatan frekuensi serangan dapat memicu gangguan pasokan jangka panjang.
Minyak Brent naik ke $64.39 per barel, sementara WTI ditutup di $60.09. Investor kini menilai potensi dampak lanjutan dari serangan tersebut dan implikasinya terhadap pasokan energi Rusia.
Prospek harga Emas Senin | 17 November 2025
Harga emas pada time frame H4 saat ini bergerak dalam fase pullback setelah penurunan tajam, namun momentum masih tergolong lemah karena RSI berada di bawah level 50 yang menandakan dominasi seller masih kuat. Selama harga tertahan di area resistance 4.149–4.193, tekanan bearish berpeluang berlanjut dan dapat mendorong harga turun kembali ke area support 4.050–4.032 bahkan 3.998.
Meski demikian, skenario bullish tetap bisa muncul apabila harga mampu bertahan di atas 4.050–4.032 dan menembus resistance 4.149, namun validitasnya baru akan lebih kuat jika breakout tersebut disertai kenaikan RSI di atas 50 sebagai tanda pergeseran momentum menuju buyer.
GOLD INTRADAY AREA
R1 4.149 R2 4.193 R3 4.245
S1 4.032 S2 3.998 S3 3.965
| OPEN POSITION | BUY |
| Price Level | 4.050 |
| Profit Target Level | 4.130 |
| Stop Loss Level | 4.030 |
| OPEN POSITION | SELL |
| Price Level | 4.149 |
| Profit Target Level | 4.090 |
| Stop Loss Level | 4.195 |
Prospek harga US Oil Senin | 17 November 2025
Pergerakan US Oil pada time frame H4 terlihat bergerak di bawah SMA 50, menandakan tren jangka pendek masih cenderung melemah, terlebih RSI juga berada di bawah level 50 sehingga momentum bullish belum solid. Selama harga tertahan di area resistance 60,17–60,63, tekanan bearish berpotensi berlanjut dan mendorong penurunan menuju support 59,13, kemudian 58,59 hingga 58,10.
Skenario bullish hanya akan mulai terbentuk jika harga mampu kembali bertahan di atas 60,17 dan menembus 60,63, namun hal tersebut baru akan lebih meyakinkan jika RSI ikut bergerak di atas 50 sebagai tanda pergeseran momentum menuju buyer.
US Oil INTRADAY AREA
R1 60,17 R2 60,63 R3 61,26
S1 59,13 S2 58,59 S3 58,10
| OPEN POSITION | BUY |
| Price Level | 58,60 |
| Profit Target Level | 59,80 |
| Stop Loss Level | 58,05 |
| OPEN POSITION | SELL |
| Price Level | 59,80 |
| Profit Target Level | 58,70 |
| Stop Loss Level | 60,20 |
Dapatkan update seputar pasar dari instrument lainnya di tpfx.co.id . Buka akun demonya disiniGRATISS.
Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda. Selamat trading dan semoga sukses!
Pergerakan emas pada grafik H4 masih berada dalam kecenderungan bullish selama harga bertahan di atas support utama 4.149, dengan momentum kenaikan yang tetap terjaga selama candle bergerak stabil di atas level tersebut. Sentimen positif ini diperkuat oleh posisi harga yang berada di atas SMA 50 serta RSI yang bertahan di atas level 50, menandakan dorongan beli yang masih dominan.
Pergerakan US Oil pada grafik H4 menunjukkan tekanan bearish yang masih dominan setelah harga gagal bertahan di atas area 59,73 dan kembali berada di bawah garis tren turun, dengan posisi harga juga berada di bawah SMA 50 yang menegaskan lemahnya momentum. RSI yang berada di bawah level 50 turut memperlihatkan bahwa sentimen jual masih menguasai pasar.
Pergerakan US Oil pada time frame H4 memperlihatkan tekanan jual yang kuat setelah harga menembus garis tren menurun dan support di kisaran 58,82–59,37, yang kini berubah menjadi area resistance baru. Posisi harga yang berada di bawah SMA 50 mengonfirmasi dominasi tren bearish dalam jangka menengah.
Pergerakan emas pada grafik H4 menunjukkan tren naik jangka pendek setelah menembus area resistensi 4.067 dan 4.095, yang kini berubah menjadi zona support, sementara harga saat ini berkonsolidasi di bawah resistance 4.149. Selama harga tetap bergerak di atas 4.095, peluang untuk melanjutkan kenaikan menuju 4.186 hingga 4.219 masih cukup kuat, terutama dengan RSI yang masih berada di wilayah bullish meski mulai mendekati area jenuh beli.
Pergerakan US Oil pada grafik H4 menunjukkan potensi perubahan arah setelah harga menembus garis tren turun. Harga kini bergerak kembali di atas area support 60.32, dengan candle yang mulai menguat di atas MA. Selama harga bertahan di atas 60.32, peluang kenaikan menuju 61.48 dan 62.02 masih terbuka. RSI yang mengarah naik juga menandakan momentum bullish mulai terbentuk.
Pergerakan harga emas pada grafik H4 menunjukkan momentum bullish yang kuat setelah berhasil menembus area konsolidasi dan garis SMA 50. Harga terus bergerak naik dan saat ini mendekati area resistance minor di 4.156. Jika mampu menembus level tersebut, peluang kenaikan selanjutnya terbuka menuju target 4.185 hingga 4.221.
Pergerakan US Oil pada grafik H4 terlihat masih berada dalam tekanan jual setelah gagal menembus garis tren menurun (downtrend line). Harga saat ini masih berada di bawah SMA 50, menandakan dominasi tren bearish jangka menengah belum sepenuhnya berakhir.
Pergerakan emas pada grafik H4 menunjukkan potensi penguatan setelah bergerak stabil di sekitar level 4.006. Pergerakan harga yang mulai berada di atas SMA 50 mengindikasikan peluang pembalikan arah dari tren turun menjadi tren naik jangka pendek. Indikator RSI yang berada di kisaran 54 mendukung momentum positif tanpa tanda jenuh beli, memberi ruang bagi harga untuk melanjutkan kenaikan.
Pergerakan US Oil pada grafik H4 masih menunjukkan tekanan jual setelah gagal menembus garis tren menurun (downtrend line). Harga yang tetap berada di bawah SMA 50 mengonfirmasi bahwa tren jangka menengah masih didominasi oleh sentimen bearish.
Week Ahead: Proyeksi Pasar 10–14 November 2025
Pergerakan emas di time frame H4 terlihat bahwa harga emas gagal menembus area resistance 4.020 dan kembali bergerak di bawah level psikologis 4.000. Struktur harga masih menunjukkan kecenderungan bearish karena harga tetap berada di bawah SMA 50, sementara RSI bergerak di sekitar level netral 48, menandakan momentum yang belum kuat untuk pembalikan naik.
Pergerakan US Oil pada time frame H4 terlihat harga tertahan di bawah area resistance 60,32–60,66 setelah gagal menembus garis tren menurun. Struktur harga masih menunjukkan kecenderungan bearish dengan posisi harga berada di bawah garis SMA 50 yang mulai melengkung ke bawah. RSI saat ini berada di level 44,25 dan bergerak mengikuti garis tren turun, menandakan momentum jual masih mendominasi.
Pergerakan emas di time frame H4 menunjukkan tren menurun setelah gagal bertahan di atas area resistance di sekitar 4.027, dengan harga saat ini bergerak di bawah garis SMA 50 yang berfungsi sebagai resistance dinamis. Struktur harga membentuk lower high, mengindikasikan tekanan jual masih dominan.
Grafik WTI Crude Oil H4 menunjukkan potensi pergerakan bullish setelah harga berhasil menembus dan bertahan di atas garis MA biru yang kini berfungsi sebagai support dinamis. Struktur harga membentuk pola higher low, menandakan tekanan beli yang meningkat. Jika harga mampu menembus resistance di 61,38, maka potensi kenaikan dapat berlanjut menuju area 62,02 hingga 62,58.
Grafik XAU/USD pada timeframe H4 menunjukkan bahwa harga saat ini berada dalam fase pemulihan setelah tren turun yang cukup tajam. Harga bergerak di bawah SMA 50 yang menurun, menandakan tren jangka menengah masih bearish. Namun, terdapat potensi perubahan arah jika harga mampu menembus area resistance kunci di sekitar 4.060 yang bertepatan dengan SMA 50. Selama harga masih tertahan di bawah area ini, kenaikan yang terjadi cenderung bersifat pullback sebelum melanjutkan penurunan menuju support di 4.007, 3.982, dan 3.960.
Grafik WTI Crude Oil pada timeframe H4 memperlihatkan harga sedang bergerak mendatar setelah sebelumnya mengalami penurunan tajam. Saat ini, harga berada tepat di sekitar garis SMA 50 (biru), yang menjadi area keseimbangan antara buyer dan seller. Selama harga mampu bertahan di atas SMA 50 dan menembus resistance terdekat di 60,66, maka ada peluang penguatan lanjutan menuju 61,38 dan 62,02. Skenario bullish ini akan semakin kuat jika RSI berhasil naik melewati level 50, menandakan peningkatan momentum beli.
