Market Summary
Dollar AS melemah terhadap euro pada perdagangan Jumat, namun masih mencatatkan kenaikan mingguan seiring pelaku pasar menanti arah kebijakan Federal Reserve di tengah kekhawatiran inflasi akibat kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump. Data inflasi konsumen bulan Juni menunjukkan kenaikan moderat, sementara laporan inflasi produsen cenderung stagnan, membuat arah suku bunga Fed masih menjadi tanda tanya.
Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa tarif kemungkinan akan mendorong inflasi musim panas ini, sehingga pelaku pasar menunda ekspektasi pemangkasan suku bunga. Namun di sisi lain, pasar tenaga kerja mulai menunjukkan tanda-tanda pelemahan meskipun tingkat pengangguran masih terlihat stabil. Penurunan angka perekrutan yang cukup tajam berpotensi meningkatkan tingkat pengangguran secara signifikan jika disertai lonjakan PHK.
Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Semakin Kuat
Gubernur The Fed Chris Waller menyatakan bahwa ia mendukung pemangkasan suku bunga pada pertemuan bulan Juli, karena ia menilai dampak tarif terhadap inflasi kemungkinan terbatas. Ia juga menambahkan bahwa data ketenagakerjaan saat ini belum menunjukkan sektor swasta yang sehat, dan Fed perlu mengambil langkah antisipatif.
Presiden Chicago Fed juga menyatakan kewaspadaan terhadap potensi kenaikan inflasi barang akibat tarif, tetapi masih yakin bahwa perekonomian AS cukup solid dan ada ruang pemangkasan suku bunga dalam 12 bulan ke depan. Saat ini, pasar berjangka memproyeksikan pemangkasan suku bunga sebesar 46 basis poin hingga akhir tahun, dengan kemungkinan pemangkasan pertama pada bulan September.
Pasar Saham AS Ditutup Datar
Pasar saham AS ditutup mendekati level flat pada Jumat. Pelaku pasar mencermati ketegangan tarif antara AS dan Uni Eropa yang terus meningkat. S&P 500 dan Nasdaq 100 nyaris tak bergerak di dekat rekor tertingginya. Sementara itu, Dow Jones melemah 142 poin akibat penurunan 2,2% pada saham American Express.
Di sisi lain, saham Charles Schwab naik 3% berkat kinerja keuangan yang solid. Chevron juga menguat 1% setelah menyelesaikan akuisisi Hess senilai $53 miliar.
Meskipun hasil kinerja korporat bervariasi, data survei dari University of Michigan menunjukkan hal positif. Sentimen konsumen meningkat di bulan Juli. Selain itu, ekspektasi inflasi satu tahun ke depan turun ke 4,4%, level terendah sejak Februari.
Harga Emas Menguat, Didukung Pelemahan Dollar dan Ketidakpastian Global
Emas menguat pada Jumat, didorong oleh pelemahan dollar AS serta meningkatnya kekhawatiran geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global. Spot gold tercatat naik 0,4% ke level $3.351,18 per ons, memperlihatkan penguatan setelah sesi sebelumnya melemah. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS juga ditutup naik 0,4% di $3.358,3, mencerminkan minat investor terhadap aset safe haven.
Pelemahan dollar sebesar 0,3% membuat emas lebih murah bagi pembeli dengan mata uang lain. Di tengah kekhawatiran soal pertumbuhan utang AS dan pembaruan kebijakan tarif, harga emas diperkirakan tetap mendapat dukungan yang kuat dalam waktu dekat.
WTI dan Brent Melemah Mingguan, Tarik Ulur Sentimen Ekonomi dan Tarif
Harga minyak mentah ditutup melemah tipis pada Jumat. Brent turun 24 sen ke $69,28 per barel, sementara WTI turun 20 sen ke $67,34. Untuk sepekan, kedua benchmark mencatat penurunan sekitar 2%. Sentimen pasar tertekan oleh kabar sanksi baru Uni Eropa terhadap Rusia serta ketidakpastian prospek permintaan akibat tarif dan data ekonomi AS yang beragam.
Sementara penjualan rumah keluarga tunggal di AS turun ke level terendah dalam 11 bulan karena tingginya suku bunga hipotek, data lain menunjukkan perbaikan sentimen konsumen dan penurunan ekspektasi inflasi, yang dapat membuka jalan bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga dan mendukung pertumbuhan serta permintaan minyak.
Tarif Minimum Baru Didorong AS, Ketegangan Perdagangan Meningkat
Presiden AS Donald Trump dilaporkan mendorong penerapan tarif minimum sebesar 15-20% dalam kesepakatan dagang dengan Uni Eropa. Jika diterapkan, hal ini dikhawatirkan meningkatkan tekanan inflasi barang dan memperumit negosiasi perdagangan global. Yen Jepang bergerak melemah menjelang pemilihan parlemen, sementara dollar AS mencatatkan penguatan mingguan terhadap mata uang tersebut, didorong ketidakpastian politik di Jepang.
Bitcoin Melemah, Stabilitas Harga Masih Rentan
Bitcoin turun 1,51% ke $117.680, masih di bawah rekor tertinggi $123.153 yang dicapai awal pekan ini. Penurunan ini terjadi meskipun DPR AS telah meloloskan rancangan undang-undang untuk membentuk kerangka regulasi stablecoin yang berbasis dollar AS, dan Presiden Trump diperkirakan akan menandatangani undang-undang tersebut dalam waktu dekat.
Prospek harga Emas Senin | 21 Juli 2025
Pergerakan emas pada time frame H4 menunjukkan pergerakan dalam fase konsolidasi dengan kecenderungan naik, didukung oleh garis tren naik (biru) yang masih terjaga serta posisi harga yang berada di atas SMA 50, mengindikasikan potensi lanjutan tren bullish. Namun, harga saat ini sedang menguji area resistance di sekitar 3.357.
Jika harga mampu menembus level ini, maka peluang menuju resistance selanjutnya di 3.375 dan 3395 akan terbuka. Sebaliknya, jika gagal menembus dan justru breakdown garis tren naik, maka potensi koreksi menuju support di 3.332, 3.319, hingga 3.309 dapat terjadi. RSI yang berada di level 52 memperkuat bias bullish ringan, menandakan bahwa momentum masih berpihak pada pembeli meski belum dalam kondisi jenuh beli.
GOLD INTRADAY AREA
R1 3.357 R2 3.375 R3 3.395
S1 3.332 S2 3.319 S3 3.309
| OPEN POSITION | BUY |
| Price Level | 3.335 |
| Profit Target Level | 3.365 |
| Stop Loss Level | 3.309 |
| OPEN POSITION | SELL |
| Price Level | 3.375 |
| Profit Target Level | 3.350 |
| Stop Loss Level | 3.395 |
Prospek harga US Oil Senin | 21 Juli 2025
Pergerakan US Oil pada time frame H4 terlihat harga berada dalam tekanan setelah gagal bertahan di atas SMA 50, yang kini kembali berperan sebagai resistance dinamis. Koreksi ini menempatkan harga mendekati zona support 65,01; jika level ini ditembus, maka penurunan berpotensi berlanjut menuju 64,18 hingga 63,13.
Sebaliknya, jika harga mampu bertahan dan memantul, maka potensi rebound menuju resistance 67,12, 68,20, hingga 69,63 akan terbuka kembali. RSI saat ini berada di level 46, mencerminkan momentum lemah dengan bias bearish ringan, namun masih memiliki ruang untuk pembalikan jika terjadi dorongan beli dari area support.
US Oil INTRADAY AREA
R1 67,12 R2 68,20 R3 69,63
S1 65,01 S2 64,18 S3 63,13
| OPEN POSITION | BUY |
| Price Level | 65,10 |
| Profit Target Level | 67,00 |
| Stop Loss Level | 64,10 |
| OPEN POSITION | SELL |
| Price Level | 67,12 |
| Profit Target Level | 66,00 |
| Stop Loss Level | 68,20 |
Dapatkan update seputar pasar dari instrument lainnya di tpfx.co.id . Buka akun demonya disiniGRATISS.
Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda. Selamat trading dan semoga sukses!
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pasangan USD/JPY masih berpotensi melanjutkan tren bearish pada time frame H4. Level pivot berada di 149.00. Selama harga tetap di bawah level ini, tekanan jual diperkirakan berlanjut. Target penurunan berada di area support 148.25 hingga 147.75.
Pergerakan emas pada time frame H4 menunjukkan harga bergerak dalam tren naik jangka pendek, didukung oleh garis uptrend line yang masih terjaga. Harga saat ini juga berada di atas SMA 50, yang berfungsi sebagai support dinamis tambahan. Area 3.310–3.324 menjadi zona support penting, dan harga telah memantul dari sana, mengindikasikan adanya minat beli.
Pergerakan US Oil pada time frame H4 menunjukkan harga berada dalam tren turun setelah penurunan tajam dari area 70 an, dan saat ini sedang melakukan pullback ke area resistance di sekitar 67,12 yang berdekatan dengan SMA 50. Terlihat ada gap kecil yang mungkin sedang coba diisi oleh harga, namun tekanan jual masih mendominasi selama harga berada di bawah resistance 67.12.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan GBP/USD pada time frame H4 masih berada dalam tren bearish. Level pivot berada di 1.3430. Selama harga bergerak di bawah level ini, tekanan jual diperkirakan berlanjut. Target penurunan berada di area support 1.3360 hingga 1.3300.
Pergerakan emas pada time frame H4 menunjukkan kecenderungan bullish jangka pendek dengan terbentuknya higher low yang ditopang oleh trendline naik berwarna biru. Harga saat ini juga bergerak di atas SMA 50, menandakan momentum beli yang mulai menguat. Level resistance terdekat berada di 3.359, dan jika mampu ditembus, potensi kenaikan menuju 3.375 dan 3.395 terbuka lebar.
Pergerakan US Oil (WTI) pada time frame H4 menunjukkan tekanan bearish. Harga telah menembus trendline naik (biru) dan kini bergerak di bawah garis SMA 50. Ini menandakan perubahan momentum ke arah turun. Tekanan jual juga terlihat dari indikator RSI yang berada di bawah level 40. Posisi ini mendekati area oversold dan menunjukkan dominasi penjual.
Menurut analisis Trading Central, pergerakan USD/JPY masih menunjukkan kecenderungan bullish pada time frame H4, dengan level pivot berada di 148.25. Selama harga bertahan di atas level 148.25, potensi kenaikan masih terbuka. Arah selanjutnya mengincar area resistance di kisaran 149.60 hingga 150.30.
Pergerakan emas pada time frame H4 menunjukkan tanda-tanda pelemahan setelah harga gagal menembus area resistance di kisaran 3.359–3.375. Saat ini, harga juga telah menembus ke bawah SMA 50, yang mengindikasikan tekanan bearish mulai menguat. Indikator RSI berada di sekitar level 43, mencerminkan momentum yang lemah dan belum mencapai wilayah oversold, sehingga masih membuka peluang untuk penurunan lanjutan.
Pergerakan US Oil pada time frame H4 terlihat mulai melemah setelah harga menembus ke bawah garis trendline naik dan SMA 50, yang mengindikasikan potensi pembalikan arah menuju tren bearish. Penurunan ini juga didukung oleh posisi RSI yang berada di sekitar level 44, menunjukkan momentum lemah dan membuka ruang untuk kelanjutan tekanan jual.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa harga emas masih berpeluang bullish pada time frame H4. Level pivot berada di kisaran 3.341. Selama harga bertahan di atas level ini, emas berpotensi melanjutkan kenaikan menuju area resistance 3.375 hingga 3.395.
Pergerakan emas pada timeframe H4 terlihat harga saat ini berada di area konsolidasi setelah sempat menguat mendekati level resistance 3.375. SMA 50 menunjukkan harga sedang bergerak di atasnya, menandakan potensi bullish jangka pendek masih terbuka. Namun, harga juga sedang menguji area support dinamis tersebut, dan tampak terjadi tekanan jual dalam beberapa candle terakhir.
Pergerakan US Oil pada time frame H4 menunjukkan harga sedang menguji area support penting. Level ini berada di sekitar garis tren naik dan Moving Average merah. Sebelumnya, harga sempat menguat ke atas 68,91 namun mengalami penolakan tajam. Kini, harga menembus ke bawah garis tren naik. Ini mengindikasikan potensi perubahan arah tren jangka pendek.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan EUR/USD pada time frame H4 masih berada dalam tren bearish, dengan level pivot di kisaran 1.1700. Selama harga bergerak di bawah level ini, potensi penurunan diperkirakan akan berlanjut dengan target menuju area support 1.1660 hingga 1.1620.
