Trading Opportunity Pair (TOP)
Market Summary
Harga minyak mentah melemah lebih dari 2% pada perdagangan Senin setelah keputusan OPEC+ untuk mempercepat peningkatan produksi minyak memicu kekhawatiran tentang pasokan berlebih di tengah prospek permintaan yang masih tidak pasti.
Kontrak berjangka Brent turun $1,27 atau 2,07% menjadi $60,02 per barel pada pukul 0802 GMT, sementara West Texas Intermediate (WTI) turun $1,33 atau 2,28% menjadi $56,96 per barel. Kedua kontrak menyentuh level terendah sejak 9 April di awal perdagangan Senin, menyusul keputusan OPEC+ untuk menaikkan produksi sebesar 411.000 barel per hari pada Juni.
Keputusan tersebut membawa total peningkatan gabungan untuk April, Mei, dan Juni menjadi 960.000 barel per hari, mewakili 44% dari pengurangan 2,2 juta barel per hari yang disepakati sejak 2022. Jika anggota OPEC+ tidak meningkatkan kepatuhan terhadap kuota produksi mereka, pengurangan sukarela ini bisa sepenuhnya diakhiri pada Oktober.
Langkah ini dipandang sebagai upaya yang diprakarsai oleh Arab Saudi untuk menghukum anggota seperti Irak dan Kazakhstan yang tidak patuh terhadap batasan produksi, sekaligus menantang pasokan minyak serpih AS. Penambahan pasokan ke pasar di tengah perlambatan ekonomi diprediksi akan menekan harga hingga gambaran permintaan lebih jelas.
Tekanan pada harga juga tercermin dari penyempitan selisih kontrak Brent antara bulan berjalan dan pengiriman enam bulan mendatang menjadi hanya 10 sen per barel, dibandingkan 47 sen sebelumnya. Bahkan sempat terjadi struktur contango, di mana kontrak jangka pendek lebih murah daripada jangka panjang, untuk pertama kalinya sejak Desember 2023.
Beberapa lembaga keuangan turut menurunkan proyeksi harga minyak setelah keputusan OPEC+. Barclays memangkas perkiraan harga Brent untuk 2025 sebesar $4 menjadi $66 per barel, dan untuk 2026 sebesar $2 menjadi $60. ING juga merevisi proyeksi harga rata-rata Brent tahun ini menjadi $65, turun dari estimasi sebelumnya $70.
Di sisi lain, ketegangan geopolitik di Timur Tengah menjadi faktor yang dapat membatasi penurunan harga minyak. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk membalas serangan rudal Houthi yang menghantam area bandara utama Israel. Sementara itu, Menteri Pertahanan Iran, Aziz Nasirzadeh, memperingatkan bahwa Iran akan membalas jika AS atau Israel menyerang.
Investor kini menanti rilis data ISM Services PMI AS sebagai indikator penting yang dapat memengaruhi sentimen pasar lebih lanjut.
Analisis Teknikal
Secara teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa harga US Oil masih berada dalam tren bearish pada time frame H4, dengan level pivot di 57,50. Selama harga bertahan di bawah level tersebut, peluang penurunan tetap terbuka, dengan target ke area support di kisaran 55,85 hingga 54,20.
Sebagai skenario alternatif, jika harga berhasil bergerak naik dan bertahan di atas 57,50, maka harga berpotensi rebound untuk menguji resistance di area 58,60 hingga 59,85.
Resistance 1: 57,50 Resistance 2: 58,60 Resistance 3: 59,85
Support1: 55,85 Support 2: 55,30 Support 3: 54,20
Pergerakan emas pada time frame menunjukkan tekanan bearish setelah gagal menembus trenline menurun (resistance dinamis berwarna hijau) dan kini berada di bawah SMA 50, mengindikasikan potensi lanjutan pelemahan.
Pergerakan US Oil pada time frame H4 menunjukkan tren utama yang sedang bearish, dengan harga bergerak di bawah SMA 50, mengonfirmasi tekanan jual yang kuat. Area resistance utama berada di level 61.03, 59.30, dan 57.70, di mana level 57.70 juga menjadi area kritis karena adanya gap yang terbentuk. Sementara itu, support terdekat berada di 55.09 (FE 61.8%), diikuti oleh 52.09 (FE 100%), dan 47.30 (FE 161.8%). Indikator RSI saat ini berada di level 31.63, menandakan kondisi oversold, tetapi belum memberikan sinyal pembalikan yang kuat.

Pergerakan emas pada time fram H4 terlihat harga sebelumnya bergerak dalam fase konsolidasi yang ditandai oleh area kotak kuning. Setelah beberapa kali gagal menembus batas atas dan bawah zona tersebut, akhirnya harga melakukan breakout ke bawah dengan menembus support penting di level 3.260, yang kini berubah menjadi resistance. Penembusan ini mengindikasikan pergeseran sentimen pasar ke arah bearish.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pasangan USD/JPY masih memiliki kecenderungan bullish pada time frame H4, dengan level pivot di 143.60. Selama harga bertahan di atas level tersebut, potensi pergerakan selanjutnya adalah naik untuk menguji resistance di kisaran 144.75-145.60.
Pergerakan emas pada timeframe H4 terlihat bahwa harga sedang bergerak sideways dalam zona konsolidasi yang ditandai area kuning, dengan batas atas sekitar 3.314 dan batas bawah di kisaran 3.260. Saat ini harga bergerak di bawah garis SMA 50, menunjukkan tekanan bearish jangka menengah. RSI 14 berada di level 41,16 yang masih berada di bawah level netral 50, mengindikasikan momentum bearish masih mendominasi.
Pergerakan US Oil pada time frame H4 di atas terlihat bahwa harga dalam tren turun dan saat ini berada di bawah garis SMA 50, menandakan dominasi tekanan bearish. Namun, terbentuk candlestick inverted hammer pada area support 57,92 yang mengindikasikan potensi reversal atau perlawanan dari buyer. Selain itu, indikator RSI 14 berada di level 26,34 dan mulai menunjukkan tanda-tanda pembalikan arah dari wilayah oversold, memperkuat peluang koreksi naik. Jika harga berhasil menembus resistance 59,04, maka potensi kenaikan dapat berlanjut menuju 60,11 hingga 61,12. Sebaliknya, kegagalan bertahan di atas support 57,92 bisa membuka jalan penurunan lanjutan menuju 56,710 hingga 56,03.
Secara teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan emas pada time frame H4 masih cenderung bearish, dengan level pivot di 3.303. Selama harga tetap berada di bawah level ini, pergerakan diperkirakan akan melanjutkan tren turun menuju area support di kisaran 3.264–3.225.
Pergerakan emas di time frame H4 saat ini sedang bergerak sideways di bawah resistance dinamis SMA 50 yang berada di level 3.342, mengindikasikan tekanan bearish masih dominan. RSI (14) berada di bawah level 50, tepatnya di 48,89, mendukung potensi pelemahan lebih lanjut. Selama harga tetap di bawah SMA 50 dan tidak mampu break resistance 3.342, maka tekanan jual berpotensi mendorong harga turun ke area support 3.285 hingga 3.260,00.
Pergerakan US Oil terlihat bahwa saat ini harga berada dalam tekanan bearish setelah gagal bertahan di atas SMA 50, yang kini berada di kisaran 62,53 dan berfungsi sebagai resistance dinamis. RSI (14) turun mendekati area oversold (32,06), mengindikasikan momentum pelemahan masih kuat namun mendekati potensi jenuh jual.
Dari perspektif teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pasangan EUR/USD memiliki potensi untuk tetap bullish pada time frame H4, dengan level pivot di 1.1375. Selama harga bertahan di atas level tersebut, penguatan kemungkinan akan berlanjut untuk menguji area resistance di kisaran 1.1425–1.1480.
Pergerakan emas pada time frame H4 terlihat bahwa harga saat ini bergerak di atas garis SMA (50), menunjukkan tren bullish jangka menengah. Indikator RSI berada di level 53,66, mengindikasikan momentum netral cenderung bullish, dengan ruang untuk kenaikan lebih lanjut sebelum mencapai kondisi overbought.
Pergerakan US Oil pada time frame H4 terlihat bahwa harga saat ini berada di bawah SMA (50), menunjukkan tren bearish jangka menengah. Indikator RSI berada di level 43,54, mendekati zona oversold namun masih dalam area netral, menunjukkan momentum bearish yang kuat.
