FLASH NEWS
Economic News & Analysis
Dollar AS melemah pada Selasa setelah Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menyatakan bahwa bank sentral AS tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga jangka pendek. Di sisi lain, para trader juga menunggu informasi lebih lanjut terkait potensi tarif perdagangan yang akan diumumkan oleh Presiden AS, Donald Trump.
Dalam kesaksiannya di depan Komite Perbankan, Perumahan, dan Urusan Perkotaan Senat, Powell mengatakan bahwa keputusan suku bunga mencerminkan kondisi ekonomi AS yang “kuat secara keseluruhan,” dengan tingkat pengangguran yang rendah dan inflasi yang masih di atas target 2% dari The Fed. Powell juga menegaskan bahwa pandangan tentang perdagangan bebas masih relevan, meskipun The Fed tidak memiliki peran untuk mengomentari kebijakan tarif, tetapi hanya merespons dampaknya terhadap ekonomi.
Di pasar, reaksi terhadap berita terkait tarif perdagangan mulai berkurang. Meskipun ada kekhawatiran bahwa tarif dapat memengaruhi inflasi dan pertumbuhan, banyak trader kini memilih untuk menunggu perkembangan lebih konkret sebelum mengambil tindakan.
Kontrak berjangka menunjukkan prediksi pemangkasan suku bunga sebesar 36 basis poin hingga akhir tahun, yang mengimplikasikan satu kali penurunan sebesar 25 basis poin dan kemungkinan kecil penurunan kedua. Powell dijadwalkan memberikan kesaksian tambahan di depan Komite Jasa Keuangan DPR pada Rabu.
Data inflasi konsumen untuk Januari, yang akan dirilis pada hari yang sama, menjadi fokus utama pasar AS minggu ini. Data tersebut diperkirakan menunjukkan inflasi tetap tinggi selama bulan tersebut.
Indeks dollar AS turun 0,37% menjadi 107,96. Para trader tetap memantau ketegangan perdagangan, terutama potensi eskalasi yang dapat berdampak pada ekonomi global. Ancaman tarif tambahan terhadap Uni Eropa juga menjadi perhatian, dengan Uni Eropa berjanji akan memberikan respons tegas dan proporsional.
Pada Senin, Trump mengumumkan rencana untuk memberlakukan tarif timbal balik terhadap negara-negara lain dalam dua hari mendatang. Selain itu, Trump juga menyatakan akan memperkenalkan tarif baru sebesar 25% untuk semua impor baja dan aluminium ke AS. Kanada, Brasil, Meksiko, Korea Selatan, dan Vietnam menjadi pemasok utama baja ke AS, sementara Kanada mendominasi impor aluminium.
Di pasar mata uang, euro naik 0,49% terhadap dollar AS menjadi $1,0357. Dollar Kanada menguat 0,14% menjadi C$1,43 per dollar AS. Yen Jepang melemah 0,3% terhadap dollar AS, sementara dollar Australia naik 0,29% menjadi $0,6293. Perdana Menteri Australia menyebutkan bahwa Trump sedang mempertimbangkan untuk mengecualikan Australia dari tarif baja dan aluminium setelah diskusi yang konstruktif.
Di pasar saham, indeks S&P 500 berhasil mencatatkan kenaikan tipis, sementara Nasdaq Composite turun tipis. Powell menegaskan kembali bahwa The Fed tidak terburu-buru mengubah kebijakan moneter dan tetap berfokus pada dampak ekonomi dari ketegangan perdagangan.
Harga minyak naik ke level tertinggi dua minggu karena kekhawatiran pasokan dari Rusia dan Iran, meskipun pengumuman tarif membatasi kenaikan tersebut. Minyak mentah AS ditutup naik 1,38% menjadi $73,32 per barel, sedangkan Brent naik menjadi $77 per barel.
Harga emas turun setelah mencapai rekor tertinggi, karena investor mengambil keuntungan. Meskipun demikian, pasar emas tetap optimis di tengah kekhawatiran perang dagang global yang dipicu oleh tarif baru AS. Harga emas spot turun 0,1% menjadi $2.904,87 per ons, sementara emas berjangka AS turun 0,1% menjadi $2.932,60.
Prospek Harga Emas Hari Rabu (12/02)
Pergerakan emas di time frame H4 menunjukkan bahwa harga saat ini berada di bawah level pivot (PP) di 2907,74, yang menunjukkan bahwa tekanan jual mulai mendominasi setelah sebelumnya bergerak di area konsolidasi. Meskipun demikian, harga masih berada di atas SMA 50, yang menunjukkan tren naik jangka panjang masih valid.
Jika tekanan jual berlanjut, harga berpotensi turun menuju support pertama (S1) di 2872,90. Sebaliknya, jika harga mampu kembali naik dan menembus pivot, ada kemungkinan harga akan bergerak menuju resistance terdekat di R1 pada 2933,70. RSI di level 58 masih menunjukkan momentum positif, yang berarti pembeli masih relatif mendominasi.
Data Perdagangan pada hari Selasa (11/02)
Open: 2.907,78 High: 2.942,57 Low: 2.881,77 Close: 2.898,87 Range: 60.80
GOLD INTRADAY AREA
R1 2.933,70 R2 2.968,54 R3 2.994,50
S1 2.872,90 S2 2.846,94 S3 2.812,10
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 2.873 |
Profit Target Level | 2.905 |
Stop Loss Level | 2.845 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 2.907 |
Profit Target Level | 2.934 |
Stop Loss Level | 2.873 |
Prospek Harga Minyak Hari Rabu (12/02)
Pada grafik US Oil, harga saat ini bergerak di atas SMA 50, yang menunjukkan perubahan tren menjadi bullish setelah sebelumnya berada dalam tekanan bearish. Harga mendekati resistance di 73,65, yang jika ditembus akan membuka peluang untuk melanjutkan kenaikan ke level resistance berikutnya di 74,36-75,15. RSI berada di 63,68, mencerminkan momentum bullish yang cukup kuat.
Namun, jika harga gagal menembus resistance di 73,65 dan mengalami tekanan jual, potensi koreksi bisa membawa harga kembali turun menuju level support pertama di 72,06. Support berikutnya berada di 71,22, yang menjadi area penting jika tekanan jual berlanjut. Momentum positif pada RSI mendukung peluang kenaikan, tetapi tetap perlu mencermati reaksi harga di level resistance utama.
Data perdagangan pada hari Selasa (11/02)
Open: 72,47 High: 73,65 Low: 72,27 Close: 73,15 Range: 0,96
OIL INTRADAY AREA
R1 73,65 R2 74,36 R3 75,15
S1 72,06 S2 71,22 S3 70,37
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 72,10 |
Profit Target Level | 73,30 |
Stop Loss Level | 71,20 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 73,65 |
Profit Target Level | 72,30 |
Stop Loss Level | 74,40 |