Market Summary
Dollar AS menguat terhadap mata uang safe haven seperti yen Jepang dan franc Swiss pada awal pekan ini, seiring investor mencermati perkembangan konflik antara Israel dan Iran. Meski begitu, dollar justru melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya karena ketidakpastian geopolitik dan fokus pasar beralih ke serangkaian pertemuan bank sentral pekan ini.
Teheran dilaporkan telah meminta negara-negara Teluk untuk mendesak Presiden AS Donald Trump agar menekan Israel menuju gencatan senjata, dengan imbalan fleksibilitas Iran dalam negosiasi nuklir. Upaya diplomatik ini turut membantu pemulihan dollar terhadap yen dan franc Swiss yang sempat menguat di tengah lonjakan risiko geopolitik.
Pasar Waspadai Potensi Gangguan di Selat Hormuz
Di sisi lain, kekhawatiran pasar tetap tinggi terkait potensi pembalasan Iran yang dapat mengganggu jalur pengiriman minyak di Selat Hormuz—jalur vital bagi ekspor energi global. Amerika Serikat pun mengirimkan tambahan pesawat pengisian bahan bakar ke Eropa dan kapal induk Nimitz menuju kawasan Timur Tengah untuk memperluas opsi strategis di tengah meningkatnya ketegangan.
Dollar Melemah Terhadap Mayoritas Mata Uang Utama
Meskipun sempat menguat terhadap yen dan franc, indeks dollar—yang mengukur kekuatan dollar terhadap enam mata uang utama—justru turun 0,25% ke level 98,02. Sementara itu, euro menguat 0,23% ke $1,1576. Hal ini mencerminkan bahwa kekhawatiran investor terhadap konflik belum mendorong lonjakan permintaan yang signifikan terhadap dollar AS sebagai aset safe haven seperti pada krisis-krisis sebelumnya.
Komentar pasar menyebut bahwa kurangnya volatilitas pada mata uang defensif menunjukkan kepercayaan investor masih terjaga meskipun konflik antara Iran dan Israel terus berkembang.
Harga Minyak dan Emas Turun di Tengah Harapan Gencatan Senjata
Harga minyak mentah dunia terkoreksi pada hari Senin, setelah melonjak tajam pekan lalu pasca serangan awal Israel terhadap Iran. Laporan bahwa Iran tengah mencari gencatan senjata menekan harga minyak akibat meredanya kekhawatiran terhadap gangguan pasokan di kawasan Timur Tengah.
Harga Brent turun $1 atau 1,35% menjadi $73,23 per barel, sementara WTI (West Texas Intermediate) turun $1,21 atau 1,66% menjadi $71,77 per barel.
Sementara itu, harga emas spot turun 1,2% ke $3.392,86 per ons, setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi delapan minggu. Penurunan ini terjadi karena aksi ambil untung oleh pelaku pasar, ditambah fokus perhatian yang kini tertuju pada pertemuan kebijakan Federal Reserve pekan ini.
Fokus Pasar Beralih ke Keputusan Suku Bunga Bank Sentral
Pasar global kini menantikan sejumlah keputusan penting dari bank sentral dunia. Federal Reserve AS dijadwalkan mengumumkan kebijakan moneternya pada hari Rabu, dengan ekspektasi bahwa suku bunga akan tetap dipertahankan. Namun, investor akan mencermati pandangan The Fed terkait data ekonomi terbaru yang menunjukkan perlambatan aktivitas, meski tekanan inflasi masih tinggi.
Bank sentral Jepang (BoJ) akan menyampaikan keputusan suku bunganya pada akhir pertemuan dua hari. Mayoritas pelaku pasar memperkirakan tidak ada perubahan kebijakan. BoJ juga diperkirakan akan mulai mempertimbangkan pengurangan kepemilikan obligasi pemerintah Jepang pada tahun fiskal berikutnya. Langkah ini sejalan dengan tekanan pemerintah untuk meningkatkan kepemilikan obligasi oleh investor domestik.
Selain itu, bank sentral Inggris, Swiss, Swedia, dan Norwegia juga dijadwalkan mengumumkan kebijakan mereka minggu ini. Hal ini menjadikan pekan ini salah satu yang paling padat bagi pelaku pasar global.
Wall Street Menguat di Tengah Harapan Meredanya Ketegangan
Indeks saham utama AS ditutup menguat pada hari Senin, dengan S&P 500 naik 0,9%, Dow Jones naik 317 poin, dan Nasdaq 100 menguat 1,4%. Sentimen investor membaik setelah muncul sinyal bahwa Iran bersedia meredakan ketegangan dengan Israel dan melanjutkan perundingan nuklir.
Di tengah kekhawatiran geopolitik, pasar juga mencermati perkembangan kesepakatan dagang AS, termasuk tenggat waktu dari Presiden Trump dalam tiga minggu mendatang. Ketidakpastian terkait tarif dan hubungan perdagangan dengan mitra utama seperti Uni Eropa dan Jepang masih menjadi hambatan utama bagi arah pasar ke depan.
Prospek Harga Emas Hari Selasa (17/06)
Pergerakan harga emas pada time frame H4 terlihat harga saat ini mengalami koreksi setelah mencapai resistance di sekitar level 3.451. Tekanan jual membawa harga turun ke bawah 3.403, yang sebelumnya berfungsi sebagai support dan kini menjadi resistance terdekat. Meskipun demikian, tren jangka menengah masih dalam bias bullish selama harga bertahan di atas area support penting 3.380, yang juga berdekatan dengan garis SMA 50 sebagai penopang dinamis.
Apabila harga mampu menembus kembali di atas 3.403, potensi penguatan ke 3.429.00 hingga 3.451 tetap terbuka. Sebaliknya, penurunan di bawah 3.380 dapat memicu koreksi lebih dalam menuju 3.353 atau bahkan 3.319.
Data Perdagangan pada hari Senin (16/06)
Open: 3.441,65 High: 3.451,16 Low: 3.382,53 Close: 3.384,83 Range: 68,63
GOLD INTRADAY AREA
R1 3.403 R2 3.429 R3 3.451
S1 3.380 S2 3.353 S3 3.319
| OPEN POSITION | BUY |
| Price Level | 3.380 |
| Profit Target Level | 3.420 |
| Stop Loss Level | 3.350 |
| OPEN POSITION | SELL |
| Price Level | 3.429 |
| Profit Target Level | 3.390 |
| Stop Loss Level | 3.452 |
Prospek Harga Minyak Hari Selasa (17/06)
Pergerakan US Oil pada time frame H4 menunjukkan pola konsolidasi setelah reli tajam dan sempat menyentuh resistance di sekitar 74,59. Saat ini harga terkoreksi, namun masih bertahan di atas zona support 69,21–67,85. Posisi ini juga tetap berada di atas garis SMA 50 yang mengarah naik. Kondisi tersebut menandakan tren jangka menengah masih bullish.
Jika harga mampu bertahan di atas 69,21 dan menembus kembali level 72,60, maka peluang kenaikan selanjutnya tetap terbuka. Target kenaikan berikutnya berada di kisaran 74,59 hingga 77,00. Namun, penurunan di bawah 67,85 dapat menjadi sinyal awal koreksi yang lebih dalam menuju 66,26. RSI yang berada di kisaran 62,00 juga mendukung prospek bullish dalam jangka pendek.
Data perdagangan pada hari Senin (16/06)
Open: 74,36 High: 74,84 Low: 67,85 Close: 69,93 Range: 6,99
OIL INTRADAY AREA
R1 72,60 R2 74,59 R3 77,00
S1 69,21 S2 67,85 S3 66,26
| OPEN POSITION | BUY |
| Price Level | 69,25 |
| Profit Target Level | 72,50 |
| Stop Loss Level | 67,80 |
| OPEN POSITION | SELL |
| Price Level | 72,60 |
| Profit Target Level | 70,00 |
| Stop Loss Level | 74,60 |
Dapatkan update seputar Pasar saham global trading di tpfx.co.id . Buka akun demonya disini GRATISS. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda.
Selamat trading dan semoga sukses!

Pergerakan emas di time frame H4 menunjukkan tren naik yang kuat setelah berhasil menembus area resistance kunci di sekitar 3.429 yang kini menjadi support. Pergerakan harga juga berada di atas garis SMA 50, memperkuat bias bullish jangka menengah. RSI berada di atas level 70, mengindikasikan kondisi overbought namun masih sejalan dengan momentum kenaikan. Target kenaikan berikutnya berada di area 3.467 hingga 3.500 yang merupakan ekstensi Fibonacci 161,8%, dengan potensi jangka lebih panjang menuju 3.577 di level ekstensi 261,8%.
Pergerakan US Oil pada time frame H4 menunjukkan lonjakan tajam menembus beberapa area resistance kunci secara beruntun dan kini diperdagangkan di atas garis SMA50, mengindikasikan perubahan tren menjadi bullish. RSI telah memasuki zona overbought di atas level 75, mencerminkan momentum beli yang kuat namun juga mengindikasikan potensi koreksi jangka pendek.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan GBP/USD masih cenderung bearish pada time frame H4, dengan level pivot di 1.3600. Selama harga bergerak di bawah level ini, tren penurunan diperkirakan akan berlanjut menuju area support di 1.3500–1.3425.
Pergerakan emas pada time frame grafik H4 menunjukkan kecenderungan bullish dalam jangka pendek, ditopang oleh pola higher low yang terbentuk di atas garis tren naik (ascending trendline) serta posisi harga yang bergerak di atas SMA 50. Indikator RSI 14 berada di sekitar level 61, menandakan adanya momentum positif namun belum dalam kondisi overbought, sehingga masih memberi ruang untuk kelanjutan penguatan menuju resistance di 3.403, 3.426, hingga 3.450.
Pergerakan US Oil pada time frame H4 menunjukkan tren naik yang cukup kuat, dengan harga di atas SMA 50. RSI 14 berada di sekitar 64, mencerminkan momentum bullish yang masih sehat tanpa tanda-tanda jenuh beli yang ekstrem. Selama harga bertahan di atas support 66,26, peluang kenaikan ke area resistance 68,35 hingga 70,00 tetap terbuka, dengan potensi penutupan gap harga yang terjadi sebelumnya.
Pergerakan emas pada time frame H4 menunjukkan pola higher low yang ditopang oleh trendline naik (biru), mengindikasikan tekanan beli yang mulai meningkat. Harga saat ini bergerak di atas SMA 50, yang menunjukkan momentum bullish jangka menengah. RSI 14 berada di kisaran 61, menandakan kondisi bullish moderat tanpa tanda-tanda overbought.
Pergerakan US Oil pada time frame H4 menunjukkan penguatan harga yang signifikan setelah menembus resistance 66,26, didukung oleh posisi harga yang berada jauh di atas SMA 50 sebagai sinyal tren naik yang kuat. RSI 14 saat ini berada di zona overbought, sekitar 74,90, yang menandakan bahwa meskipun momentum bullish masih dominan, potensi koreksi jangka pendek tetap terbuka.
Secara teknikal, analisis Trading Central melihat potensi bullish pada harga emas di time frame H4. Level pivot berada di 3.320. Selama harga bertahan di atas level ini, target berikutnya diperkirakan menguji resistance di 3.360-3.400.
Pergerakan emas pada time frame H4 saat ini harga masih bergerak di bawah area resistance 3.338 dengan support terdekat di kisaran 3.293. Pergerakan harga masih tertahan di sekitar garis SMA 50, yang saat ini berperan sebagai resistance dinamis.
Pergerakan US Oil pada time frame H4 menunjukkan tren naik yang didukung oleh posisi harga di atas SMA 50, yang kini berperan sebagai support dinamis. Saat ini harga tertahan di bawah resistance 65,57, dan jika berhasil menembusnya, ada potensi kenaikan lanjutan menuju 66,41 hingga 67,14.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pasangan GBP/USD masih cenderung bearish pada time frame H4, dengan level pivot di 1.3520. Selama harga bergerak di bawah level tersebut, tekanan penurunan diperkirakan akan berlanjut dengan target ke area support 1.3465–1.3425.
Pergerakan emas pada time frame H4 H4 terlihat harga saat ini mengalami rebound setelah menyentuh area support di sekitar 3.293 dan mulai menguji resistance dinamis berupa SMA 50. Jika harga mampu menembus dan bertahan di atas SMA 50 serta resistance minor di 3.338, maka ada potensi kelanjutan tren naik menuju level resistance berikutnya di 3.353 hingga 3.375.
Pergerakan US Oil pada time frame H4 menunjukkan penguatan setelah berhasil menembus resistance di sekitar 64,73 dan kini bergerak stabil di atas SMA 50. Struktur harga mengindikasikan potensi bullish lanjutan dengan target berikutnya di kisaran 65,57 hingga 67,14.
