Peluang Trading Emas di Tengah Ketidakpastian Global
Peluang trading emas kembali mencuat seiring meningkatnya permintaan safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi Amerika Serikat. Harga emas spot naik 0,8% ke level $4.010,72 per ounce pada Jumat pagi, didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan oleh Federal Reserve serta kekhawatiran terhadap prospek ekonomi AS yang melemah akibat penutupan pemerintahan yang berkepanjangan.
Kenaikan harga ini memperlihatkan bahwa tren bullish masih bertahan. Faktor utama penguatannya berasal dari pembelian emas oleh bank sentral dan meningkatnya peluang penurunan suku bunga dalam waktu dekat.
Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Dorong Sentimen Positif
Data ketenagakerjaan AS yang melemah memperkuat keyakinan pasar bahwa The Fed akan kembali memangkas suku bunga pada Desember mendatang. Laporan menunjukkan penurunan lapangan kerja di sektor pemerintahan dan ritel, serta lonjakan pemutusan hubungan kerja akibat efisiensi dan adopsi teknologi AI.
Pasar kini menilai ada peluang 67% pemangkasan suku bunga bulan depan, naik dari 60% sebelumnya. Pemangkasan ini akan mengurangi biaya peluang memegang emas, yang secara historis meningkatkan minat investor terhadap logam mulia tersebut.
Ketegangan Politik dan Shutdown Pemerintah Dukung Permintaan Emas
Selain kebijakan moneter, ketegangan politik di AS juga menjadi katalis penting bagi peluang trading emas. Penutupan pemerintahan yang sudah berlangsung lebih dari enam minggu menimbulkan kekhawatiran terhadap kelangsungan data ekonomi resmi. Investor kini mengandalkan indikator dari sektor swasta, sementara ketidakpastian ini meningkatkan minat terhadap aset lindung nilai seperti emas.
Sementara itu, keraguan terhadap legalitas kebijakan tarif impor Presiden AS juga memicu kekhawatiran baru di pasar. Kombinasi faktor ini memperkuat permintaan safe haven, membuat harga emas tetap kokoh di sekitar level psikologis $4.000 per ounce.
Dolar Melemah, Emas Semakin Menarik
Peluang trading emas juga diperkuat oleh pelemahan dolar AS. Meskipun indeks dolar sempat memangkas kerugiannya, sentimen pasar masih cenderung mencari aset yang lebih aman. Ketika dolar melemah, harga emas menjadi lebih murah bagi pembeli non-AS, meningkatkan daya tarik logam mulia ini di pasar global.
Selain itu, data dari Challenger, Gray & Christmas menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan AS memangkas lebih dari 150.000 pekerjaan pada Oktober — angka tertinggi dalam lebih dari dua dekade. Kondisi ini memperkuat spekulasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga lagi untuk menjaga momentum ekonomi, yang pada akhirnya memberikan dukungan tambahan bagi harga emas.
Analisis Teknikal
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan emas masih berada dalam tren bullish pada time frame H4, dengan level pivot di $3.985. Selama harga bergerak di atas level tersebut, potensi kenaikan diperkirakan berlanjut untuk menguji area resistance di $4.020–$4.070.
Sebaliknya, jika harga menembus ke bawah $3.985, maka arah pergerakan berpotensi berbalik melemah menuju area support di $3.964–$3.948.
Resistance 1: 4.020 Resistance 2: 4.045 Resistance 3: 4.070
Support1: 3.985 Support 2: 3.964 Support 3: 3.948
Dapatkan update seputar trading di tpfx.co.id . Buka akun demonya disini GRATISS. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda.
Pergerakan emas di time frame H4 terlihat bahwa harga emas gagal menembus area resistance 4.020 dan kembali bergerak di bawah level psikologis 4.000. Struktur harga masih menunjukkan kecenderungan bearish karena harga tetap berada di bawah SMA 50, sementara RSI bergerak di sekitar level netral 48, menandakan momentum yang belum kuat untuk pembalikan naik.
Pergerakan US Oil pada time frame H4 terlihat harga tertahan di bawah area resistance 60,32–60,66 setelah gagal menembus garis tren menurun. Struktur harga masih menunjukkan kecenderungan bearish dengan posisi harga berada di bawah garis SMA 50 yang mulai melengkung ke bawah. RSI saat ini berada di level 44,25 dan bergerak mengikuti garis tren turun, menandakan momentum jual masih mendominasi.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan GBP/USD masih berada dalam tren bearish pada time frame H4, dengan level pivot di 1.3095. Selama harga bergerak di bawah level tersebut, tekanan jual diperkirakan akan berlanjut dengan target penurunan menuju area support 1.3030–1.2990.
Pergerakan emas pada time frame H4 menunjukkan harga masih berada dalam fase konsolidasi setelah penurunan tajam sebelumnya. Saat ini harga bergerak di bawah SMA 50, menandakan tekanan bearish masih dominan. Area 4.000 menjadi level resistance penting yang jika berhasil ditembus, berpotensi mendorong harga menuju 4.027 hingga 4.046.
Pergerakan US Oil pada time frame H4 menunjukkan harga yang saat ini mendekati area support penting di 59,27. Jika harga mampu bertahan di atas level ini, ada potensi rebound menuju area resistance 60,32–60,66. Namun, selama harga masih bergerak di bawah zona resistance tersebut dan di bawah garis tren menurun, arah trend secara keseluruhan tetap bearish.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan peluang tren bullish masih terbuka pada time frame H4. Level pivot berada di 3.943.. Selama harga bertahan di atas level tersebut, potensi kenaikan diperkirakan akan berlanjut untuk menguji area resistance 4.000–4.028.
Pergerakan emas pada timeframe H4 menunjukkan tren menurun yang masih berlanjut. Harga gagal menembus area resistance di sekitar 4.027 dan kini bergerak di bawah SMA 50. Kondisi ini menandakan dominasi seller masih kuat. Saat ini harga berkonsolidasi di bawah level 3.978. Jika tekanan jual berlanjut, harga berpotensi turun menuju area support 3.914. Bila level ini tertembus, target berikutnya berada di kisaran 3.836 hingga 3.862. Struktur ini memperlihatkan tren bearish yang masih solid dalam jangka pendek.
Pergerakan US Oil pada timeframe H4 menunjukkan kecenderungan melemah. Harga gagal menembus area resistance di sekitar 61,00–61,38 dan tertahan di bawah garis tren menurun serta SMA 50. Pola harga masih membentuk lower high, menandakan tekanan jual tetap dominan.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan GBP/USD masih cenderung bearish pada time frame H4, dengan level pivot di 1.3105. Selama harga bergerak di bawah level tersebut, tekanan jual diperkirakan berlanjut untuk menguji area support di 1.3030–1.2950.
Pergerakan harga emas pada grafik H4 tampak sideways dengan tekanan jual yang masih dominan, mengingat harga tetap bergerak di bawah garis SMA 50 yang berfungsi sebagai resistance dinamis. Upaya kenaikan harga tertahan di area 4.027–4.046, sementara support terdekat terlihat di kisaran 3.971 dan 3.948.
Pergerakan harga US Oil pada grafik H4 menunjukkan potensi penguatan setelah harga berhasil bertahan di atas garis SMA 50 yang kini berperan sebagai support dinamis. Selama harga tetap di atas area 60,66, peluang untuk melanjutkan kenaikan menuju resistance 61,36 hingga 62,02 masih terbuka.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan US Oil pada time frame harian masih berada dalam tren bullish, dengan level pivot di 60,75. Selama harga bertahan di atas level tersebut, peluang kenaikan diperkirakan masih terbuka untuk menguji area resistance 61,95–62,40.
Pergerakan emas di time frame H4 menunjukkan tren menurun setelah gagal bertahan di atas area resistance di sekitar 4.027, dengan harga saat ini bergerak di bawah garis SMA 50 yang berfungsi sebagai resistance dinamis. Struktur harga membentuk lower high, mengindikasikan tekanan jual masih dominan.
Grafik WTI Crude Oil H4 menunjukkan potensi pergerakan bullish setelah harga berhasil menembus dan bertahan di atas garis MA biru yang kini berfungsi sebagai support dinamis. Struktur harga membentuk pola higher low, menandakan tekanan beli yang meningkat. Jika harga mampu menembus resistance di 61,38, maka potensi kenaikan dapat berlanjut menuju area 62,02 hingga 62,58.
