Ringkasan Pergerakan Pasar dan Proyeksi Ekonomi Minggu Depan

Economic News & Analysis

Weekend Edition

Market Summary

Indeks saham global MSCI mencatat penurunan pada hari Jumat, sementara imbal hasil obligasi melonjak, seiring investor menantikan petunjuk mengenai arah kebijakan suku bunga dari pertemuan Federal Reserve AS minggu depan. Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun naik ke level tertinggi dalam tiga minggu dan mencatat kenaikan harian kelima berturut-turut. Investor memperkirakan Ketua The Fed, Jerome Powell, akan memberikan sinyal penghentian pelonggaran kebijakan setelah pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin yang diprediksi luas akan terjadi pada Rabu mendatang.

The Fed terus menghadapi tantangan inflasi yang bertahan di atas target tahunan 2%. Data yang dirilis Kamis lalu menunjukkan harga produsen AS untuk bulan November lebih tinggi dari perkiraan. Sementara itu, data Jumat menunjukkan harga impor AS hampir tidak mengalami kenaikan di bulan yang sama, didukung oleh penguatan dollar yang membantu meredam kenaikan biaya makanan dan bahan bakar.

Pergerakan pasar saham AS bervariasi dengan indeks Dow Jones turun 0,20%, S&P 500 datar, dan Nasdaq naik tipis 0,12%. Meskipun saham produsen chip Broadcom menguat signifikan, hanya Nasdaq yang berhasil mencatatkan kenaikan harian kecil. Secara mingguan, S&P 500 turun 0,64%, Nasdaq naik 0,34%, dan Dow Jones melemah 1,82%.

Di Eropa, indeks STOXX 600 menutup sesi lebih rendah 0,53%, mematahkan tren kenaikan tiga minggu berturut-turut. Kekhawatiran investor terkait kebijakan suku bunga Eropa, perlambatan pertumbuhan ekonomi, dan potensi perang dagang turut membebani sentimen pasar.

Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik 7,5 basis poin ke level 4,399%, sementara obligasi 30 tahun mencatat kenaikan 5,7 basis poin menjadi 4,6052%. Obligasi bertenor dua tahun, yang sensitif terhadap ekspektasi kebijakan suku bunga The Fed, naik 5,9 basis poin ke level 4,245%.

Di pasar mata uang, indeks dollar AS mencatatkan penguatan mingguan terbesar dalam sebulan terakhir di tengah ekspektasi perlambatan pemotongan suku bunga AS. Pada hari itu, indeks dollar turun tipis 0,02% menjadi 106,94. Euro naik 0,32% ke level $1,0501, sementara dollar AS menguat terhadap yen Jepang sebesar 0,66% ke level 153,62. Di sisi lain, pound sterling melemah 0,4% ke level $1,2619 setelah data mengejutkan menunjukkan kontraksi aktivitas ekonomi Inggris.

Harga minyak mencatatkan kenaikan ke level tertinggi dalam tiga minggu, didorong oleh ekspektasi sanksi tambahan terhadap Rusia dan Iran yang dapat memperketat pasokan. Harga minyak mentah AS naik 1,8% ke $71,29 per barel, sementara Brent menguat 1,5% ke $74,49 per barel.

Di pasar logam mulia, harga emas spot turun 1,2% menjadi $2.649,04 per ons, mencerminkan tekanan dari penguatan dollar dan ekspektasi kebijakan moneter yang lebih ketat.

WEEK AHEAD
(16-20 Desember 2024) 

Pekan depan, perhatian pelaku pasar global akan tertuju pada sejumlah keputusan kebijakan moneter dan rilis data ekonomi penting yang berpotensi memengaruhi arah pasar keuangan. Federal Reserve AS menjadi sorotan utama dengan proyeksi pemangkasan suku bunga, sementara data ekonomi seperti PCE dan PMI flash akan memberikan gambaran mengenai kondisi ekonomi terkini. Di Eropa, fokus akan tertuju pada langkah kebijakan Bank of England serta perkembangan data ekonomi zona euro yang terus menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Sementara itu, di Asia dan Australia, keputusan kebijakan moneter dari berbagai bank sentral, termasuk Bank of Japan dan PBoC, akan menjadi pusat perhatian bersama dengan sejumlah indikator ekonomi yang diharapkan memberikan wawasan tentang kondisi regional. Dalam iklim ekonomi global yang terus berubah, keputusan dan data ini akan menjadi panduan penting bagi investor dan pelaku pasar untuk menavigasi ketidakpastian di penghujung tahun 2024. Berikut data-data ekonomi, serta event di beberapa negara tersebut:

Amerika
Di Amerika Serikat, perhatian utama akan tertuju pada keputusan kebijakan moneter Federal Reserve. Bank sentral ini diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke kisaran 4,25%-4,5%, yang menjadi pemangkasan ketiga sepanjang tahun ini. Investor juga akan mencermati proyeksi ekonomi terbaru serta panduan kebijakan untuk tahun 2025, di mana pasar kini memprediksi laju pelonggaran yang lebih lambat dengan hanya tiga kali pemangkasan suku bunga pada tahun depan.

Selain itu, laporan ekonomi utama termasuk data PCE diperkirakan menunjukkan kenaikan pengeluaran pribadi sebesar 0,5%, sementara pertumbuhan pendapatan melambat menjadi 0,4%. Penjualan ritel November diperkirakan meningkat 0,5% dibandingkan 0,4% pada Oktober, sementara produksi industri diharapkan pulih dengan kenaikan 0,1% setelah sebelumnya turun 0,3%. Data PMI flash S&P Global untuk Desember akan memberikan gambaran awal tentang aktivitas sektor swasta, dengan sedikit perlambatan yang diperkirakan. Rilis penting lainnya meliputi pertumbuhan PDB final, laporan pendapatan korporasi, indeks manufaktur NY Empire State, NAHB Housing Market Index, data perumahan, neraca berjalan kuartal ketiga, Philadelphia Fed Manufacturing Index, penjualan rumah yang ada, dan sentimen konsumen Michigan final.

Di kawasan Amerika lainnya, inflasi Kanada untuk November diperkirakan stagnan setelah naik 0,4% pada Oktober. Kanada juga akan merilis data retail sales.

Eropa
Di Inggris, Bank of England (BoE) diperkirakan mempertahankan suku bunga pada Kamis mendatang, menyusul penurunan suku bunga di November, di tengah kekhawatiran inflasi yang sulit dikendalikan. Investor juga akan memperhatikan data inflasi, ketenagakerjaan, dan PMI flash. PMI akan mengukur dampak Anggaran terbaru, yang mencakup kenaikan pajak berbasis tenaga kerja yang menekan kepercayaan bisnis dan permintaan tenaga kerja, serta berpotensi mendorong kenaikan harga. Sektor manufaktur diperkirakan menyusut untuk bulan ketiga berturut-turut, sementara aktivitas jasa tumbuh sedikit lebih tinggi.

Di zona euro, data PMI flash untuk kawasan ini, termasuk Jerman dan Prancis, diharapkan menunjukkan kontraksi lebih lanjut di sektor manufaktur dan jasa. Indikator sentimen seperti laporan Ifo, ZEW, dan GfK Jerman kemungkinan menegaskan pelemahan ekonomi yang berlanjut. Data inflasi zona euro untuk November, neraca perdagangan, kepercayaan konsumen, harga produsen Jerman, serta survei bisnis dan konsumen Italia juga akan menjadi perhatian.

Asia dan Australia
Di China, rilis data terakhir tahun ini akan mencakup produksi industri, penjualan ritel, tingkat pengangguran, harga perumahan, dan investasi aset tetap untuk November, memberikan wawasan lebih lanjut tentang respons terhadap stimulus moneter setelah data sebelumnya menunjukkan aktivitas ekonomi yang belum mengalami perbaikan. Bank sentral China (PBoC) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pinjaman utamanya, meskipun telah berjanji untuk melakukan pemangkasan suku bunga lebih lanjut tahun depan.

Keputusan kebijakan moneter juga menjadi sorotan di Asia lainnya. Bank of Japan akan memutuskan suku bunga utamanya setelah The Fed, dengan sebagian besar pasar memprediksi kebijakan tetap tidak berubah. Perubahan kebijakan moneter mungkin terjadi di Indonesia, Thailand, dan Filipina. Dari sisi data ekonomi, inflasi yang lebih tinggi diharapkan dari Jepang. Investor juga akan mencermati data PMI yang akan dirilis di Jepang, Australia. Selain itu, Australia juga akan mengeluarkan indeks kepercayaan konsumen Westpac, sedangkan Selandia Baru diperkirakan memasuki resesi teknis dengan kontraksi PDB kuartal ketiga.

Data Mingguan Perdagangan Emas (09-13 Desember 2024)

Open : 2,643.18   High : 2,726.10     Low  : 2,627.45     Close : 2,649.25     Range  : 98.65

GOLD PRE ANALYSIS

WEEKLY VALUE AREA

WEEKLY SUPPORT WEEKLY  RESISTANCE
S1   2,609 R1   2,708
S2   2,569 R2   2,766
S3   2,510 R3   2,806

Gold Outlook : Bullish 

Data Mingguan Perdagangan US Crude Oil (09-13 Desember 2024)

Open : 67.15      High : 70.92      Low  : 67.05      Close : 70.59     Range  : 3.87

                                                 OIL PRE ANALYSIS

                                                                  WEEKLY VALUE AREA

WEEKLY SUPPORT WEEKLY RESISTANCE
S1   68.12 R1 71.99
S2   65.65 R2   73.39
S3   64.25 R3    75.86

Oil Outlook : Bullish

image-artikel