Market Summary
Ketegangan geopolitik yang meningkat antara Israel dan Iran telah mengguncang pasar global pada hari Jumat, dengan investor beralih ke aset safe-haven seperti emas dan dolar AS. Harga minyak melonjak tajam setelah Iran melancarkan serangan balasan terhadap serangan udara besar-besaran Israel, menimbulkan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Timur Tengah.
Dampak Ketegangan Geopolitik pada Pasar Minyak dan Emas
Harga minyak mentah melonjak hingga 14% selama sesi perdagangan sebelum akhirnya ditutup naik 7% pada hari itu. Lonjakan ini dipicu oleh kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak, mengingat posisi strategis Iran di dekat Selat Hormuz—jalur utama pengiriman minyak global. Meski begitu, harga minyak mentah Brent tetap di bawah $80 per barel.
Di sisi lain, harga emas naik lebih dari 1%, mencerminkan peningkatan permintaan terhadap aset safe-haven di tengah meningkatnya ketidakpastian global. Kenaikan ini didorong oleh ketakutan eskalasi konflik dan kekhawatiran terhadap inflasi yang dipicu oleh kenaikan harga energi.
Pasar Saham AS Melemah di Tengah Kekhawatiran Risiko
Indeks saham utama Wall Street ditutup melemah lebih dari 1% pada hari Jumat, dengan S&P 500 turun 1,1%, Nasdaq turun 1,3%, dan Dow Jones kehilangan 769 poin. Sektor keuangan dan teknologi mencatat kerugian terbesar, sementara saham energi dan pertahanan justru menguat seiring dengan melonjaknya harga minyak. Saham perusahaan seperti Exxon dan Lockheed Martin mengalami kenaikan lebih dari 2% di tengah lonjakan permintaan pada sektor energi dan pertahanan.
Peran Minyak dalam Dinamika Ekonomi Global
Investor menilai bahwa dampak jangka panjang dari kenaikan harga minyak akan bergantung pada durasi konflik dan potensi gangguan pasokan minyak global. Meski ada peluang bagi produsen minyak AS untuk meningkatkan produksi domestik, pasar tetap waspada terhadap kemungkinan Iran menutup Selat Hormuz atau menghancurkan infrastruktur minyak.
Kendati demikian, beberapa analis menyatakan bahwa implikasi terhadap pasar AS mungkin tetap terbatas selama harga minyak tidak menembus $100 per barel. Harga minyak di atas ambang tersebut dapat membebani daya beli konsumen dan memengaruhi ekonomi secara keseluruhan.
Pergerakan Dolar AS dan Obligasi Pemerintah
Dolar AS kembali ke peran tradisionalnya sebagai aset safe-haven, dengan indeks dolar naik sekitar 0,5% pada hari Jumat. Lonjakan ini terjadi bersamaan dengan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS, didorong oleh ekspektasi bahwa kenaikan harga energi dapat memicu inflasi lebih lanjut.
Namun, beberapa investor memperkirakan bahwa dampak jangka panjang dari krisis geopolitik ini terhadap pasar cenderung memudar, sebagaimana yang terjadi pada peristiwa serupa sebelumnya. Meskipun demikian, tetap ada risiko bahwa pasar dapat bereaksi secara berlebihan jika ketegangan meningkat lebih jauh.
Kesimpulan: Pasar di Tengah Ketidakpastian Global
Pasar global saat ini berada dalam fase yang penuh ketidakpastian, dengan investor terus mencermati eskalasi konflik di Timur Tengah. Sementara aset safe-haven seperti emas dan dolar AS mendapatkan keuntungan, pasar saham menunjukkan kelemahan di tengah meningkatnya risiko geopolitik. Harga minyak yang terus melonjak menjadi fokus utama, karena berpotensi memengaruhi inflasi dan kebijakan moneter global.
WEEK AHEAD
(16 – 20 Juni 2025)
Ketegangan geopolitik di Timur Tengah akan menjadi perhatian utama pasar minggu depan setelah serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran, yang meningkatkan kekhawatiran akan konflik regional yang lebih luas. Selain itu, perhatian investor juga akan tertuju pada perkembangan negosiasi perdagangan antara AS dan mitra dagang utamanya, serta pertemuan G7 di Kanada, di mana para pemimpin ekonomi terbesar dunia akan membahas tantangan global utama.
Keputusan Kebijakan Moneter Global
Minggu ini menjadi penting bagi kebijakan moneter global, dengan bank sentral utama seperti Federal Reserve, Bank of England, Bank of Japan, dan People’s Bank of China diperkirakan mempertahankan suku bunga mereka. Selain itu, keputusan kebijakan juga akan datang dari bank sentral di Swiss (SNB).
Di AS, Federal Reserve diperkirakan tidak akan mengubah suku bunga acuan. Investor akan mengamati proyeksi ekonomi terbaru dan “dot plot” untuk mendapatkan wawasan tentang pandangan pembuat kebijakan terhadap data ekonomi yang lebih lemah baru-baru ini. Selain itu, penjualan ritel AS diproyeksikan turun 0,5% pada Mei, mencerminkan dampak pengumuman tarif baru-baru ini, sementara produksi industri diperkirakan hanya naik tipis 0,1%. Sementara itu, di Eropa, perhatian pasar akan tertuju pada Bank of England. Bank sentral ini diharapkan mempertahankan suku bunga di level 4,25%.
Data inflasi Inggris yang akan dirilis diperkirakan menunjukkan perlambatan tipis inflasi utama menjadi 3,4% dari 3,5% sebelumnya. Bank sentral Swiss (SNB) dan Swedia (Riksbank) kemungkinan akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin, sedangkan Norges Bank diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya.
Data Ekonomi Penting
Minggu ini juga dipenuhi rilis data ekonomi utama dari berbagai wilayah:
- Amerika: Penjualan ritel dan produksi industri AS, izin bangunan, serta data pasar perumahan Kanada.
- Eropa: Indeks sentimen ekonomi ZEW Jerman yang diperkirakan membaik, dan inflasi tahunan Zona Euro yang kemungkinan dikonfirmasi melambat ke 1,9%.
- Asia-Pasifik: Produksi industri dan penjualan ritel China diperkirakan menunjukkan perlambatan lebih lanjut. Data perdagangan Jepang diprediksi mencatat penurunan ekspor dan impor yang tajam.
Fokus Pasar Asia dan Australia
Di Asia, kebijakan moneter Bank of Japan menjadi sorotan karena dampaknya terhadap ekonomi berbasis ekspor Jepang di tengah ketegangan perdagangan AS. Selain itu, pasar akan mencermati data produksi industri dan penjualan ritel China, yang diperkirakan mencerminkan pelemahan lebih lanjut pada Mei.
Australia akan merilis laporan pasar tenaga kerja dengan tingkat pengangguran yang diperkirakan tetap stabil di 4,1%. Di Selandia Baru, data PDB Q1 2025 diperkirakan tumbuh 0,7% secara kuartalan, sejalan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya.
Kesimpulan
Pasar akan bergerak dinamis minggu depan, didorong oleh perkembangan geopolitik, kebijakan moneter global, dan data ekonomi utama dari berbagai negara. Investor diharapkan tetap waspada terhadap potensi dampak ketegangan geopolitik dan data yang lebih lemah terhadap sentimen pasar global.
Data Mingguan Perdagangan Emas (09 – 13 Juni 2025)
Open : 3.315,94 High : 3.446,74 Low : 3.293,38 Close : 3.432,84 Range : 153,36
GOLD PRE ANALYSIS
WEEKLY VALUE AREA
| WEEKLY SUPPORT | WEEKLY RESISTANCE |
| S1 3.335 | R1 3.489 |
| S2 3.238 | R2 3.544 |
| S3 3.182 | R3 3.642 |
Gold Outlook : Bullish
Data Mingguan Perdagangan US Crude Oil (02 – 06 Juni 2025)
Open : 64,79 High : 74,59 Low : 64,18 Close : 7179 Range : 10,41
OIL PRE ANALYSIS
WEEKLY VALUE AREA
| WEEKLY SUPPORT | WEEKLY RESISTANCE |
| S1 65,78 | R1 76,19 |
| S2 59,78 | R2 80,60 |
| S3 55,37 | R3 86,60 |
Oil Outlook : Bullish
Dapatkan update seputar Pasar saham global trading di tpfx.co.id . Buka akun demonya disini GRATISS. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda.
Selamat trading dan semoga sukses!
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan GBP/USD masih cenderung bearish pada time frame H4, dengan level pivot di 1.3600. Selama harga bergerak di bawah level ini, tren penurunan diperkirakan akan berlanjut menuju area support di 1.3500–1.3425.
Pergerakan emas pada time frame grafik H4 menunjukkan kecenderungan bullish dalam jangka pendek, ditopang oleh pola higher low yang terbentuk di atas garis tren naik (ascending trendline) serta posisi harga yang bergerak di atas SMA 50. Indikator RSI 14 berada di sekitar level 61, menandakan adanya momentum positif namun belum dalam kondisi overbought, sehingga masih memberi ruang untuk kelanjutan penguatan menuju resistance di 3.403, 3.426, hingga 3.450.
Pergerakan US Oil pada time frame H4 menunjukkan tren naik yang cukup kuat, dengan harga di atas SMA 50. RSI 14 berada di sekitar 64, mencerminkan momentum bullish yang masih sehat tanpa tanda-tanda jenuh beli yang ekstrem. Selama harga bertahan di atas support 66,26, peluang kenaikan ke area resistance 68,35 hingga 70,00 tetap terbuka, dengan potensi penutupan gap harga yang terjadi sebelumnya.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pasangan USD/CHF masih berada dalam tren bearish, dengan level pivot kunci di 0.8170. Selama harga bergerak di bawah level ini, tekanan jual diperkirakan berlanjut, dengan target penurunan terdekat di area 0.8125. Jika level tersebut berhasil ditembus, penurunan dapat berlanjut menuju kisaran support berikutnya di 0.8100 hingga 0.8075.
Pergerakan emas pada time frame H4 menunjukkan pola higher low yang ditopang oleh trendline naik (biru), mengindikasikan tekanan beli yang mulai meningkat. Harga saat ini bergerak di atas SMA 50, yang menunjukkan momentum bullish jangka menengah. RSI 14 berada di kisaran 61, menandakan kondisi bullish moderat tanpa tanda-tanda overbought.
Pergerakan US Oil pada time frame H4 menunjukkan penguatan harga yang signifikan setelah menembus resistance 66,26, didukung oleh posisi harga yang berada jauh di atas SMA 50 sebagai sinyal tren naik yang kuat. RSI 14 saat ini berada di zona overbought, sekitar 74,90, yang menandakan bahwa meskipun momentum bullish masih dominan, potensi koreksi jangka pendek tetap terbuka.
Secara teknikal, analisis Trading Central melihat potensi bullish pada harga emas di time frame H4. Level pivot berada di 3.320. Selama harga bertahan di atas level ini, target berikutnya diperkirakan menguji resistance di 3.360-3.400.
Pergerakan emas pada time frame H4 saat ini harga masih bergerak di bawah area resistance 3.338 dengan support terdekat di kisaran 3.293. Pergerakan harga masih tertahan di sekitar garis SMA 50, yang saat ini berperan sebagai resistance dinamis.
Pergerakan US Oil pada time frame H4 menunjukkan tren naik yang didukung oleh posisi harga di atas SMA 50, yang kini berperan sebagai support dinamis. Saat ini harga tertahan di bawah resistance 65,57, dan jika berhasil menembusnya, ada potensi kenaikan lanjutan menuju 66,41 hingga 67,14.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pasangan GBP/USD masih cenderung bearish pada time frame H4, dengan level pivot di 1.3520. Selama harga bergerak di bawah level tersebut, tekanan penurunan diperkirakan akan berlanjut dengan target ke area support 1.3465–1.3425.
Pergerakan emas pada time frame H4 H4 terlihat harga saat ini mengalami rebound setelah menyentuh area support di sekitar 3.293 dan mulai menguji resistance dinamis berupa SMA 50. Jika harga mampu menembus dan bertahan di atas SMA 50 serta resistance minor di 3.338, maka ada potensi kelanjutan tren naik menuju level resistance berikutnya di 3.353 hingga 3.375.
Pergerakan US Oil pada time frame H4 menunjukkan penguatan setelah berhasil menembus resistance di sekitar 64,73 dan kini bergerak stabil di atas SMA 50. Struktur harga mengindikasikan potensi bullish lanjutan dengan target berikutnya di kisaran 65,57 hingga 67,14.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan USD/JPY pada time frame H4 cenderung bearish, dengan level pivot berada di 144.45. Selama harga tetap bergerak di bawah level tersebut, potensi pergerakan selanjutnya adalah penurunan menuju area support di kisaran 143.78-142.90.
