Trading Opportunity Pair (TOP)
Market Summary
Pasar keuangan global tengah diliputi ketidakpastian, mendorong penguatan yen Jepang (JPY) sebagai aset safe-haven. Yen terus menguat selama dua hari berturut-turut, mencapai level tertinggi dalam lebih dari satu pekan terhadap dollar AS (USD) pada sesi perdagangan Eropa hari Senin. Penguatan ini didorong oleh meningkatnya kekhawatiran atas kebijakan tarif baru yang akan diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump pada 2 April. Rencana kebijakan ini telah membuat investor menghindari aset berisiko dan beralih ke mata uang yang lebih aman, termasuk yen.
Selain faktor eksternal, ekspektasi kebijakan moneter Bank of Japan (BoJ) juga turut menopang penguatan yen. Data inflasi konsumen di Tokyo yang dirilis Jumat lalu menunjukkan bahwa harga-harga tetap berada di atas target tahunan 2% BoJ, memperkuat spekulasi bahwa bank sentral Jepang akan terus menaikkan suku bunga. Prospek ini berlawanan dengan ekspektasi pasar terhadap Federal Reserve (Fed), yang diperkirakan akan kembali memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Divergensi kebijakan moneter antara Jepang dan AS ini semakin memperkuat daya tarik yen terhadap dollar.
Di sisi lain, kebijakan perdagangan AS semakin menambah tekanan bagi USD. Trump baru saja memberlakukan tarif 25% terhadap semua mobil non-Amerika dan berencana memperluas cakupan tarif terhadap lebih banyak negara mulai 2 April. Langkah ini menambah kecemasan pasar terhadap perlambatan ekonomi global, mendorong arus modal masuk ke yen sebagai aset aman. Sentimen negatif terhadap dollar juga semakin diperburuk oleh kekhawatiran stagflasi di AS, setelah data menunjukkan bahwa inflasi inti PCE naik lebih tinggi dari perkiraan pada bulan Februari, mencapai kenaikan bulanan terbesar sejak Januari 2024.
Di pasar keuangan, yen sempat menguat hingga menyentuh level 148,7 per dollar AS pada hari Senin sebelum stabil di sekitar 149,135, naik 0,43% dari posisi sebelumnya. Pada hari Jumat, yen bahkan sempat melonjak 0,82% setelah rilis data inflasi AS yang memicu spekulasi lebih lanjut mengenai perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut.
Menteri Keuangan Jepang, Katsunobu Kato, menyatakan bahwa Jepang dan AS sepakat bahwa pergerakan mata uang yang berlebihan tidak diinginkan. Namun, pernyataan ini tidak cukup untuk membendung sentimen bullish terhadap yen atau menghentikan penurunan USD/JPY ke level 149,00.
Para pelaku pasar kini menantikan rilis data ekonomi AS minggu ini, termasuk laporan Nonfarm Payrolls (NFP), yang dapat memberikan arah baru bagi pergerakan pasangan mata uang USD/JPY.
Analisis Teknikal
Dari perspektif teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa USD/JPY masih berpotensi bergerak bearish dengan level pivot di 149.60. Selama harga bertahan di bawah level ini, potensi pelemahan lebih lanjut dapat menguji area support di kisaran 148.15–147.40.
Namun, jika harga berhasil menembus ke atas 149.60, skenario alternatif mengindikasikan potensi kenaikan menuju level resistance di 150.35–150.90.
Resistance 1: 149.60, Resistance 2: 150.35, Resistance 3: 150.90
Support1: 148.15, Support 2: 147.60, Support 3: 147.40