Market Summary
Indeks saham utama dan dollar AS melemah pada hari Jumat setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan ancaman tarif terbaru. Trump merekomendasikan tarif 50% untuk impor dari Uni Eropa mulai 1 Juni dan mempertimbangkan tarif 25% untuk produk Apple iPhone yang dibuat di luar AS. Saham Apple turun 3%, sementara indeks saham utama AS ditutup lebih rendah meski pulih dari posisi terendah sesi. Saham Eropa juga melemah.
Kinerja Mingguan Dollar dan Mata Uang Global
Indeks dollar, yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang mata uang, mencapai titik terendah tiga minggu. Dalam sepekan, dollar turun 1,9%, penurunan mingguan terbesar sejak awal April. Dollar melemah 1% terhadap yen Jepang, sementara euro naik 0,8% terhadap dollar.
Bonds Meningkat di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
Obligasi pemerintah AS dan Eropa naik karena pembelian safe-haven setelah tekanan besar minggu ini akibat kekhawatiran tentang pemotongan pajak Trump dan utang besar pemerintah AS. Yields obligasi 30-tahun AS turun 2,2 basis poin menjadi 5,042%, sementara yields obligasi 10-tahun turun 3,6 basis poin menjadi 4,517%.
Tarif dan Reaksi Pasar
Trump menyatakan bahwa Uni Eropa sulit diajak bekerja sama dalam perdagangan. Pernyataan ini menambah ketidakpastian di pasar yang sudah tegang setelah Moody’s menurunkan peringkat kredit AS pekan lalu. RUU pemotongan pajak baru yang disahkan DPR diperkirakan akan menambah hampir $4 triliun ke utang pemerintah AS.
Indeks Saham Global Turun
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 256,02 poin (0,61%) menjadi 41.603,07. S&P 500 turun 39,19 poin (0,67%) menjadi 5.802,82, dan Nasdaq turun 188,53 poin (1,00%) menjadi 18.737,21. Selama sepekan, Dow turun 2,47%, S&P 500 turun 2,61%, dan Nasdaq turun 2,48%. MSCI’s global stocks turun 0,33%, sementara STOXX 600 Eropa turun 0,93%.
Harga Emas dan Minyak Meningkat
Emas melonjak seiring meningkatnya kecemasan ekonomi. Harga emas spot naik 2,14% menjadi $3.364,74 per ounce. Harga minyak juga naik karena pembeli AS menutup posisi menjelang akhir pekan Memorial Day. Brent crude naik 34 sen (0,54%) menjadi $64,78 per barel, sementara WTI crude naik 33 sen (0,54%) menjadi $61,53 per barel.
Siklus Ketegangan Tarif di Pasar
Pasar menunjukkan siklus yang khas dalam menghadapi ketegangan tarif. Saham cenderung mengalami aksi jual ketika tarif diumumkan, namun kembali dibeli saat ada penundaan. Ancaman tarif terbaru ini menegaskan sikap keras Trump dalam perdagangan internasional, yang mengagetkan banyak pelaku pasar.
Kesimpulan
Ketegangan perdagangan global, langkah kebijakan ekonomi AS, dan fluktuasi pasar terus menjadi perhatian utama bagi investor. Dalam situasi yang bergejolak ini, pelaku pasar disarankan untuk tetap waspada terhadap perkembangan kebijakan yang dapat memengaruhi ekonomi global.
WEEK AHEAD
(26 – 30 Mei 2025)

Prospek Ekonomi Mingguan: Ketegangan Tarif dan Data Ekonomi Global Mendominasi Pasar
Ketegangan perdagangan yang diperbarui oleh Presiden AS Donald Trump dengan ancaman tarif pada Uni Eropa dan Apple akan menjadi fokus utama pasar global minggu ini. Selain itu, sejumlah data ekonomi penting dari berbagai negara akan membantu membentuk sentimen pasar. Berikut laporan mendalam secara naratif berdasarkan masing-masing wilayah.
Amerika Serikat: Fokus pada Kebijakan Fed dan Data Ekonomi Utama
Pasar di Amerika Serikat akan menghadapi minggu yang sibuk dengan sejumlah data ekonomi penting dan risalah rapat FOMC. Investor akan mencermati pidato para pejabat Federal Reserve untuk mencari petunjuk tentang arah kebijakan moneter ke depan. Fokus khusus akan diberikan pada data PCE Price Index, yang merupakan indikator inflasi utama pilihan The Fed. Pengeluaran konsumen diperkirakan naik sebesar 0,2% pada April, melambat dari kenaikan 0,7% pada bulan sebelumnya.
Selain itu, perhatian juga akan tertuju pada estimasi kedua untuk PDB kuartal pertama, yang diharapkan menunjukkan kontraksi pertama dalam tiga tahun akibat lonjakan impor sebesar 41,3%. Data lainnya, seperti pesanan barang tahan lama, neraca perdagangan barang, keuntungan korporasi Q1, dan indeks harga rumah Case-Shiller, juga akan memengaruhi sentimen pasar. Di Kawasan Amerika lainnya, Kanada akan merilis data PDB Q1, memberikan wawasan tentang kondisi ekonomi Kanada setelah periode ketidakpastian global.
Eropa: Inflasi dan Kepercayaan Konsumen Menjadi Sorotan
Di Eropa, pasar akan memusatkan perhatian pada data inflasi awal dari Jerman, Prancis, Italia, dan Spanyol. Di Jerman, indikator kepercayaan konsumen GfK Consumer Climate diperkirakan mencapai level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir. Namun, tingkat pengangguran di negara tersebut diprediksi tetap stabil di 6,3%, yang merupakan level tertinggi sejak September 2020.
Aktivitas ritel Jerman juga diproyeksikan mencatatkan rebound sebesar 0,3% pada April setelah mengalami penurunan pada bulan sebelumnya. Data lain yang penting adalah sentimen bisnis di zona euro, tren ritel CBI Inggris, pengangguran Prancis, serta indikator perdagangan dan KOF leading dari Swiss.
Asia: Kebijakan Moneter dan Data Ekonomi Utama
Asia akan menyaksikan keputusan kebijakan moneter dari Selandia Baru. Bank sentral Selandia Baru (RBNZ) diprediksi akan melanjutkan siklus pelonggaran dengan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin.
Masih di Kawasan Pasifik, Australia akan melaporkan CPI bulanan dan indeks kepercayaan bisnis ANZ, yang akan memberikan gambaran tentang stabilitas ekonomi domestik.
Di Jepang, data konsumsi dan produksi akan menjadi sorotan, termasuk indeks kepercayaan konsumen, produksi industri, penjualan ritel, dan tingkat pengangguran untuk bulan April. India juga akan menjadi perhatian dengan laporan PDB kuartal pertama yang diperkirakan menunjukkan percepatan pertumbuhan, didukung oleh data produksi industri untuk bulan yang sama.
Kesimpulan
Dengan kombinasi ketegangan tarif yang meningkat dan rilis data ekonomi utama dari berbagai wilayah, pasar global diperkirakan akan tetap bergejolak minggu ini. Investor diharapkan untuk tetap waspada terhadap potensi pergerakan tajam, terutama di pasar valuta asing, komoditas, dan ekuitas.
Data Mingguan Perdagangan Emas (19 – 23 Mei 2025)
Open : 3.210,68 High : 3.365,94 Low : 3.204,53 Close : 3.361,19 Range : 161,41
GOLD PRE ANALYSIS
WEEKLY VALUE AREA
| WEEKLY SUPPORT | WEEKLY RESISTANCE |
| S1 3.255 | R1 3.417 |
| S2 3.149 | R2 3.472 |
| S3 3.094 | R3 3.578 |
Gold Outlook : Bullish
Data Mingguan Perdagangan US Crude Oil (19 – 23 Mei 2025)
Open : 61,79 High : 64,15 Low : 60,03 Close : 61,70 Range : 4,12
OIL PRE ANALYSIS
WEEKLY VALUE AREA
| WEEKLY SUPPORT | WEEKLY RESISTANCE |
| S1 59,77 | R1 63,89 |
| S2 57,84 | R2 66,06 |
| S3 55,65 | R3 68,01 |
Oil Outlook : Bearish
Dapatkan update seputar Pasar saham global trading di tpfx.co.id . Buka akun demonya disini GRATISS. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda.
Selamat trading dan semoga sukses!

Fokus pasar minggu depan akan tertuju pada negosiasi perdagangan AS dengan China, diikuti oleh data ekonomi penting dan pernyataan para pejabat bank sentral yang berpotensi memberikan volatilitas tinggi di pasar keuangan. Berikut rincian dari data-data ekonomi yang akan dirilis pekan depan:
Pekan depan, pasar keuangan global akan menghadapi sejumlah rilis data ekonomi dan keputusan kebijakan moneter yang diperkirakan memiliki dampak besar pada pergerakan aset keuangan utama. Investor akan memantau dengan seksama bagaimana bank sentral utama, seperti Federal Reserve dan Bank of England, menyikapi perkembangan terbaru di ekonomi global. Selain itu, data inflasi, pasar tenaga kerja, dan aktivitas sektor jasa dari berbagai negara akan memberikan gambaran penting mengenai kondisi ekonomi terkini dan potensi arah kebijakan moneter di masa depan.
Minggu depan, fokus utama pasar akan tertuju pada sejumlah data ekonomi berdampak tinggi yang tercantum dalam kalender, terutama data ketenagakerjaan AS pada hari Jumat. Berikut adalah sorotan utama dari minggu mendatang:
Minggu mendatang, perhatian pasar global akan tertuju pada sejumlah data ekonomi utama serta perkembangan lebih lanjut terkait ketegangan perdagangan internasional. Ketidakpastian mengenai kebijakan tarif Amerika Serikat terus memicu volatilitas di berbagai kelas aset, terutama di tengah ancaman eskalasi tarif di luar janji untuk mencapai kesepakatan dagang.
Pasar global bersiap menghadapi pekan yang kembali penuh sensitivitas karena investor terus memantau perkembangan ketegangan perdagangan. Eskalasi tarif, terutama dampaknya terhadap ekonomi AS, terus membebani sentimen dan memicu volatilitas di berbagai kelas aset. Selain itu, musim laporan keuangan di AS semakin intensif dengan laporan kinerja perusahaan besar yang menjadi sorotan. Rilis data ekonomi dari berbagai kawasan, bersama dengan sejumlah keputusan kebijakan bank sentral yang signifikan, akan turut membentuk dinamika pasar.
Pekan depan, perhatian pasar masih akan tertuju pada dinamika perang dagang, khususnya dampak dari tarif baru yang diberlakukan oleh AS dan potensi langkah balasan dari negara-negara lain. Ketidakpastian ini diperkirakan akan terus membayangi pergerakan pasar, sembari para pelaku pasar menantikan sederet data ekonomi penting yang bisa memberi sinyal arah kebijakan moneter ke depan.
Pekan depan, pasar global akan dipenuhi dengan rilis data ekonomi penting dan keputusan kebijakan yang dapat memengaruhi sentimen investor di berbagai wilayah. Dari laporan pekerjaan di Amerika Serikat hingga notulen pertemuan ECB di Eropa, serta data PMI dari Asia dan Australia, pelaku pasar akan mencari petunjuk tentang kondisi ekonomi saat ini dan arah kebijakan moneter yang mungkin diambil oleh bank sentral. Di tengah ketidakpastian perdagangan global, perlambatan pertumbuhan ekonomi, dan inflasi yang masih menjadi perhatian, data dan peristiwa mendatang akan menjadi kunci untuk memahami dinamika pasar dan prospek ekonomi lebih lanjut. Berikut data-data dan peristiwa ekonomi di berbagai belahan dunia:
Di minggu mendatang, perhatian investor akan tertuju pada berbagai laporan ekonomi utama di seluruh dunia, yang memberikan gambaran tentang kondisi ekonomi di tengah ketidakpastian global. Di Amerika Serikat, fokus utama adalah data inflasi dan konsumsi pribadi yang dapat memengaruhi pandangan Federal Reserve tentang arah kebijakan moneter. Di Eropa, indikator utama akan memberikan wawasan tentang sentimen bisnis, inflasi, dan prospek pertumbuhan di tengah berbagai tantangan, termasuk ketegangan perdagangan dan dinamika pasar tenaga kerja.
