Saham Global Menguat Beruntun
Ringkasan Pasar & Proyeksi Ekonomi 03–07 November 2025 menyoroti penguatan saham global selama tiga pekan berturut-turut. Bursa dunia terdorong oleh laporan keuangan positif dari sejumlah perusahaan besar, terutama Amazon.
Saham Amazon melonjak 9,6% setelah mencatat pertumbuhan pendapatan cloud tercepat dalam hampir tiga tahun. Hasil tersebut membuat proyeksi penjualan kuartalan perusahaan melampaui perkiraan analis. Sementara itu, saham Apple turun tipis 0,4% setelah mencapai rekor intraday $277,32, didukung penjualan kuat iPhone 17.
Kinerja ini menegaskan bahwa infrastruktur dan investasi besar pada teknologi kecerdasan buatan masih menjadi pendorong utama pasar modal global.
Performa Wall Street Tetap Solid
Di Amerika Serikat, indeks utama menutup pekan dengan kenaikan moderat. Dow Jones Industrial Average naik 0,09% menjadi 47.562,87, S&P 500 menguat 0,26% ke 6.840,20, dan Nasdaq Composite menanjak 0,61% ke 23.724,96.
Kenaikan ini menandai penguatan mingguan ketiga berturut-turut untuk seluruh indeks utama, dengan Nasdaq mencatat reli bulanan ketujuh beruntun—terpanjang sejak Januari 2018.
Namun, laju kenaikan terbatas karena komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve menekan ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan. Para analis menilai bahwa meskipun kinerja laba perusahaan cukup kuat, sinyal kehati-hatian dari The Fed membuat investor tetap waspada.
Kebijakan The Fed Menjadi Sorotan
The Fed memangkas suku bunga pada Rabu lalu, tetapi pernyataan hawkish dari Ketua Jerome Powell mengubah sentimen pasar. Kini, pelaku pasar hanya memperkirakan peluang 63% untuk pemangkasan suku bunga lanjutan di Desember, turun dari lebih dari 90% di awal pekan, berdasarkan data CME FedWatch Tool.
Beberapa pejabat Fed menegaskan bahwa keputusan Desember belum final. Raphael Bostic menyebut belum ada kepastian pemangkasan, sementara Beth Hammack terbuka terhadap reformasi target suku bunga kebijakan. Lorie Logan bahkan menilai bahwa pemangkasan sebelumnya seharusnya tidak dilakukan.
Sikap hawkish ini memperkuat dolar AS. Indeks dolar naik 0,31% ke 99,78, menekan euro ke level $1,1529. Yen Jepang sedikit menguat di 154,10 per dolar setelah pemerintah Tokyo menyatakan waspada terhadap pelemahan mata uang yang terlalu cepat.
Pergerakan Emas dan Komoditas Energi
Harga emas turun 1% pada akhir pekan karena tekanan dolar yang menguat. Meski begitu, logam mulia ini tetap mencatatkan kenaikan bulanan ketiga berturut-turut. Harga spot gold berada di $4.001,74 per ons, sementara kontrak berjangka Desember ditutup di $3.996,5 per ons.
Seorang analis menyebut bahwa komentar hawkish dari pejabat Fed “menghantam emas”, karena investor mulai menurunkan ekspektasi terhadap penurunan suku bunga lebih lanjut.
Sementara itu, minyak mentah WTI naik 0,68% menjadi $60,98 per barel dan Brent menguat tipis ke $65,07 per barel. Kenaikan harga didorong oleh kekhawatiran atas potensi eskalasi militer di Venezuela. Namun, pasokan global masih melimpah. Volume minyak di kapal tanker bahkan mencapai rekor 1,4 miliar barel, menandakan stok dunia masih tinggi.
Prospek Pasar ke Depan
Ringkasan Pasar & Proyeksi Ekonomi 03–07 November 2025 memperkirakan volatilitas pasar masih akan tinggi. Investor kini fokus pada data inflasi dan ketenagakerjaan AS yang akan dirilis pekan ini, untuk menilai kemungkinan langkah lanjutan The Fed.
Meski ada tekanan dari arah kebijakan moneter, tren positif pada saham teknologi dan stabilnya harga energi memberikan sinyal optimisme jangka pendek. Namun, kehati-hatian tetap diperlukan karena ketidakpastian kebijakan suku bunga berpotensi menahan laju penguatan hingga akhir tahun.
WEEK AHEAD
(03 – 07 November 2025)
Prospek Minggu Ini
Pasar global memasuki pekan pertama November dengan fokus pada perkembangan data ekonomi dan kebijakan moneter di berbagai negara. Penutupan pemerintahan Amerika Serikat yang berkepanjangan berpotensi menunda sejumlah rilis data utama, tetapi laporan dari sektor swasta dan hasil kinerja keuangan korporasi besar tetap akan memberikan petunjuk penting mengenai arah ekonomi global.
Laporan penting seperti ADP Employment Report, ISM PMIs, dan University of Michigan Consumer Sentiment Index akan menjadi sorotan utama di Amerika Serikat. Dari sisi korporasi, investor menantikan hasil keuangan dari Palantir, AMD, Berkshire Hathaway, McDonald’s, Qualcomm, dan ConocoPhillips. Sementara itu, beberapa bank sentral dunia seperti Bank of England, Reserve Bank of Australia, Riksbank Swedia, Norges Bank, serta bank sentral Brasil dan Meksiko akan mengumumkan keputusan suku bunganya.
Selain itu, pasar juga menunggu data industri dari Jerman dan Italia, laporan ketenagakerjaan Kanada, serta data inflasi dari Swiss, Korea Selatan, dan Turki. China dijadwalkan merilis data PMI sektor manufaktur dan jasa versi swasta yang akan memberi gambaran terbaru tentang aktivitas ekonomi negara tersebut.
Amerika
Krisis pemerintahan yang belum terselesaikan di AS memperpanjang penundaan rilis data resmi, tetapi pelaku pasar masih akan memperoleh sejumlah laporan penting terkait kondisi tenaga kerja dan aktivitas bisnis.
Laporan ADP Employment diperkirakan menunjukkan peningkatan 25.000 lapangan kerja pada Oktober, setelah sebelumnya turun 32.000 di September—penurunan terbesar sejak Maret 2023. Sementara itu, survei ISM Manufacturing diprediksi tetap menunjukkan kontraksi, tetapi aktivitas sektor jasa kemungkinan mengalami rebound.
Data lain yang akan dirilis mencakup Challenger job cuts, final S&P Global PMIs, consumer credit, dan inflation expectations. Musim laporan keuangan juga masih berlangsung dengan deretan emiten besar seperti Palantir, Berkshire Hathaway, Advanced Micro Devices, Uber, McDonald’s, Pfizer, Qualcomm, dan ConocoPhillips.
Investor juga akan mencermati pidato beberapa pejabat Federal Reserve serta pengumuman Treasury’s Quarterly Refunding, yang dapat memberikan sinyal tambahan mengenai arah kebijakan fiskal dan likuiditas pasar.
Eropa
Di Eropa, perhatian utama tertuju pada keputusan suku bunga Bank of England (BoE) yang diperkirakan akan menahan tingkat suku bunga tetap stabil. Namun, meningkatnya ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga muncul seiring tanda-tanda perlambatan ekonomi dan tekanan inflasi yang mulai mereda.
Selain Inggris, PMI sektor manufaktur dan jasa akan menjadi pusat perhatian di kawasan Eropa. Rilis penting lainnya meliputi factory orders, industrial production, dan trade data dari Jerman yang diperkirakan menunjukkan perbaikan setelah periode kontraksi.
Prancis akan merilis data perdagangan dan produksi industri, sementara Italia dijadwalkan mengumumkan penjualan ritel.
Asia Pasifik
Di kawasan Asia Pasifik, China diperkirakan melaporkan surplus perdagangan yang melebar hingga sekitar $100 miliar, meski data PMI resmi menunjukkan penurunan pesanan ekspor baru pada Oktober. PMI manufaktur dan jasa versi swasta akan memberi sinyal tambahan tentang kekuatan sektor produksi dan konsumsi domestik.
Di Jepang, perhatian tertuju pada pertumbuhan upah September, pengeluaran rumah tangga, serta indeks Tankan Reuters untuk November. Bank of Japan juga akan merilis notulen rapat kebijakan dari pertemuan September yang dapat memberi petunjuk arah kebijakan berikutnya.
Sementara itu, Reserve Bank of Australia (RBA) diperkirakan menahan suku bunga di 3,6% meski tekanan inflasi masih tinggi. Australia juga akan merilis neraca perdagangan, building permits, household spending, dan Ai Group Industry Index.
Data Mingguan Perdagangan Emas (27 – 31 Oktober 2025)
Open : 4.080,63 High : 4.109,21 Low : 3.886,52 Close : 4.001,84- Range : 222,69
GOLD PRE ANALYSIS
WEEKLY VALUE AREA
| WEEKLY SUPPORT | WEEKLY RESISTANCE |
| S1 3.889 | R1 4.112 |
| S2 3.776 | R2 4.222 |
| S3 3.666 | R3 4.335 |
Gold Outlook : Bullish
Data Mingguan Perdagangan US Oil (27 – 31 Oktober 2025)
Open : 61.82 High : 62,15 Low : 59,63 Close : 60,82 Range : 2,52
OIL PRE ANALYSIS
WEEKLY VALUE AREA
| WEEKLY SUPPORT | WEEKLY RESISTANCE |
| S1 59,58 | R1 62,10 |
| S2 58,35 | R2 63,39 |
| S3 57,06 | R3 64,62 |
Oil Outlook : Bearish
Dapatkan update seputar Pasar saham global trading di tpfx.co.id . Buka akun demonya disini GRATISS. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda.
Selamat trading dan semoga sukses!
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan pergerakan emas masih cenderung bullish pada time frame H4. Level pivot berada di kisaran 3.980. Selama harga bergerak di atas area tersebut, peluang penguatan masih terbuka. Emas berpotensi menguji zona resistance 4.045–4.100.







Grafik XAU/USD pada timeframe H4 menunjukkan bahwa harga saat ini berada dalam fase pemulihan setelah tren turun yang cukup tajam. Harga bergerak di bawah SMA 50 yang menurun, menandakan tren jangka menengah masih bearish. Namun, terdapat potensi perubahan arah jika harga mampu menembus area resistance kunci di sekitar 4.060 yang bertepatan dengan SMA 50. Selama harga masih tertahan di bawah area ini, kenaikan yang terjadi cenderung bersifat pullback sebelum melanjutkan penurunan menuju support di 4.007, 3.982, dan 3.960.
Grafik WTI Crude Oil pada timeframe H4 memperlihatkan harga sedang bergerak mendatar setelah sebelumnya mengalami penurunan tajam. Saat ini, harga berada tepat di sekitar garis SMA 50 (biru), yang menjadi area keseimbangan antara buyer dan seller. Selama harga mampu bertahan di atas SMA 50 dan menembus resistance terdekat di 60,66, maka ada peluang penguatan lanjutan menuju 61,38 dan 62,02. Skenario bullish ini akan semakin kuat jika RSI berhasil naik melewati level 50, menandakan peningkatan momentum beli.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan EUR/USD masih berada dalam tren bullish pada time frame H4, dengan level pivot di 1.1595. Selama harga tetap bergerak di atas level tersebut, peluang kenaikan diperkirakan masih terbuka untuk menguji area resistance 1.1645–1.1690.




Pergerakan emas di timeframe H4 menunjukkan tren menurun setelah gagal mempertahankan level di atas area resistance 4.008–4.056 yang kini berubah menjadi zona supply. Harga saat ini bergerak di bawah garis SMA 50, menandakan momentum bearish masih dominan.
Pergeraan US Oil pada timeframe H4 menunjukkan tren naik jangka menengah yang masih terjaga, terlihat dari posisi harga yang masih bergerak di atas garis SMA 50. Saat ini harga mengalami koreksi ringan setelah gagal menembus resistance di area 61,64–62,02. Selama harga bertahan di atas area support 59,27 dan garis SMA 50, tekanan beli masih berpotensi mendominasi dengan peluang rebound menuju 60,66 hingga 61,64.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan USD/CAD pada time frame H4 masih berada dalam tren bearish, dengan level pivot di 1.3970. Selama harga bergerak di bawah level tersebut, potensi penurunan masih terbuka untuk menguji area support di 1.3910–1.3860.
