Dollar AS Melemah di Tengah Data Pekerjaan yang Lemah
Dollar AS melemah setelah data menunjukkan sektor swasta kehilangan 32.000 pekerjaan bulan lalu. Angka ini jauh di bawah ekspektasi kenaikan 50.000 pekerjaan. Pelemahan pasar tenaga kerja memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga dua kali lagi tahun ini.
Terhadap yen, dollar AS jatuh ke level terendah dua pekan di 147.07. Dollar AS juga turun ke posisi terendah satu pekan terhadap euro dan sterling. Indeks dollar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama merosot ke level terendah mingguan di 97.68.
Shutdown Pemerintah Tekan Dollar dan Pasar
Shutdown pemerintah AS menambah tekanan terhadap dollar AS . Penutupan ini menghentikan rilis data penting seperti nonfarm payrolls, sehingga pasar mengandalkan laporan ADP sebagai rujukan. Situasi ini membuat pasar semakin waspada karena kebuntuan politik berpotensi memperburuk outlook ekonomi.
Presiden Donald Trump memperingatkan Partai Demokrat bahwa membiarkan pemerintah tetap ditutup akan memberinya ruang untuk mengambil tindakan yang “tidak dapat diubah,” termasuk menutup program-program penting bagi mereka. Shutdown ini juga berdampak langsung pada perekonomian, dengan sekitar 750.000 pegawai federal dirumahkan dan kerugian diperkirakan mencapai $400 juta per hari.
Sejumlah analis menilai kondisi ini membuat dollar kehilangan statusnya sebagai aset yang stabil. Kekhawatiran investor meningkat seiring dengan potensi perlambatan ekonomi akibat penutupan pemerintahan.
Pasar Saham AS Bergerak Beragam
Di tengah pelemahan dolar AS dan shutdown pemerintah, pasar saham AS bergerak tidak menentu. Indeks S&P 500 ditutup naik 0,3%, sementara Nasdaq Composite menguat 0,4%. Sebaliknya, Dow Jones Industrial Average relatif datar.
Kenaikan moderat di Wall Street ikut mendorong indeks global. MSCI All-World Index menguat 0,4% mengikuti pergerakan pasar AS. Di Eropa, STOXX 600 naik 1,2% mendekati rekor tertinggi, didorong oleh sektor kesehatan. Indeks utama lain seperti FTSE 100 Inggris dan SMI Swiss juga menguat, terutama karena optimisme bahwa sektor farmasi bisa terhindar dari tarif impor AS setelah tercapai kesepakatan harga obat dengan Pfizer.
Harga Emas Cetak Rekor Baru
Emas naik ke rekor tertinggi $3,895 per ons di tengah dollar AS melemah dan meningkatnya permintaan aset aman. Pada perdagangan terakhir, harga spot tercatat di $3,861 per ons. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS ditutup 0,6% lebih tinggi di $3,897.5.
Pelemahan dollar AS dan ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed mendorong minat investor pada emas. Penundaan rilis data ketenagakerjaan resmi juga menambah daya tarik emas sebagai lindung nilai.
Harga Minyak Tertekan
Sementara itu, harga minyak melanjutkan penurunan tiga hari berturut-turut. WTI turun 0,9% menjadi $61.78 per barel, level terendah sejak Mei, sementara Brent ditutup di $65.35 per barel, level terendah sejak Juni.
Kekhawatiran terhadap ekonomi global akibat shutdown pemerintah AS serta rencana peningkatan produksi OPEC+ pada bulan depan menekan harga minyak. Analis memperkirakan OPEC+ dapat meningkatkan produksi hingga 500.000 barel per hari pada November.
Prospek harga Emas Kamis | 02 Oktober 2025
Harga emas pada grafik H4 masih bergerak dalam tren naik, ditunjukkan oleh posisi harga yang berada di atas SMA 50 sebagai support dinamis utama. Level FE 61,8 di sekitar 3895 telah tercapai dan memicu koreksi di bawah area tersebut. Saat ini, support terdekat berada pada area 3.835. Selama harga mampu bertahan di atas 3.835, koreksi ini dapat dianggap sebagai pullback normal dengan potensi melanjutkan kenaikan menuju FE 100 di sekitar 3.942 hingga area psikologis 4.000.
Namun, jika penurunan berlanjut dan menembus 3.835, maka harga berpeluang menguji SMA 50 di sekitar 3.792 sebagai support berikutnya. Dengan demikian, bias utama tetap bullish selama harga bergerak di atas SMA 50.
GOLD INTRADAY AREA
R1 3.895 R2 3.942 R3 4.000
S1 3.835 S2 3.810 S3 3.792
| OPEN POSITION | BUY |
| Price Level | 3.840 |
| Profit Target Level | 3.880 |
| Stop Loss Level | 3.810 |
| OPEN POSITION | SELL |
| Price Level | 3.886 |
| Profit Target Level | 3.840 |
| Stop Loss Level | 3.905 |
Prospek harga US Oil Kamis | 02 Oktober 2025
Pergerakan US Oil pada grafik H4 terlihat masih dalam tekanan bearish setelah mengalami penurunan tajam dan kini menguji area support 61,60–60,84 yang ditandai zona merah. RSI berada di area oversold di bawah level 30, mengindikasikan potensi jenuh jual yang dapat memicu pantulan teknikal. Jika harga mampu bertahan di atas 61,60, peluang rebound terbuka menuju resistance 62,36 hingga 63,23, bahkan 63,86.
Namun, bila penurunan berlanjut dan support 60,84 ditembus, tekanan bearish berpotensi mendorong harga lebih rendah ke area 59,83. Untuk saat ini, reaksi harga di zona support akan menjadi kunci arah pergerakan berikutnya.
US Oil INTRADAY AREA
R1 62,36 R2 63,23 R3 63,86
S1 61,60 S2 60,84 S3 59,83
| OPEN POSITION | BUY |
| Price Level | 61,60 |
| Profit Target Level | 62,36 |
| Stop Loss Level | 60,84 |
| OPEN POSITION | SELL |
| Price Level | 63,10 |
| Profit Target Level | 62,00 |
| Stop Loss Level | 63,90 |
Dapatkan update seputar pasar dari instrument lainnya di tpfx.co.id . Buka akun demonya disiniGRATISS.
Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda. Selamat trading dan semoga sukses!
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan emas pada time frame H4 masih berada dalam tren bullish dengan level pivot di 3.834. Selama harga bertahan di atas level tersebut, peluang kenaikan berlanjut dengan target resistance terdekat di 3.905. Jika resistance ini berhasil ditembus, maka potensi penguatan dapat berlanjut menuju area 3.925–3.950.







Pergerakan emas di time frame H4 menunjukkan tren naik yang masih kuat dengan harga bergerak di atas garis SMA 50 sebagai support dinamis. Sebelumnya harga mencetak all time high lalu terkoreksi, dan saat ini harga berada sedikit di atas level pivot point 3.840 serta baru saja membentuk pola hammer yang mengindikasikan potensi kelanjutan tren bullish.
Pergerakan US Oil pada time frame H4 menunjukkan tekanan bearish yang cukup kuat dengan harga saat ini bergerak di bawah SMA 50 yang kini berperan sebagai resistance dinamis. Setelah gagal menembus area resistance 63,23, harga terus melemah.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan AUD/USD masih cenderung bullish pada time frame saat ini, dengan level pivot berada di 0,6575. Selama harga bertahan di atas level tersebut, peluang penguatan berpotensi berlanjut dengan fokus menguji resistance terdekat di 0,6635. Resistance berikutnya berada di area 0,6650–0,6665.


Pergerakan emas di time frame H4 menunjukkan tren naik yang masih terjaga dengan harga bergerak di atas SMA 50, namun indikator RSI sudah berada di area overbought sekitar 71 yang mengindikasikan potensi jenuh beli. Saat ini harga mendekati resistance R1 di area 3.855 dengan peluang melanjutkan kenaikan menuju R2 di 3.881 dan R3 di 3.929 jika momentum bullish berlanjut, sementara support terdekat ada di PP 3.807 dan S1 3.781 yang bisa menjadi area pullback jika terjadi koreksi.
Pergerakan US Oil di time frame H4 masih berada dalam area konsolidasi dengan batas atas 65,39 dan batas bawah 60,84. Saat ini harga gagal bertahan di atas zona tengah dan menembus SMA 50. Indikator RSI turun ke level 36,17 yang menunjukkan tekanan bearish cukup kuat.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan USD/JPY masih berada dalam tren bearish pada time frame H4, dengan level pivot di 148.70. Selama harga bergerak di bawah level tersebut, peluang penurunan masih terbuka untuk menguji area support di 148.10–147.20.
