FLASH NEWS
Economic News & Analysis
Pasar Asia kembali terguncang pada awal pekan ini seiring meningkatnya kekhawatiran terhadap perang dagang global dan risiko resesi yang kian membayangi. Sentimen negatif yang mencuat di Wall Street turut menyeret bursa-bursa regional ke zona merah, dengan penurunan tajam pada indeks berjangka AS menandakan gelombang tekanan yang belum mereda.
Futures S&P 500 terjun 4,79%, sementara Nasdaq futures ambles 5,78%. Aksi jual ini menambah daftar kerugian hampir USD 6 triliun di pasar minggu lalu. Di Asia, kontrak berjangka Nikkei jatuh 3,9%, mengindikasikan potensi koreksi hingga 3.000 poin saat pasar spot kembali dibuka.
Pasar energi pun ikut terseret dalam tekanan. Harga minyak mentah Brent turun lebih dari USD 2 ke level USD 63,46 per barel, sementara minyak WTI AS jatuh ke bawah USD 60 per barel. Ketidakpastian terhadap pertumbuhan ekonomi global memicu kekhawatiran akan melemahnya permintaan energi ke depan.
Ketegangan antara Amerika Serikat dan China kian tajam setelah kedua belah pihak menunjukkan sikap keras dalam kebijakan tarif. Sinyal bahwa AS tidak akan melunak dalam waktu dekat, ditambah dengan langkah balasan dari China, memperburuk persepsi risiko di kalangan investor. Pasar mulai mempertimbangkan bahwa ketegangan yang berkepanjangan dapat mendorong ekonomi global ke jurang resesi.
Lonjakan minat terhadap aset aman terlihat dari kenaikan tajam pada futures obligasi AS, yang melonjak satu poin penuh—gerakan yang jarang terjadi selama sesi perdagangan Asia. Sementara itu, pasar swap suku bunga mulai mem-price-in potensi pemangkasan suku bunga The Fed seawal bulan Mei, dengan probabilitas mencapai 70%. Meskipun pernyataan resmi bank sentral AS belum menunjukkan urgensi dalam pelonggaran kebijakan, ekspektasi pasar menunjukkan sebaliknya.
Di pasar mata uang, dollar AS melemah terhadap yen Jepang yang dikenal sebagai aset safe haven, sementara euro relatif stabil. Para investor menilai bahwa kebijakan perdagangan AS yang agresif berpotensi mengubah arah pemulihan ekonomi yang selama ini masih berjalan.
Tekanan juga muncul dari sisi inflasi. Meskipun data harga konsumen AS yang akan dirilis pekan ini diperkirakan menunjukkan kenaikan yang moderat, efek jangka panjang dari tarif diperkirakan akan mendorong harga lebih tinggi—terutama pada sektor kebutuhan pokok seperti pangan dan otomotif. Hal ini memberi tekanan tambahan pada margin keuntungan perusahaan, tepat saat musim laporan keuangan kuartalan dimulai.
Sebagian analis memperkirakan perusahaan-perusahaan besar AS akan lebih berhati-hati dalam memberikan proyeksi laba, mengingat ketidakpastian yang tengah berlangsung. Banyak dari mereka kemungkinan akan memilih untuk menahan guidance jangka pendek maupun tahunan, di tengah ancaman penurunan margin akibat biaya produksi yang meningkat.
Bahkan emas, yang biasanya menjadi pelindung nilai di saat volatilitas, ikut tergelincir 0,7% ke USD 3.013 per ounce. Pelemahan ini mengindikasikan bahwa sebagian investor mulai mencairkan aset-aset yang masih mencetak keuntungan, guna menutup kerugian atau memenuhi panggilan margin di pasar lainnya. Kondisi ini berpotensi mempercepat tekanan jual lintas aset dalam skenario penjualan panik yang saling memicu.
Secara keseluruhan, pasar menghadapi tekanan dari berbagai sisi—ketegangan geopolitik, prospek perlambatan ekonomi, serta ketidakpastian kebijakan moneter. Kombinasi ini menjadikan pekan ini sebagai ujian penting bagi ketahanan pasar global.
Prospek Harga Emas Hari Senin (07/04)
Harga emas pada grafik H4 menunjukkan tekanan bearish yang semakin kuat setelah menembus support kunci di level Fibonacci 50,0% di 3.000. Penurunan ini membawa harga menuju area support berikutnya di level 61,8% Fibonacci retracement yang berada di sekitar 2.960. Saat ini, harga sedang menguji level tersebut, dan jika terjadi penutupan di bawah 2.960, maka penurunan berpotensi berlanjut ke support selanjutnya di 2.930 dan 2.905. Tekanan jual masih dominan dengan harga yang bergerak di bawah garis SMA 50 dan indikator RSI berada di bawah level 30, mencerminkan kondisi oversold namun belum menunjukkan sinyal pembalikan yang meyakinkan.
Sebaliknya, jika harga mampu bertahan di atas 2.960 dan terjadi pantulan yang valid, maka potensi rebound menuju area resistance di 3.000 hingga 3.040 dapat terjadi sebagai fase korektif dalam tren menurun.
Data Perdagangan pada hari Jumat (04/04)
Open: 3.114,04 High: 3.136,57 Low: 3.015,70 Close: 3.038,28 Range: 120,87
GOLD INTRADAY AREA
R1 3.000 R2 3.040 R3 3.089
S1 2.960 S2 2.930 S3 2.905
| OPEN POSITION | BUY |
| Price Level | 2.960 |
| Profit Target Level | 2.995 |
| Stop Loss Level | 2.930 |
| OPEN POSITION | SELL |
| Price Level | 3.040 |
| Profit Target Level | 3.010 |
| Stop Loss Level | 3.060 |
Prospek Harga Minyak Hari Senin (07/04)
Pergerakan US Oil pada grafik H4 menunjukkan perubahan arah yang tajam dari tren bullish menjadi bearish setelah gagal menembus resistance 72,55 dan membentuk gap turun signifikan di bawah pivot point 63,30. Penurunan ini juga menembus support kunci 66,14 dan 69,71, yang kini bertindak sebagai resistance baru, diperkuat oleh posisi SMA 50 yang mulai bergerak di atas harga.
RSI berada pada level ekstrem oversold di 15,96, namun belum terlihat tanda-tanda pembalikan arah. Jika tekanan jual berlanjut, harga berpotensi menuju support berikutnya di 56,89 hingga 53,32, sementara peluang pullback kemungkinan hanya akan tertahan di area gap dekat 63,30.
Data perdagangan pada hari Jumat (04/04)
Open: 66,62 High: 66,86 Low: 60,45 Close: 62,58 Range: 6,41
OIL INTRADAY AREA
R1 66,14 R2 69,71 R3 72,55
S1 59,73 S2 56,89 S3 53,32
| OPEN POSITION | BUY |
| Price Level | 57,00 |
| Profit Target Level | 59,00 |
| Stop Loss Level | 60,00 |
| OPEN POSITION | SELL |
| Price Level | 62,50 |
| Profit Target Level | 60,00 |
| Stop Loss Level | 63,50 |
Pekan depan, perhatian pasar masih akan tertuju pada dinamika perang dagang, khususnya dampak dari tarif baru yang diberlakukan oleh AS dan potensi langkah balasan dari negara-negara lain. Ketidakpastian ini diperkirakan akan terus membayangi pergerakan pasar, sembari para pelaku pasar menantikan sederet data ekonomi penting yang bisa memberi sinyal arah kebijakan moneter ke depan.
Secara teknikal, analisis dari Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan harga emas masih berada dalam tren bearish pada time frame H4, dengan level pivot berada di 3.108. Selama harga tetap bergerak di bawah level ini, tekanan turun diperkirakan berlanjut menuju area support di kisaran 3.063 hingga 3.036.




Pergerakan emas pada time frame H4 menunjukkan tren bullish dengan adanya kenaikan harga yang signifikan sejak akhir Februari. Harga saat ini sedang menguji level pivot point (PP) di 3110.61 setelah mengalami koreksi dari level resistance R1 di 3167.09. Tren naik masih didukung oleh garis tren biru yang berfungsi sebagai support dinamis. Jika harga mampu bertahan di atas garis tren dan level pivot, ada peluang untuk melanjutkan kenaikan menuju R1, bahkan ke R2 di 3224.15.
Dari perspektif teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa US Oil masih cenderung bearish pada time frame H4, dengan level pivot di 69,75. Selama harga tetap berada di bawah level ini, tekanan jual berpotensi berlanjut untuk menguji area support di 68,80-68,25.


Pergerakan US Oil pada timeframe H4 menunjukkan bahwa tren sebelumnya bullish, namun kenaikan tertahan di resistance 72.07 sebelum mengalami tekanan jual signifikan. Harga kemudian turun tajam dengan langsung membentuk gap dan menembus support 70.61, yang kini berfungsi sebagai resistance terdekat. Pergerakan harga di bawah level ini mengindikasikan potensi pembalikan tren ke bearish, terutama dengan SMA 50 yang mulai bergerak di atas harga, memperkuat kemungkinan perubahan arah.
