Pasar Saham Melemah di Tengah Kekhawatiran Koreksi Global
Pasar saham melemah pada perdagangan Selasa karena meningkatnya kekhawatiran akan koreksi besar di pasar ekuitas global. CEO dari beberapa bank besar, termasuk Goldman Sachs dan Morgan Stanley, memperingatkan bahwa pasar saham bisa menghadapi koreksi lebih dari 10% dalam dua tahun mendatang.
Saham-saham teknologi menjadi beban utama. Nvidia turun 4%, sementara indeks semikonduktor juga melemah 4%. Palantir Technologies anjlok lebih dari 8% meskipun melaporkan kinerja kuat pada kuartal ini dan memberikan proyeksi pendapatan kuartal keempat di atas ekspektasi pasar. Lonjakan permintaan terhadap teknologi kecerdasan buatan tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan Palantir, tetapi aksi ambil untung menekan harga sahamnya.
Investor terkenal Michael Burry, yang dikenal karena keberhasilannya saat krisis 2008, tercatat memasang posisi bearish terhadap Nvidia dan Palantir, memperkuat sentimen negatif di sektor teknologi. Akibatnya, S&P 500 turun 1,17%, Nasdaq jatuh 2,04%, dan Dow Jones melemah 0,53%. Indeks global MSCI turun 1,14%, sementara STOXX 600 Eropa merosot 0,3%.
Kondisi pasar saat ini menunjukkan bahwa pasar saham melemah bukan hanya reaksi sesaat, melainkan sinyal bahwa investor mulai bersiap menghadapi periode koreksi yang lebih dalam
Dolar Menguat, Imbal Hasil Treasury Menurun
Dolar AS naik ke level tertinggi empat bulan terhadap euro setelah sentimen pasar beralih ke aset aman. Penguatan dolar didukung oleh menurunnya harapan pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve. Ketidaksepahaman di internal The Fed membuat pasar ragu apakah akan ada pemotongan suku bunga tambahan tahun ini.
The Fed memang menurunkan suku bunga pekan lalu, namun Ketua Jerome Powell menegaskan bahwa langkah tersebut tidak berarti siklus pelonggaran akan berlanjut. Tiga pejabat The Fed pada Senin menyatakan keraguan atas kemungkinan pelonggaran kebijakan tambahan bulan depan, memperingatkan bahwa inflasi masih menjadi risiko meski pasar tenaga kerja mulai melunak.
Saat ini, peluang pemotongan suku bunga pada Desember turun menjadi 65%, jauh di bawah 94% pada pekan sebelumnya, menurut CME FedWatch. Investor kini menantikan data tenaga kerja swasta AS untuk mencari petunjuk lebih jelas tentang arah kebijakan moneter ke depan.
Euro melemah untuk sesi kelima berturut-turut ke posisi terendah sejak Agustus di 1,148 dolar, sementara poundsterling juga turun 0,72% ke 1,3044 dolar setelah Menteri Keuangan Inggris memperingatkan “pilihan sulit” pada anggaran mendatang. Di sisi lain, yen sedikit menguat, namun masih mendekati posisi terlemah dalam 8,5 bulan terakhir.
Bitcoin, Minyak, dan Komoditas Mengikuti Tren Pelemahan
Selain pasar saham melemah, aset berisiko lain juga tertekan. Bitcoin turun tajam 6,45%, menembus di bawah 100.000,00 untuk pertama kalinya sejak Juni. Sentimen risk-off membuat investor menarik diri dari aset kripto, sementara penguatan dolar memperburuk tekanan jual.
Harga minyak mentah WTI juga turun ke bawah 61,00 per barel setelah empat hari penguatan beruntun. Penurunan ini terjadi meski OPEC+ berencana menghentikan penambahan produksi antara Januari dan Maret tahun depan. Kelompok produsen tersebut sebelumnya menyepakati kenaikan kecil untuk Desember, namun langkah penghentian sementara dilakukan karena permintaan musiman yang lemah.
Kekhawatiran terhadap kelebihan pasokan global tetap tinggi, dengan prediksi surplus pasokan pada 2026 akibat peningkatan produksi dari negara anggota dan non-anggota OPEC. Namun, beberapa analis memperingatkan risiko pasokan masih ada, terutama setelah AS memperketat sanksi terhadap perusahaan minyak Rusia seperti Rosneft dan Lukoil. Serangan drone Ukraina ke pelabuhan Tuapse di Laut Hitam juga memicu kekhawatiran tambahan setelah membakar kapal tanker dan melumpuhkan fasilitas pemuatan di kilang Rosneft.
Emas Tertekan di Bawah 4.000 karena Ekspektasi The Fed Memudar
Harga emas turun tajam, dengan spot gold merosot 1,69% ke 3.933,67 per ons dan sempat berada di bawah 4.000,00. Penurunan ini disebabkan oleh berkurangnya ekspektasi pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed.
Tiga pejabat Federal Reserve pada Senin memperingatkan bahwa inflasi masih menjadi ancaman, meskipun pasar tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda pelonggaran. Pernyataan ini muncul setelah pemotongan suku bunga pekan lalu, yang oleh Ketua Jerome Powell disebut mungkin menjadi penurunan terakhir di tahun ini.
Peluang pemotongan suku bunga Desember kini turun menjadi 65%, dibandingkan lebih dari 90% pada minggu sebelumnya. Investor akan mengamati laporan tenaga kerja swasta AS yang tertunda akibat penutupan sebagian pemerintah, untuk mencari sinyal kebijakan berikutnya.
Selain itu, permintaan terhadap emas sebagai aset aman melemah setelah Amerika Serikat dan China mencapai kesepakatan untuk memperpanjang gencatan tarif, mengurangi hambatan ekspor, serta menurunkan ketegangan perdagangan. Langkah China untuk mengakhiri insentif pajak penjualan emas juga berpotensi menekan permintaan di pasar domestik.
Prospek harga Emas Rabu | 05 November 2025
Pergerakan emas pada timeframe H4 menunjukkan tren menurun yang masih berlanjut. Harga gagal menembus area resistance di sekitar 4.027 dan kini bergerak di bawah SMA 50. Kondisi ini menandakan dominasi seller masih kuat. Saat ini harga berkonsolidasi di bawah level 3.978. Jika tekanan jual berlanjut, harga berpotensi turun menuju area support 3.914. Bila level ini tertembus, target berikutnya berada di kisaran 3.836 hingga 3.862. Struktur ini memperlihatkan tren bearish yang masih solid dalam jangka pendek.
Indikator RSI berada di kisaran 37, memperlihatkan momentum bearish yang masih cukup kuat namun mulai mendekati area oversold. Selama harga tetap di bawah 4.000, skenario bearish lebih dominan, dengan potensi pullback terbatas sebelum melanjutkan pelemahan.
GOLD INTRADAY AREA
R1 3.978 R2 4.000 R3 4.027
S1 3.914 S2 3.888 S3 3.862
| OPEN POSITION | BUY |
| Price Level | 3.915 |
| Profit Target Level | 3.950 |
| Stop Loss Level | 3.885 |
| OPEN POSITION | SELL |
| Price Level | 3.975 |
| Profit Target Level | 3.920 |
| Stop Loss Level | 4.005 |
Prospek harga US Oil Rabu | 05 November 2025
Pergerakan US Oil pada timeframe H4 menunjukkan kecenderungan melemah. Harga gagal menembus area resistance di sekitar 61,00–61,38 dan tertahan di bawah garis tren menurun serta SMA 50. Pola harga masih membentuk lower high, menandakan tekanan jual tetap dominan.
Indikator RSI juga menurun searah dengan pergerakan harga. Ini mengonfirmasi bahwa momentum bearish masih bertahan. Selama harga bergerak di bawah 60,66–61,00, peluang penurunan menuju area support 59,70 hingga 58,91 tetap terbuka. Sebaliknya, penembusan di atas 61,00 bisa menjadi sinyal perubahan arah menuju fase netral hingga bullish.
US Oil INTRADAY AREA
R1 60,66 R2 61,00 R3 61,38
S1 59,70 S2 59,27 S3 58,91
| OPEN POSITION | BUY |
| Price Level | 60,00 |
| Profit Target Level | 60,60 |
| Stop Loss Level | 59,60 |
| OPEN POSITION | SELL |
| Price Level | 60,65 |
| Profit Target Level | 60,00 |
| Stop Loss Level | 61,05 |
Dapatkan update seputar pasar dari instrument lainnya di tpfx.co.id . Buka akun demonya disiniGRATISS.
Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda. Selamat trading dan semoga sukses!


Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan GBP/USD masih cenderung bearish pada time frame H4, dengan level pivot di 1.3105. Selama harga bergerak di bawah level tersebut, tekanan jual diperkirakan berlanjut untuk menguji area support di 1.3030–1.2950.





Pergerakan harga emas pada grafik H4 tampak sideways dengan tekanan jual yang masih dominan, mengingat harga tetap bergerak di bawah garis SMA 50 yang berfungsi sebagai resistance dinamis. Upaya kenaikan harga tertahan di area 4.027–4.046, sementara support terdekat terlihat di kisaran 3.971 dan 3.948.
Pergerakan harga US Oil pada grafik H4 menunjukkan potensi penguatan setelah harga berhasil bertahan di atas garis SMA 50 yang kini berperan sebagai support dinamis. Selama harga tetap di atas area 60,66, peluang untuk melanjutkan kenaikan menuju resistance 61,36 hingga 62,02 masih terbuka.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan US Oil pada time frame harian masih berada dalam tren bullish, dengan level pivot di 60,75. Selama harga bertahan di atas level tersebut, peluang kenaikan diperkirakan masih terbuka untuk menguji area resistance 61,95–62,40.








Pergerakan emas di time frame H4 menunjukkan tren menurun setelah gagal bertahan di atas area resistance di sekitar 4.027, dengan harga saat ini bergerak di bawah garis SMA 50 yang berfungsi sebagai resistance dinamis. Struktur harga membentuk lower high, mengindikasikan tekanan jual masih dominan.
Grafik WTI Crude Oil H4 menunjukkan potensi pergerakan bullish setelah harga berhasil menembus dan bertahan di atas garis MA biru yang kini berfungsi sebagai support dinamis. Struktur harga membentuk pola higher low, menandakan tekanan beli yang meningkat. Jika harga mampu menembus resistance di 61,38, maka potensi kenaikan dapat berlanjut menuju area 62,02 hingga 62,58.
Prospek Minggu Ini
